Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Pelican Crossing di Malang: Antara Ada dan Tiada

Mohammad Faiz Attoriq oleh Mohammad Faiz Attoriq
20 Februari 2023
A A
Pelican Crossing di Malang: Antara Ada dan Tiada

Pelican Crossing di Malang: Antara Ada dan Tiada (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Pelican crossing di Kota Malang kayak ada dan tiada. Kok bisa?

Banyak fasilitas umum yang bisa dimanfaatkan pejalan kaki untuk menyeberang jalan. Sebut saja zebra cross, jembatan penyeberangan orang (JPO), dan pelican crossing. Khusus yang terakhir disebutkan mungkin namanya masih terdengar asing, ya. Nggak heran sih, sebab belum semua daerah menyediakan pelican crossing.

Buat yang belum tahu apa itu pelican crossing, sini saya kasih tahu sedikit. Pelican crossing adalah alat bantu penyeberangan jalan berupa zebra cross yang diberi lampu lalu lintas. Zebra cross satu ini bisa kita temukan di beberapa titik di kota besar dengan arus atau volume kendaraan yang besar juga. Di Kota Malang, pelican crossing bisa kita temukan di depan sekolah, mal, atau beberapa rumah ibadah.

Menurut Koalisi Pejalan Kaki, jenis zebra cross satu ini lebih efektif ketimbang JPO yang menyusahkan penyandang disabilitas, lansia, atau orang-orang dengan kondisi tertentu. Sebab, menyeberang jalan melalui pelican crossing cukup mudah. Kita cukup menekan tombol di tiang pelican crossing, lalu tunggu sebentar sampai bunyi sirine dan lampu untuk pejalan kaki hijau. Begitu lampu untuk pejalan kaki berubah warna menjadi hijau, lampu untuk pengguna jalan akan berwarna merah yang menandakan kendaraan harus berhenti.

Sayangnya, meski ada di beberapa titik di Kota Malang, pelican crossing seolah ada dan tiada. Kok bisa, ya?

#1 Lampu atau tombolnya rusak

Ini yang sering saya temui di beberapa titik pelican crossing di Kota Malang, entah lampu atau tombolnya nggak berguna sama sekali. Contohnya seperti di Jalan Bandung, MT Haryono, atau beberapa tempat penyeberangan di kawasan Arjosari.

Masalahnya, begitu lampu pelican crossing rusak, fungsi alat penyeberangan satu ini jadi nggak beda jauh kayak zebra cross biasa. Orang yang ingin menyeberang jalan sudah kayak nunggu Dewi Fortuna datang. Angel puol! Atau bahkan perlu tongkat Nabi Musa agar lautan kendaraan bermotor terbelah dulu baru bisa menyeberang jalan.

Lebih mengerikan lagi kalau pelican crossing yang rusak ada di kawasan jalan raya dengan arus kendaraan yang cukup ramai. Wah, sudah kayak duel maut antara pejalan kaki dan pengendara.

Baca Juga:

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

Ternyata merawat fasilitas yang sudah ada jauh lebih sulit daripada membangun fasilitas baru, ya. Merawat pelican crossing ini butuh komitmen seumur hidup lho demi keselamatan pejalan kaki sesuai amanat UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang LLAJ. Sudah seharusnya pemkot sekaligus dinas terkait menjaga performa alat penyeberangan jalan satu ini agar tetap maksimal.

#2 Nggak dipakai sebagaimana mestinya

Mungkin nggak semua pejalan kaki malas memencet tombol pelican crossing, tapi nggak sedikit juga yang enggan menggunakannya karena… ya memang malas. Entah itu malas untuk menunggu lampu tanda pejalan kaki berubah hijau atau karena memang malas saja. Padahal alat bantu penyeberangan ini penting banget fungsinya, untuk melindungi kita menyeberang jalan.

Beberapa kali saya menemukan situasi seperti ini. Lampunya menyala, tombolnya nggak bermasalah, tapi pejalan kaki main nyelonong saja menyeberang jalan seolah pelican crossing-nya nggak berfungsi.

Kalau nggak memanfatkan alat bantu penyeberangan satu ini, apa bedanya dong ia dengan zebra cross biasa?

#3 Pengendara banyak yang nggak patuh

Poin ketiga ini adalah penyakit kronis orang Indonesia pada umumnya. Iya, nggak patuh, termasuk yang terjadi di Kota Malang.

Jadi gini, logikanya, kalau lampu lalu lintas berwarna merah, harusnya kendaraan berhenti sekalipun nggak ada lagi orang yang menyeberang. Begitu juga kalau lampu kuning yang menyala, harusnya kendaraan berjalan pelan sebelum melewati pelican crossing, kan, bukan malah mempercepat laju kendaraan biar nggak kena lampu merah.

Hal sesederhana ini kadang nggak bisa diterapkan para pengendara di Kota Malang. Masyarakat mungkin belum familier karena berpikir pelican crossing ini seperti zebra cross biasa. Padahal konsepnya mirip lampu lalu lintas biasa. Kalau lampu menyala merah, ya kendaraan harus berhenti meski sudah nggak ada lagi pejalan kaki yang menyeberang jalan.

Parahnya, meski lampu lalu lintas sudah berwarna merah, sirine sudah berbunyi, dan ada pejalan kaki yang mau menyeberang, masih banyak pengendara yang gaspol. Nggak tahu deh matanya yang bermasalah atau telinganya yang kurang dengar suara sirine yang bunyi.

Saya bahkan pernah punya pengalaman menyebalkan saat berhenti di pelican crossing. Waktu itu saya berhenti karena lampu masih merah menyala padahal sudah nggak ada pejalan kaki yang lewat. Eh, saya malah diklaksonin dari belakang, dong, sama kendaraan lain. Padahal kan lampu lalu lintas masih menunjukkan nyala merah, siapa tahu masih ada pejalan kaki yang mau menyeberang jalan setelah menekan tombol.

Kejadian ini kontras banget kalau dibandingkan dengan di Surabaya. Meski nggak ada pejalan kaki yang menyeberang jalan, kendaraan tetap berhenti kalau lampu masih menyala merah.

PR besar Pemkot Malang

Seperti yang sudah saya sampaikan di atas, perlu ada komitmen khusus dari pemkot dan dinas terkait soal fasilitas pelican crossing di Kota Malang. Tombol atau lampu yang masih bermasalah sebaiknya lekas diperbaiki agar fasilitas penyeberangan ini bisa kembali seperti semula.

Selain itu, dinas terkait perlu melakukan edukasi bagi pejalan kaki dan pengendara tentang konsep fasilitas penyeberangan jalan ini. Perlu ada sanksi tegas bagi pengendara yang mengabaikan isyarat dari pelican crossing atau pejalan kaki yang nggak menggunakan fasilitas ini sebagaimana semestinya. Tentu saja hal-hal ini perlu dilakukan demi kebaikan kita bersama, entah itu pejalan kaki maupun pengendara yang melintas.

Penulis: Mohammad Faiz Attoriq
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Jalan di Malang yang Lebih Pantas Disebut Rintangan Benteng Takeshi.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 20 Februari 2023 oleh

Tags: jalanjalan rayajawa timurMalangpelican crossing
Mohammad Faiz Attoriq

Mohammad Faiz Attoriq

Si pria random yang tubirnya meletup-letup

ArtikelTerkait

Angkot Malang yang Bikin Perantau Bingung Mojok.co

Angkot Malang yang Bikin Perantau Newbie Bingung

14 Januari 2024
Terminal Hamid Rusdi Kota Malang Mati Suri: Nyaris Terbengkalai dan Sering Dipertanyakan Manfaatnya

Mati Surinya Terminal Hamid Rusdi Kota Malang: Nyaris Terbengkalai dan Sering Dipertanyakan Manfaatnya

11 Mei 2023
4 Makanan Khas Malang yang Jarang Direkomendasikan Warga Lokal kepada Wisatawan

4 Makanan Khas Malang yang Jarang Direkomendasikan Warga Lokal kepada Wisatawan

1 Maret 2024
Bumbu Masak Machmudah, Aset Terbaik Sidoarjo

Bumbu Masak Machmudah, Aset Terbaik Sidoarjo

31 Januari 2025
Songgoriti, Gang Macan, dan Stereotip Negatif yang Tak Kunjung Lepas terminal mojok.co

Songgoriti, Gang Macan, dan Stereotip Negatif yang Tak Kunjung Lepas

12 Januari 2022
6 Kuliner Madura yang Cocok untuk Dijadikan Oleh-oleh Terminal Mojok

6 Kuliner Madura yang Cocok Dijadikan Oleh-oleh

7 September 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.