Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Ojo ngasal, Rek. Ini Panduan Singkat Menggunakan “Ta” ala Jawa Suroboyoan yang Benar

Affan Hasby Winurrahman oleh Affan Hasby Winurrahman
1 Juli 2023
A A
Panduan Singkat Menggunakan "Ta" ala Jawa Suroboyoan

Panduan Singkat Menggunakan "Ta" ala Jawa Suroboyoan (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Nanti aja ta, sek ta

Selanjutnya, “ta” bisa dipakai untuk memprotes, mengkritik, atau memberikan pesan yang kontradiktif dengan keadaan sekitar. Cara penggunaannya kurang lebih mirip dengan “lah” atau “deh” dalam bahasa Indonesia. Fun fact, kami juga kadang pakai “lah” untuk menggantikan “ta” dalam menunjukkan kontradiksi dalam bahasa Jawa Suroboyoan.

Contoh:

Kelasnya berisik, jangan banyak ngomong ta!
Tuh kan perutmu sakit, jangan banyak makan pedes ta!

Saya paling suka bagian ini karena perlu aksen ala Jawa Suroboyoan untuk mengeksekusi kalimat ini. Caranya adalah kata pertama dari kalimat diucapkan semakin cepat, pada kata terakhir sebelum “ta” intonasi semakin meninggi tetapi pengucapan semakin melambat. Dan saat mengucapkan “ta” di penghujung kalimat, intonasi tinggi tadi menurun dan “ta” diucapkan memanjang, melas seperti anak kecil merengek. Jika dituliskan mungkin begini: jangan pulang maalam-maalam taaa!

“A”, “ta”, dan “kan”

Terakhir, saya akan sharing beberapa penggunaan yang secara sekilas terlihat mirip tetapi berbeda. Kemiripan ini utamanya terlihat di kalimat tanya, bisa samean amati lagi pada pembahasan pertama. “Ta” bisa digunakan secara bergantian dengan “a” untuk kalimat anjuran yang diakhiri huruf konsonan dalam bahasa Jawa Suroboyoan.

Contoh:

Nggak makan a?
Nggak tidur a?

Sedangkan, untuk anjuran dengan akhiran huruf vokal, “a” jarang digunakan, walaupun kadang akhiran huruf vokal i, u, e, o bisa saja dipaksakan menggunakan “a”.

Baca Juga:

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

5 SMK Unggulan di Klaten yang Menawarkan Jurusan dengan Prospek Karier Cerah

Contoh:

Saiki ae a? (Sekarang aja kah?)
Mene ae a? (Besok aja kah?)

Kalau masih belum paham, saya sarankan pakai “ta” saja sudah paling aman.

Nah, selanjutnya agak tricky, Rek. “Kan” itu juga digunakan dalam pertanyaan klarifikasi. Jadi, bisa aja tuh pertanyaan “Nggak bahaya ta tempatnya?” menjadi “Nggak bahaya kan tempatnya?” Bedanya, orang yang bertanya menggunakan “kan” memiliki keyakinan kalau dia sudah memahami informasi dengan benar. Artinya, orang yang bertanya kemungkinan sudah tahu kalau tempat itu nggak bahaya, sehingga pertanyaan itu hanya untuk memastikan.

Sementara itu, orang yang bertanya “Nggak bahaya ta tempatnya?” besar kemungkinan merasa ragu-ragu dan khawatir kalau tempat itu berbahaya. Atau bisa jadi dia mendapat informasi terbaru kalau tempat itu berbahaya. Perbedaan konteks kecil ini bisa menimbulkan salah paham jika nggak diperhatikan.

Nah, itulah panduan singkat mengenai penggunaan “ta” ala Jawa Suroboyoan. Jangan sampai keliru lagi, ya.

Penulis: Affan Hasby Winurrahman
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kesulitan Bocah Jawa Suroboyoan Belajar Bahasa Jawa di Sekolah.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 5 Juli 2023 oleh

Tags: Bahasa Jawabahasa suroboyoanJawapilihan redaksisuroboyoan
Affan Hasby Winurrahman

Affan Hasby Winurrahman

Owner Rumah Makan di Mojokerto, lulusan Magister FISIP. Suka mengamati isu sosial-budaya, bisnis, dan perintilannya. Hobi menulis musik dan main game.

ArtikelTerkait

Tak Kalah Rumit dari Cinta Beda Agama_ Cinta Beda Aliran Gereja terminal mojok

Tak Kalah Rumit dari Cinta Beda Agama: Cinta Beda Aliran Gereja

30 Agustus 2021
Di Jogja Sulit Mencari Bakso Enak yang Bisa Memuaskan Lidah Orang Malang Mojok.co

Bakso Jogja Sulit Memenuhi Standar Enak Lidah Orang Malang

8 Juni 2024
sabda palon naya genggong jayabaya ramalan sosok mojok

Menguak Kebenaran Sosok Sabda Palon dan Naya Genggong

29 September 2020
Orang yang Ngantuk Pas Nonton Film Dune Pasti Kapasitas Otaknya Pas-pasan terminal mojok.co

Orang yang Ngantuk Pas Nonton Film Dune Pasti Kapasitas Otaknya Pas-pasan

18 Oktober 2021
Jangan Malu Jadi Mahasiswa Jurusan Sosiologi. Hidup Kalian Nggak Akan Sesuram itu, kok

Jadi Mahasiswa Jurusan Sosiologi Nggak Sesuram Itu, kok. Masih Ada Jurusan Filsafat yang Prospek Kerjanya Lebih Dipertanyakan

5 Desember 2023
9 Mi Instan Murah di Bawah Dua Ribu Rupiah Terminal Mojok

9 Mi Instan Murah di Bawah Dua Ribu Rupiah

10 April 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.