Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Pelihara Primata buat Pamer di Medsos Nggak Semenyenangkan Itu!

Elvyra Aprillia oleh Elvyra Aprillia
29 Juni 2021
A A
Pelihara Primata buat Pamer di Medsos Nggak Semenyenangkan Itu terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Pasti banyak di antara kalian yang nonton konten YouTube atau media sosial tentang orang yang memelihara primata. Jangankan orang biasa, influencer terkenal saja pada pelihara primata. Kebanyakan primatanya masih bayi, dipopokin, digendong-gendong, terus dipamerin di akun masing-masing. Fenomena ini malah makin bersinar semenjak pandemik melanda Indonesia. Kelihatan, sih, orang-orang sudah pada bosan sampai peliharaannya makin aneh dari hari ke hari.

Banyak primata seperti monyet, owa, kukang, dan lutung yang memiliki wajah lucu dan menggemaskan. Karena hal ini, masyarakat berpikir untuk menjadikan mereka hewan peliharaan di rumah. Gilanya, primata ini sampai dipakaikan baju dan kereta bayi untuk lucu-lucuan. Kelihatannya mungkin asyik dan menyenangkan, terutama buat pamer ke teman-teman.

Padahal membeli dan memelihara primata nggak semenyenangkan yang kalian pikirkan. Semua yang kalian lihat di medsos itu semu. Mau tahu kenapa?

#1 Pengacau

Tahu nggak, sih, kebanyakan primata yang diperjualbelikan untuk dipelihara itu masih bayi atau remaja. Tak jarang mereka menjerit, lari ke sana kemari, dan mengacaukan isi rumah. Haduh! Kebayang, kan, bakal serepot apa kalau pelihara primata di rumah?

#2 Perlu perawatan ekstra

Bayi primata sama dengan bayi manusia, tentunya memerlukan perawatan yang khusus. Kamu harus siap uang ekstra untuk beli makanan, vitamin, kandang khusus, dan medical check-up ke dokter hewan kalau peliharaanmu sakit. Kamu juga harus mengorbankan waktu kosongmu buat ngurus mereka. Capek, deh~

#3 Harganya mahal

Coba deh kalian cek, banyak forum jual beli yang memperjualbelikan primata secara ilegal. Harganya nggak ada yang murah. Mendingan uangnya kalian belikan barang lain yang lebih berguna. Di masa pandemik gini, mending beli beras ketimbang pelihara primata nggak, sih? Heuuu.

#4 Agresif

Namanya satwa, mau dipelihara seperti apa pun, insting liarnya pasti masih ada. Faktanya, 80 persen primata yang diperjualbelikan berasal dari alam liar. Sering ditemukan kasus primata peliharaan mengamuk dan menyerang pemiliknya sampai luka parah. Ngeri.

#5 Menularkan penyakit

Sama seperti manusia, primata juga bisa sakit. Kalau sering kontak dengan mereka, penyakit yang ada di satwa peliharaan bisa berpindah ke tubuh kalian. Misalnya seperti penyakit tuberculosis, hepatitis, cacing, hingga HIV yang menyebabkan AIDS. Hiiiy.

Baca Juga:

Pelajaran Hidup yang Saya Dapatkan dari Memelihara Burung Ciblek

Pelajaran Hidup yang Saya Dapat dari Memelihara Kura-kura

#6 Melanggar undang-undang

Banyak jenis primata populer sebagai hewan peliharaan ternyata merupakan satwa dilindungi. Misalnya owa, orangutan, surili atau kukang. Sesuai peraturan undang-undang, kalian dilarang membeli dan memelihara hewan-hewan yang dilindungi kecuali kalian siap diancam penjara 5 tahun dan denda Rp 100 juta! Oalah.

#7 Nyusahin banyak orang

Sudah banyak kasusnya para “pencinta primata” nggak sanggup lagi memelihara peliharaannya. Alasannya banyak. Mulai dari yang paling klise seperti sudah nggak sanggup pelihara, nggak ada waktu buat pelihara, nggak punya duit, primatanya jadi agresif, sampe yang paling kejam cuma dieksploitasi buat konten YouTube habis itu dibuang! Hiks, jahatnya~

Lantas, siapa lagi yang peduli sama primata-primata bekas peliharaan mereka? Tentu saja penyelamat satwa. Mulai dari RT setempat, NGO, sampai lembaga pemerintah macam Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dibikin susah sama pemelihara-pemelihara ini. Mereka harus evakuasi primata, mengirimkan ke tempat rehabilitasi terus dilepasliarin lagi ke hutan yang biaya dan usahanya yang nggak sedikit.

Setelah usaha itu, eh, masih ada saja yang masih ngeyel pelihara primata lagi. Terus kejadian ini berulang lagi. Dan akhirnya nyusahin banyak orang lagi. Bebal banget lah. Sabar ya, Pak, Bu, Kak, Dek, yang sering bantu menyelamatkan satwa!

#8 Menjaga ekosistem hutan tetap lestari

Kalian tahu, kan, manusia nggak bisa hidup kalau nggak ada hutan, nah primata-primata inilah yang berperan besar buat kelestarian hutan. Memangnya kamu mau gantiin kerjaan mereka ini? Gue mah ogah!

Makanya pelihara primata nggak semenyenangkan itu. Mending sebagai generasi muda keren masa kini, kita jaga kelestarian dan populasi mereka di hutan. Sekalian juga menjaga habitat mereka yang sekarang sudah mulai hilang karena pembangunan dan pengalihan lahan. Lagi pula, rumah primata itu ya di hutan, bukan di rumah kalian. Gimana, sih?

BACA JUGA Rekomendasi Hewan Peliharaan untuk Anak Kos yang Low Budget.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 19 Oktober 2021 oleh

Tags: Gaya Hidup Terminalhewan peliharaanprimata
Elvyra Aprillia

Elvyra Aprillia

Saya merupakan penulis pemula yang senang membahas tentang satwa liar dan konservasinya.

ArtikelTerkait

dunia kerja lowongan kerja perusahaan info lowongan pekerjaan IPK Plus Minus Posting CV di Media Sosial bagi Pelamar Kerja terminal mojok.co bikin cv lamaran kerja desain kreatif

Kenapa Skill Requirement di Lowongan Kerja Perusahaan Kadang Nggak Ngotak?

12 Agustus 2021
Punya Teman Jago Main Gitar Adalah Privilese yang Jarang Disadari Orang terminal mojok

Punya Teman Jago Main Gitar Adalah Privilese yang Jarang Disadari Orang

7 Agustus 2021
Perancang Tas Gunung Ukuran Sedang Layak Dapat Banyak Pahala karena Karyanya yang Multifungsi terminal mojok

Perancang Tas Gunung Ukuran Sedang Layak Dapat Banyak Pahala karena Karyanya yang Multifungsi

14 Juni 2021
Daftar Nama Penyakit dalam Bahasa Asing yang Perlu Kita Ketahui terminal mojok

Daftar Nama Penyakit dalam Bahasa Asing yang Perlu Kita Ketahui

20 Juli 2021
rekomendasi warkop untuk warga kediri fast bar skripsian di coffee shop home brewer kopi cafe kafe coffee shop mojok

5 Rekomendasi Warkop untuk Warga Kediri

2 Juli 2021
Bukan Benci, Ada Alasan Kenapa Perlu Mengusir Kucing dari Rumah Kita terminal mojok.co

Dilema Melihara Kucing Liar: Bikin Iba, tapi Suka Ngeselin

25 September 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.