Ketika berkunjung atau berkeliling di Madura, satu hal yang sering ditakutkan oleh orang-orang adalah kondisi macet di Jalan Raya Pasar Tanah Merah. Sebagai salah satu pasar terbesar dan paling ramai di Bangkalan Madura, sebenarnya wajar jika Pasar Tanah Merah sering membuat macet jalanan. Tapi akhir-akhir ini, saya mulai kenyang dengan keluhan teman saya yang bicara soal kemacetan di pasar ini, sebab bentuknya bukan lagi keluhan tapi guyonan. Percuma punya pasar gede, tapi cuma bikin macet, begitu katanya.
Memang sih kemacetan di pasar ini sudah berlangsung cukup lama. Tapi untungnya, pemerintah di kabupaten saya tidak tinggal diam. Malu dong kalau ada masalah tapi konsisten diam.
Salah satu solusi yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bangkalan adalah membangun gedung Pasar Tanah Merah, dengan harapan para pedagang tidak lagi berjualan di sisi jalan raya. Dengan begitu, diharapkan kemacetan di jalan raya Pasar Tanah Merah dapat berkurang. Itu idealnya, realitasnya tidak demikian. Bukannya menyelesaikan masalah, proyek pembangunan tersebut malah menambah masalah.
Sudah 5 tahun dibangun, tapi bangunan baru Pasar Tanah Merah Bangkalan Madura masih belum digunakan
Pembangunan Pasar Tanah Merah Bangkalan Madura ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2019. Bangunannya pun sudah berdiri mentereng di sisi utara Jalan Raya Tanah Merah. Tapi kalian jangan tertipu, gedung mentereng yang menghabiskan dana Rp25 miliar tersebut sebenarnya masih terbengkalai. Di dalamnya belum ada yang jualan sama sekali.
Sebenarnya kecaman dari para pedagang sudah lama dilontarkan. Mereka meminta kejelasan kapan bisa menempati gedung tersebut, dan menentukan posisi ruko mereka masing-masing. Tapi sampai sekarang belum ada kejelasan. Saya pun bingung, kok masalahnya bisa berlarut-larut hingga sekarang. Kan kasihan para pedagang.
Tapi anehnya, bagian depan ruko sebenarnya sudah dipakai beberapa orang. Padahal gedungnya belum diresmikan. Entah melalui siapa izinnya. Yang jelas, beberapa toko yang sudah bisa jualan di Pasar Tanah Merah Bangkalan adalah toko emas, ya orang-orang beruang.
Baca halaman selanjutnya: Pedagang tetap meluap ke sisi jalan…