Pedoman Bersikap Ramah sebagai Perantau Pemula di Tanah Sunda

Pedoman Etika bagi Perantau Pemula di Tanah Sunda Terminal Mojok

Pedoman Bersikap Ramah sebagai Perantau Pemula di Tanah Sunda (Unsplash.com)

Perantau pemula di tanah Sunda, coba terapkan beberapa hal berikut biar makin akrab dengan warga sekitar.

Indonesia memang sudah terkenal sebagai negara yang identik dengan keramahannya. Hal itu memang benar adanya jika kita melihat kebiasaan orang Indonesia yang selalu saja menanyakan kabar atau pertanyaan lainnya yang kadang bagi sebagian orang di masa kini dianggap terlalu kepo dan ingin mencampuri kehidupan pribadi orang lain. Padahal kerap kali niat sebenarnya dari si penanya hanya sebagai bentuk keramahtamahan.

Salah satu daerah yang identik dengan kata “ramah” adalah daerah Jawa Barat yang banyak dihuni suku Sunda. Orang Sunda identik dengan ramah karena mereka mengikuti filosofi yang telah turun temurun dilakukan yakni “soméah hadé ka sémah” yang berarti ramah dan berbuat baik kepada tamu.

Bandung adalah salah satu kota di Jawa Barat yang sering kali dijadikan tujuan merantau bagi para pelajar, mahasiswa, atau pekerja dari daerah lain. Para perantau acap kali dihadapkan dengan kehidupan yang berat karena harus bisa beradaptasi dengan lingkungan baru. Salah satu hal yang bisa meringankan beban adaptasi itu adalah dengan berhasil mendapatkan keramahan dari warga di sekitar tempat tinggal.

Memang benar jika para warga di tanah Sunda ramah terhadap siapa saja, baik orang yang dikenal atau tidak. Akan tetapi jika kita adalah perantau pemula, akan sangat elok jika kita tahu etika yang baik untuk beramah-tamah dengan warga sekitar. Beberapa hal berikut bisa jadi pedoman bagaimana kita harus bersikap sebagai perantau yang baik di tanah Sunda.

#1 Sering berkeliling di sekitar kawasan tempat tinggal

Hal pertama yang bisa kita lakukan sebagai perantau pemula adalah sering berkeliling di sekitar kawasan tempat tinggal. Nggak usah berkeliling jauh-jauh, cukup dengan berbelanja di warung kelontong sekitar.

Waktu yang tepat untuk melakukan ini adalah pagi atau sore hari. Jika hal itu sulit dilakukan, coba lakukan di akhir pekan karena pada waktu-waktu tersebut orang-orang banyak yang beraktivitas di luar ruangan. Dampak positif yang kita dapatkan adalah warga sekitar jadi hafal atau minimal tahu keberadaan kita sebagai warga baru.

#2 Mengucapkan “punten” ketika bertemu orang lain

Jika saat kita berjalan terlihat beberapa warga sekitar yang sedang berkumpul atau sendirian, kita bisa melakukan kontak mata dengan mereka. Dan sekiranya jaraknya sudah dekat, kita bisa mengucapkan kata ajaib, “Punten,” diiringi senyuman ikhlas dengan gestur agak membungkuk dan tangan kanan menggelantung ke bawah. Dengan melakukan ini di tanah Sunda, bisa dipastikan 95% warga sekitar akan membalas senyuman kita dan mengatakan, “Mangga.”

Kata punten akan terasa semakin akrab jika diikuti dengan kata sapaan seperti pak, bu, teh, kang, aa. Jika kita melewati lebih dari satu orang, kita bisa mengucapkan, “Pararunten.”

#3 Membalas sapaan orang lain dengan berkata “mangga”

Jika ada yang mengucapkan punten kepada kita di jalan, yang harus kita lakukan sebagai perantau adalah melakukan kontak mata atau melihat orang tersebut sambil tersenyum dan membalasnya dengan berkata, “Mangga.”

Jika kita sudah berhasil dan terbiasa melakukan hal-hal di atas, dijamin warga sekitar akan menilai kita sebagai orang yang ramah dan sopan. Maka nantinya jika kita butuh bantuan dari warga sekitar, mereka tentu akan senang hati untuk membantu kita.

Penulis: Hilma Nurlaila Azhari
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Kesalahan Saya Sebagai Seorang Perantau Jawa Newbie di Tanah Pasundan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version