Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Pemulangan Prasasti Pucangan: Batu kok Dipulangin, Pentingnya Apa?

Nadia Ayu Setiyaningbudi oleh Nadia Ayu Setiyaningbudi
8 November 2022
A A
Pemulangan Prasasti Pucangan: Batu kok Dipulangin, Pentingnya Apa?

Pemulangan Prasasti Pucangan: Batu kok Dipulangin, Pentingnya Apa? (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sebuah akun twitter dengan jumlah pengikut lebih dari 14 ribu akun, yaitu @motherlander, baru-baru ini membuat ulasan tentang proses pemulangan sebuah prasasti penting yang sudah lebih dari dua ratus tahun berada di India. Berdasarkan cuitan tersebut, diketahui bahwa proses pemulangan prasasti itu kini sudah mulai menemui titik terang. Benda bersejarah itu adalah Prasasti Pucangan yang merupakan peninggalan dari Maharaja Airlangga, yang dibuat pada 981 tahun yang lalu atau tepatnya pada tanggal 6 November 1041.

Pemerintah akan membawa pulang prasasti penting peninggalan Mahārāja Airlangga yang dibuat 981 tahun lalu (6 November 1041). Upaya pemulangan Prasasti Pucangan -berada di India sejak Juli 1813- yang sudah berlangsung beberapa tahun terakhir mulai memperlihatkan titik terang pic.twitter.com/wIaDYLtnYh

— Odyssey to the Far East (@motherlander) November 6, 2022

Prasasti Pucangan menjadi penting karena isi dari prasasti tersebut merupakan sejarah singkat Airlangga yang merupakan bagian dari sejarah bangsa yang kaya akan nilai-nilai budaya. Menurut informasi yang beredar, prasasti ini bisa sampai ke India karena dibawa sebagai rampasan perang, dan ada juga yang menyebutkan bahwa prasasti ini dibawa oleh Thomas Stamford Raffles. Namun, alasan sebenarnya mengapa prasasti tersebut bisa berada di India masih akan diteliti.

Tentu saja, cuitan dari @motherlander ini kemudian mendapatkan berbagai komentar dari warganet. Dari banyaknya komentar yang ada, setidaknya ada beberapa warganet pesimis yang berkomentar tentang keresahan mereka akan kondisi prasasti tersebut setelah kembali ke Indonesia. Ada warganet yang berkomentar, “Apakah akan terawat?”, bahkan sampai ada yang ngotot minta jangan dipulangkan karena biaya pemulangan yang mahal dan lebih baik anggarannya dialokasikan untuk hal lainnya.

Warganet seperti ini tentu saja sasaran empuk bagi mereka yang sering berkunjung ke museum. Akun @bdarma0808 berkomentar, “Yang bilang di Indo ntar prasastinya blangsak ga dipelihara, coba sesekali main ke Museum Nasional di Jakarta cmiiw”. Cuitan tersebut langsung ditanggapi oleh si pemilik utasan, “Anggap saja survei netizen +62 yang functionally illiterate”. Waduh, tamparan keras!

Meskipun demikian, ada banyak warganet yang justru cinta damai antiribut sambil berimajinasi bahwa prasasti tersebut mirip dengan poneglyph yang merupakan sebuah prasasti dalam serial One Piece. Duh, warganet memang kreatif!

Berdasarkan reaksi-reaksi warganet di utasan @motherlander tentang wacana pemulangan Prasasti Pucangan tersebut, setidaknya kita tahu bahwa ternyata masih ada beberapa masyarakat Indonesia yang masih kurang percaya terhadap instansi pemerintahan, dalam menjaga kelestarian benda cagar budaya seperti prasasti ini. Suka tidak suka, kurangnya rasa percaya tersebut bisa jadi memang karena kekurangan dari instansi pemerintah itu sendiri. Tetapi, bisa juga karena mereka-mereka ini belum melihat wajah baru museum yang tampaknya kini sudah sangat berubah.

Perlu diketahui bahwa kini banyak museum yang sudah mulai rebranding untuk menghilangkan kesan angkernya. Hal ini pun sejalan dengan tren berkencan di museum atau museum dating yang kian menjamur. Tentu saja, belum semua museum memiliki kualitas yang sama baiknya, tetapi harapannya satu persatu nantinya akan menanggalkan kesan angkernya sehingga minat kunjungan ke museum pun semakin meningkat, dan warganet pun akhirnya tahu bahwa benda cagar budaya di Indonesia juga dirawat dengan sebaik-baiknya.

Baca Juga:

4 Salah Kaprah Jurusan Sejarah yang Terlanjur Melekat dan Dipercaya Banyak Orang

Dari Sekian Banyak Jurusan Pendidikan, Pendidikan Sejarah Adalah Jurusan yang Tidak Terlalu Berguna

Dengan demikian, sudah seharusnya pemulangan Prasasti Pucangan ini tidak menjadi perdebatan. Bagaimana pun, prasasti ini memiliki nilai penting bagi sejarah bangsa, sehingga sudah seharusnya benda ini berada di negara asalnya dan dirawat dengan sebaik-baiknya. Lagi pula, sebelumnya Indonesia juga sudah sering melakukan repatriasi atau pengembalian benda cagar budaya dari negara lain seperti Belanda. Hal ini berarti bahwa wacana pemulangan Prasasti Pucangan ini merupakan sebuah komitmen yang serius, di mana nantinya prasasti ini memang akan benar-benar dijaga kelestariannya, bukan hanya sekadar lapar mata belaka.

Penulis: Nadia Ayu Setiyaningbudi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Alasan Anak Sejarah Itu Pacar Ideal: Ngerawat Prasasti Saja Telaten, Apalagi Hatimu

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 8 November 2022 oleh

Tags: prasasti pucangansejarah
Nadia Ayu Setiyaningbudi

Nadia Ayu Setiyaningbudi

Arkeolog kecil-kecilan nyambi jadi penulis dan pengisi suara panggilan. Tinggal, lahir, dan besar di Sleman, tetapi (sempat) hidup di Magelang. Instagram @nadiasetiyabudi.

ArtikelTerkait

Sejarah Senggakan: Awalnya Pelengkap, Kini Jadi Menu Utama

Sejarah Senggakan: Awalnya Pelengkap, Kini Jadi Menu Utama

6 April 2022
3 Film Korea tentang Pergerakan Gwangju yang Bikin Nangis

3 Film Korea tentang Pergerakan Gwangju yang Bikin Nangis

26 Februari 2022
micin

Banggalah Jadi Budak Micin, Perdebatan soal Tidak Sehatnya MSG Bukan Perkara

2 Desember 2020
Kisah Fakboi Ken Arok yang Mampu Taklukkan Hati Ken Dedes mojok.co

Kisah Fakboi Ken Arok yang Mampu Taklukkan Hati Ken Dedes

26 Agustus 2020
Kendal, Kabupaten di Jawa Tengah dengan Kekayaan Harta Sejarah Zaman Belanda (Unsplash.com)

Kendal, Kabupaten di Jawa Tengah dengan Kekayaan Harta Sejarah Zaman Belanda

23 September 2022
Pandawa Adalah Simbol Yin-Yang, Mengajarkan Keseimbangan dalam Diri Manusia terminal mojok.co

Ki Seno Nugroho, Dalang yang Bikin Milenial Gandrung dengan Wayang

7 September 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.