• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
ADVERTISEMENT
Home Pojok Tubir

Peluncuran Jaringan 5G yang Gagal Membuat Antusias Masyarakat Desa seperti Saya

Dicky Setyawan oleh Dicky Setyawan
7 Juni 2021
A A
jaringan 5G masuk desa mojok

jaringan 5G masuk desa mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Seperti judul di atas, tidak antusiasnya saya dengan peluncuran jaringan 5G bukan karena saya percaya konspirasi Covid-19, jelas saja bukan. Bukan pula karena perangkat saya belum mendukung jaringan 5G, tapi kalau ini juga bener, sih. Tapi, alasan yang paling kuat tak lain karena jaringan internet masih sungkan masuk desa saya. Padahal, saya monggo-monggo saja. Sok, silakan.

Berjarak satu jam perjalanan menggunakan Mio dari kota Solo, kota yang turut kebagian jatah peluncuran sinyal jaringan 5G, di situlah desa tempat saya dibesarkan. Tidak bisa dibilang terlalu jauh dari perkotaan, tapi lumayan jauh dari persepsi orang kota, bahwa tinggal di desa itu enak-enak saya. Belum tau saja mereka, bagaimana rasanya punya perangat dan kuota 4G, tapi yang ada malah menguras energi.

Serupa “onggo-inggi”, jaringan internet cepat dan merata di desa saya itu takhayul. Kuliah online di masa pandemi ini merupakan salah satu ujian berat yang membuat anak-anak di desa saya bingung. Setahun berjalan, anak-anak yang tadinya bingung, lama-lama terbiasa, terbiasa bingung.

Beruntungnya kampus saya tidak melakukan pembelajaran video conference semacam Zoom dan Google Meet. Ya, bisa modyar saya. Mentok hanya grup WhatsApp dan Google Classroom, pun masih mesti mengeluarkan effort. FYI, di rumah saya, spot sinyal terkuat berada di jendela kamar, jadi selama memantau kelas, saya mesti duduk di balik jendela bak pujangga menggali kata. Internetan sambil rebahan itu privilese!

Nah setelah beberapa kali melakukan uji coba, ternyata saya menemukan spot baru yang mendukung saya buat rebahan, syaratnya satu: rebahan, tapi tangan harus membentuk sudut 90 derajat. Mesti presisi, bergeser sedikit, sinyalnya hilang banyak. Bahkan pernah, yang tadinya muncul jaringan 4G, tangan miring, jaringan langsung amblas ke “G”. “G”, loh, ini, bukan bukan “3G”, bukan “E”, apalagi “Y”, “G!” Ra mashok!

Adik saya unik lagi, selama kelas online, ia sering mondar-mandir ke dapur. Saya pikir ia meluangkan waktunya untuk belajar masak dari situs Cookpad. Ternyata, adik saya cuma duduk di pintu dapur sambil menyimak kelas online. Nah, ini spot terkuat ketiga, ditemukan adik saya. Padahal kelas onlinenya cuma via WhatsApp.

Teman saya tak kalah miris, rumahnya hanya berjarak satu RT dari rumah saya, katanya pernah telat mengirimkan tugas via Google Classroom, cuma perkara sinyal. Bahkan “katanya” ia sampai naik ke genteng alias atap, pun ia sudah ancang-ancang selama setengah jam. Beruntungnya, teman saya ini nggak ditotol burung dara, dikira nasi aking dijemur.

Dan fakta dari ketiganya ialah, sama-sama menggunakan provider yang konon memiliki jaringan terluas. Bisa dibayangkan kalau pakai provider “juara Liga Champions” dan sejenisnya? Ya, bisa kering teman saya naik ke genteng terus. Tapi teman saya sudah keburu minggat balik kos, lama-lama makin stres mikir sinyal, katanya. Pun ia juga kebagian kuliah online via video conference.

Buruk dan tidak meratanya jaringan turut pula membuat ponsel saya sering panas dan demam. Mungkin culture shock, sering hidup di kota, pindah ke desa. Saya juga paham betapa lelahnya ia bekerja. Bahkan saking panasnya, ponsel saya kalau ditembak thermogun, bisa dikira kena Covid-19 loh, ini. Hadeuh.

Sejujurnya, beberapa spot di desa saya memiliki jaringan yang “lumayan” kuat. Lumayan loh, ya, tapi jauh dari kata bagus dan cepat juga. Masalahnya, rumah saya merupakan salah satu yang terburuk di antara yang buruk lainnya. Kalau kata Pak Dul, “jeleknya jelek.” Dan, kalau dipikir-pikir mbah dan bapak saya ini ternyata tidak visioner dalam membeli tanah dan membangun rumah.

Sementara beberapa spot di desa saya yang lumayan menjangkau sinyal itu berada di tengah perempatan jalan. Lumayan menjangkau semua jaringan, selain tempat ngumpul orang, ternyata tempat ngumpul sinyal juga. Atau beberapa tempat lain, di antaranya seperti rumah pak kades dan di balai desa. Pengecualian sebenarnya, karena kedua tempat ini dipasangi WiFi. Hmmm.

Setelah mengalami banyak problematika, saya malah berniat memindahkan rumah saya yang jaringannya “jeleknya jelek” itu ke tengah perempatan, apalagi tradisi “njunjung omah” di desa saya masih lestari. Atau ngelukir keluarga kades ke rumah saya? Toh secara hierarki bapak saya yang juga perangkat desa (kadus) setara dengan benteng, Pak Kades rajanya. Atau opsi ketiga, saya tidur di pendopo balai desa saja? Hasssh, yang lain antusias dengan jaringan 5G, saya malah bingung cara mindahin tempat tinggal. Benar-benar purba.

BACA JUGA Dear Rama Sugianto, Tidak Perlu Lucu untuk Jadi Komentator Sepak Bola dan tulisan Dicky Setyawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 November 2021 oleh

Tags: jaringan 5gPojok Tubir Terminalsinyal kuatsinyal merata

Dicky Setyawan

Dicky Setyawan

Pemuda asal Boyolali. Suka menulis dan suka teh kampul.

ArtikelTerkait

3 Hal yang Bisa Ditangisi Bu Mega selain Badan Kurus Presiden Jokowi terminal mojok

3 Hal yang Bisa Ditangisi Bu Mega selain Badan Kurus Presiden Jokowi

21 Agustus 2021
Review Mars Partai Politik dari Orang yang Kurang Percaya Partai terminal mojok.co

Review Mars Partai Politik dari Orang yang Kurang Percaya Partai

17 Agustus 2021
Fitur Story Twitter Sebaiknya Nggak Usah Ada, Terkesan Ikut-ikutan Banget terminal mojok.co

3 Hal Menyebalkan yang Sering Muncul Saat Tubir di Twitter dan Bikin Diskusi Jadi Nggak Seru

17 Agustus 2021
Mempertanyakan Kebiasaan Peluk Bantal Guling Orang Indonesia Saat Tidur Terminal mojok

Desain Interior Ruang Rapat Paripurna MPR/DPR RI Bikin Gagal Fokus, Pantes Anggotanya Sering Tidur

17 Agustus 2021
Pejuang Kita Tidak Minta Izin Belanda Waktu Bikin Mural

Pejuang Kita Tidak Minta Izin Belanda Waktu Bikin Mural

16 Agustus 2021
mural represi residu orde baru mojok

Mural, Represi, dan Residu Orde Baru

16 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Pentingnya Minta Persetujuan Penerima Sedekah Sebelum Dijadikan Konten Medsos

Pentingnya Minta Persetujuan Penerima Sedekah Sebelum Dijadikan Konten Medsos

situs chord gitar senar pyramid gitar mojok

Situs Chord Gitar yang Sering Diakses di Tongkrongan

kulino kuliner mukti entut yusril fahriza mojok

'Kulino Kuliner', Konten Kuliner yang Antimainstream dan Nggak Ndakik-ndakik



Terpopuler Sepekan

Pelajaran Hidup yang Saya Dapat dari Memelihara Kura-kura

Pelajaran Hidup yang Saya Dapat dari Memelihara Kura-kura

oleh Eunike Dewanggasani W. S.
1 Juni 2023

Kota Lama Gresik, Sisi Lain dari Kabupaten yang Sumpek Ini (Fakhrir Amrullah via Unsplash)

Kota Lama Gresik, Sisi Lain dari Kabupaten yang Sumpek Ini

oleh M. Afiqul Adib
2 Juni 2023

Cinta Palsu Eden Hazard

Cinta Palsu Eden Hazard

oleh Rizky Prasetya
6 Juni 2023

Malioboro Ekspres: Kereta Api Primadona Sobat Malang-Jogja yang Mati Suri

Malioboro Ekspres: Kereta Api Primadona Sobat Malang-Jogja yang Mati Suri

oleh Erma Kumala Dewi
31 Mei 2023

Superindo Pasang Indikator Kandungan Gula Minuman Kemasan, Efektifkah?

Superindo Pasang Indikator Kandungan Gula Minuman Kemasan, Efektifkah?

oleh Paula Gianita Primasari
2 Juni 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=lzHUMXKyXus

DARI MOJOK

  • Eep Saefulloh Fatah: Konsultan Politik Spesialis Pemenang Dua Putaran
  • Imbas Bentrok Antarkelompok, Meja dan Kursi Bersejarah Ki Hadjar Dewantara Rusak
  • Masuk Kelas Internasional UGM, Siap-siap Minimal Rp20 Juta Tiap Semester
  • Tren Pemilu 2024 Berubah, Cak Imin Bisa jadi Faktor Penentu Pilpres
  • Bebas dan Nyaman, Kos Eksklusif Menjamur di Jogja, Kaum Mendang-mending Minggir Dulu
  • Mengenal Tapak Suci, Perguruan Silat dari Jogja Gabungan 3 Aliran
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!