Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Pemerintah Kita pada Dasarnya Irasional, Kita Aja yang Bodoh, Capek-capek Menuntut Mereka agar Rasional

Honing Alvianto Bana oleh Honing Alvianto Bana
18 Mei 2020
A A
irasional wabah covid-19 Kenapa Sih Pemerintah Hobi Pakai Istilah Njelimet Buat Komunikasi sama Rakyat?

irasional wabah covid-19 Kenapa Sih Pemerintah Hobi Pakai Istilah Njelimet Buat Komunikasi sama Rakyat?

Share on FacebookShare on Twitter

Sejak wabah Covid-19 disorot dunia internasional Januari lalu di kota Wuhan, Tiongkok, berbagai negara segera mengambil sejumlah langkah antisipasi. Mulai dari melakukan pengetatan tes kesehatan bagi para penumpang di berbagai bandara dan pelabuhan hingga menerapkan lockdown atau membatasi akses keluar masuk di wilayah tertentu untuk mencegah sebaran virus. Sayangnya, pada saat seperti itu, pemerintah Indonesia masih menganggap enteng penyebaran virus corona ini. Tapi dalam tulisan ini saya tak ingin membahas Covid-19 seperti para ahli kesehatan. Saya hanya mau memaparkan beberapa kebijakan pemerintah dan pernyataan pejabat publik yang menurut saya paradoks dan irasional.

Pertama, masyarakat bekerja di kebun, tapi tanah dirampas, lalu disuruh ikut pelatihan virtual. Eh, setelah Kartu prakerja sudah ada, pekerjaannya yang tidak ada.

Kedua, tanah masyarakat dirampas, digusur, jika menolak dikriminalisasi. Lalu lahan pertanian beralih jadi perkebunan, tambang, bandara, dan lain-lain. Setelah itu pemerintah berkhotbah tentang ketahanan dan kemandirian pangan.

Ketiga, masyarakat disuruh kerja dari rumah, ibadah dari rumah, batasi keluar rumah. Pejabatnya pun sibuk rapat dengan cara virtual, tapi kalau bagi sembako dan amplop, pejabat turun lapangan bersama wartawan.

Keempat, pemerintah mengumumkan cara penanganan wabah dengan istilah social distancing, stay at home, work from home dan istilah dalam bahasa asing, nanti saat Hari Sumpah Pemuda, percayalah mereka akan menasihati rakyat bahwa kita harus bangga berbahasa Indonesia. Lalu pasang foto dengan quote: “Berbahasa satu, bahasa Indonesia.” Padahal di naskah Sumpah Pemuda, yang benar adalah “Menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.

Kelima, menerapkan PSBB, lalu aparat disuruh menjaga. Jika ada masyarakat yang tidak taat akan ditangkap dan dihukum, tapi di saat yang sama juga menyuruh kita untuk berdamai dengan Covid-19.

Keenam, koruptor dihukum ringan, petani dihukum berat. Aturan dibuat main-main, KPK digembosi. Janji tak pernah ditepati. Covid-19 pun awalnya dibilang penyakit biasa. Saat sudah banyak korban yang berjatuhan, barulah menuntut masyarakat untuk harus percaya pada semua aturan dan kebijakan pemerintah. Pemerintah Indonesia memang kapok nge-PHP-in orang berkali-kali.

Penanganan kacau, tren kurva Covid-19 terus menanjak, tapi ada pejabat yang sudah memastikan bahwa Covid-19 berakhir bulan Juni.

Baca Juga:

Pemerintah Bangkalan Madura Nggak Paham Prioritas, Memilih Sibuk Bikin Ikon Pendidikan daripada Perbaiki Kualitas Pendidikan

5 Cara Legal Boikot Pemerintah yang Ugal-ugalan

Sibuk bicara tentang karantina, tapi bandara dibuka, nanti saat orang pulang kampung barulah mereka dikejar, dikorek-korek sampai lubang semut.

Pemerintah Indonesia memang juga digerogoti oleh virus kemunafikan. Itulah mengapa para pemangku kebijakan selalu tersenyum di berbagai media, sementara korupsi dan penipuan terus dilakukan.

Janji-janji indah digemakan, tapi praktek nyata untuk perbaikan kehidupan bersama tak kunjung tiba. Pidato dibuat seindah mungkin, hanya untuk menutupi kenyataan sosial yang menyakitkan.

Saya sudah bosan di-PHP, dijejali kebijakan yang paradoks dan irasional setiap saat. Untuk itu, saya menulis hal ini untuk mengakui bahwa pemerintah memang pada dasarnya irasional. Kita saja yang nggak ada kerjaan, makanya selama ini menuntut untuk pemerintah rasional.

BACA JUGA Di Daerah Saya, Ngumpulin Massa Buat Sosialisasi Kondom Dianggap Mau Bagi-Bagi Bantuan dan tulisan Honing Alvianto Bana lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 18 Mei 2020 oleh

Tags: covid-19pemerintah
Honing Alvianto Bana

Honing Alvianto Bana

Seperti banyak laki-laki yang pernah kau temui di persimpangan jalan

ArtikelTerkait

ngeyel keluar rumah

Yang Harus Dilakukan Pemerintah biar Nggak Ada Lagi Orang yang Ngeyel Keluar Rumah

25 Maret 2020
Bisakah Kita Menikmati Musik Tanpa Peduli Pilihan Politik sang Musisi? (Pixabay.com)

Bisakah Kita Menikmati Musik Tanpa Peduli Pilihan Politik sang Musisi?

1 November 2022
laporcovid-19 vaksinasi covid-19 vaksin nusantara indonesia lepas pandemi ppkm vaksin covid-19 corona obat vaksin covid-19 rapid test swab test covid-19 pandemi corona MOJOK.CO

Vaksin Covid-19 Butuh Waktu Lama untuk Dibuat: Penjelasan Sederhana

21 Juli 2020
Saya Curiga Pakde Jokowi Hidup di Universe yang Lain terminal mojok.co

Saya Curiga Pakde Jokowi Hidup di Universe yang Lain

19 Februari 2021
mahasiswa pertanian vietnam bus sleeper mojok

5 Alasan Banyak Mahasiswa Pertanian Ogah Jadi Petani

6 Agustus 2021
Honor Pemakaman Covid-19 untuk Pejabat Itu Bukan Salah Sasaran, Cuma Cacat Nalar dan Nurani terminal mojok.co

Honor Pemakaman Covid-19 untuk Pejabat Itu Bukan Salah Sasaran, Cuma Cacat Nalar dan Nurani

27 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.