Sebanyak apapun tempat wisata baru bermunculan di Jogja, Pantai Parangtritis tetap nggak kehilangan popularitasnya. Pantai yang berjarak 30 km di sebelah selatan Kota Jogja ini konsisten menjadi pilihan destinasi wisata oleh para pelancong. Hampir setiap hari, bus-bus besar, mobil-mobil pribadi berplat non-AB, hingga travel milik DAMRI berdatangan. Mereka mengangkut rombongan wisatawan yang terpikat dengan daya tarik Pantai Parangtritis Jogja.
Kalau dilihat sekilas, Pantai Parangtritis tampak nggak ada bedanya dari pantai-pantai lain. Namun, kalau dilihat dengan sesama, pantai ini istimewa karena seluruh areanya berpasir tanpa karang. Hampir nggak ada perahu nelayan yang tertambat di Pantai Parangtritis. Wisatawan pun memanfaatkan kondisi ini untuk bermain sebebas-bebasnya.
Terseret ombak karena melanggar kepercayaan di pantai selatan?
Main air di pantai memang menyenangkan, waktu seakan-akan berlalu dengan cepat. Keadaan Pantai Parangtritis Jogja yang selalu ramai tapi bebas dari karang dan perahu nelayan membuat pengunjungnya jadi terlena. Sampai-sampai mereka nggak sadar bahwa sisi menyeramkan dari pantai fenomenal itu sedang mengintai.
Beredar kepercayaan bahwa Pantai Parangtritis selalu memakan korban. Pekan kemarin hampir saja jatuh korban jiwa di Pantai Parangtritis, yang beruntungnya masih bisa diselamatkan. Bahkan menurut data, sepanjang 2023 sudah ada 25 korban yang meninggal tergulung ombak di pantai selatan.
Banyaknya korban jiwa di Pantai Parangtritis membuat pantai ini makin sering dikaitkan dengan fenomena mistis. Nama Nyi Roro Kidul langsung disebut tiap kali tersiar berita ada korban hanyut terbawa ombak. Ada yang menyebut korban terseret ombak karena pakai baju warna hijau, menjadi korban kemarahan ombak laut, atau dipilih oleh Nyi Roro Kidul untuk masuk ke alamnya.
Pantai Parangtritis dikenal lekat dengan mitos-mitos yang mengerikan. Terlepas dari betul atau nggaknya mitos tersebut, sebenarnya kejadian-kejadian yang memperlihatkan betapa berbahayanya Pantai Parangtritis bisa dijelaskan dengan sains.
Ombak tenang dan nihilnya perahu nelayan justru pertanda
Ombak yang ada di Pantai Parangtritis cenderung lebih tenang. Tapi kalau ombaknya tenang, kenapa ya nggak ada nelayan yang pergi maupun pulang melaut dari pantai ini? Mari kita kembali ke pelajaran geografi.
Pantai Parangtritis merupakan pantai yang ada di titik tumbukan antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Posisi ini membuat Pantai Parangtritis sangat berbahaya. Potensi bahayanya antara lain arus pantai, gempa bumi, dan tsunami. Tapi selain ketiga potensi bahaya tersebut, dampak dari tumbukan lempeng yang paling mengancam keselamatan manusia adalah keberadaan palung laut.
Palung laut adalah cekungan atau jurang sempit di dasar samudera yang kedalamannya bisa mencapai 3-4 km di bawah permukaan laut. Palung laut inilah yang sangat ditakuti oleh nelayan sehingga jarang banget ada nelayan yang melaut dari Pantai Parangtritis.
Seramnya, jumlah palung di Pantai Parangtritis nggak menentu alias berubah-ubah. Titiknya juga kerap bergeser. Kita sebagai pengunjung pantai nggak bisa menentukan secara pasti di mana keberadaan palung-palung itu.
Baca halaman selanjutnya: Gerbang menuju …