Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus: Teriak Melawan Penindasan di Luar, tapi Seniornya Jadi Aktor Penindas Paling Kejam

Ramanda Bima Prayuda oleh Ramanda Bima Prayuda
25 Juli 2025
A A
Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus: Teriak Melawan Penindasan di Luar, tapi Seniornya Jadi Aktor Penindas Paling Kejam organisasi mahasiswa eksternal

Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus: Teriak Melawan Penindasan di Luar, tapi Seniornya Jadi Aktor Penindas Paling Kejam

Share on FacebookShare on Twitter

Organisasi mahasiswa ekstra kampus itu lucu. Dari luar, kelihatannya serius. Ada diklat ideologi, forum kajian, jargon revolusi, sampai dresscode khusus biar kelihatan militan. Tapi kalau sudah masuk, baru kerasa. Kadang yang paling perlu dilawan justru yang satu kosan. Yang pakai dresscode sama, yang bilang “kita satu barisan”, tapi marah kalau disanggah, baper kalau dikritik, dan ngambek kalau gak dipanggil “bang” atau “kak”.

Di luar mereka teriak lawan penindasan, di dalam mereka pelihara patronase. Katanya belajar demokrasi, tapi nyatanya lebih mirip kerajaan mini yang rajanya ganti setiap periode. Senior jadi nabi, junior jadi umat. Kalau junior beda pandangan dengan senior, langsung dibilang jangan banyak gerakan tambahan.

Organisasi yang katanya progresif, kadang justru gagal progres dari pola-pola kolonial yang dikutuknya sendiri.

Senior organisasi mahasiswa ekstra kampus: ngomongin revolusi, tapi marah kalau disanggah

Organisasi mahasiswa ekstra kampus sering kali jadi tempat favorit buat memproduksi jargon-jargon kerakyatan. “Hidup mahasiswa! Hidup rakyat tertindas!” katanya. Tapi giliran ada anggota baru yang iseng nanya, “Kok kita nggak pernah evaluasi kinerja senior ya?” langsung dituduh tidak etis, tidak tahu sopan santun, dan dianggap belum waktunya bicara.

Di forum diskusi, semua orang terlihat cerdas dan progresif. Tapi di rapat internal, banyak yang mendadak feodal. Ilmu perlawanan hanya berlaku ke luar, tapi tidak ke dalam. Mengkritik pemerintah sah-sah saja, tapi mengkritik senior bisa bikin kariermu di organisasi tamat. Inilah revolusi yang berjenjang dan kamu harus tahu di mana posisi dudukmu.

Kaderisasi ala militer, tapi hasilnya cuma jadi tim hore

Dari luar, proses kaderisasi kelihatan megah dan serius. Ada teknik debat, ada forum ideologi, dan tentu saja ada ritual tidur larut sambil nyimak orasi yang katanya membangun militansi. Tapi pada praktiknya, kaderisasi ini lebih mirip proses uji kesabaran level akhir. Kamu digembleng bukan supaya jadi pemikir bebas, tapi supaya ngerti siapa yang harus disalamin duluan.

Setelah resmi jadi anggota, kamu sadar ternyata tugasmu cuma itu-itu saja. Datang rapat, ikut aksi, membuat proposal, nyari dana, dan jangan pernah bikin malu senior. Boro-boro merumuskan agenda perubahan sosial. Yang ada, kamu malah sibuk menghafal siapa backing-mu kalau mau jadi pengurus tahun depan.

Yang salah tetap salah, kecuali yang salah itu senior

Dalam banyak organisasi mahasiswa, integritas sering dikampanyekan. Tapi anehnya, banyak juga yang berubah haluan kalau pelanggaran datang dari kalangan “kakak asuh” atau biasa yang disebut “senior”. Tiba-tiba yang dulunya vokal, jadi bungkam. Yang dulu berapi-api, mendadak jadi jinak.

Baca Juga:

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Dosa Pemilik Jasa Laundry yang Merugikan Banyak Pihak

Kebenaran bisa dinegosiasi, apalagi menjelang pemilihan pengurus. Mendadak semua orang jadi toleran terhadap kebodohan, asal yang bikin bodoh itu punya kuasa. Akhirnya, organisasi jadi lebih mirip panggung sinetron politik. Ada aktor utama, ada figuran, dan ada penonton yang cuma bisa geleng-geleng kepala.

Dekat senior berkah, kritis ke senior musibah: ironi organisasi mahasiswa ekstra kampus

Senior itu semacam malaikat pencatat amal. Bedanya, kalau kamu dekat, kamu dicatat baik terus. Tapi kalau jauh, ya begitulah. Patronase jadi mata uang paling laku. Makin sering nongkrong bareng senior, makin besar peluangmu naik jabatan atau dapat pekerjaan. Bukan karena pintar atau visioner, tapi karena kamu tahu siapa yang harus disalami duluan sebelum rapat.

Sialnya, kalau kamu kebetulan punya otak dan mulut yang suka nanya “kenapa”, kamu bisa langsung dicap durhaka. Kritis ke negara itu keren, tapi kritis ke senior? Siap-siap dikucilkan dari grup WA internal. Akhirnya organisasi mahasiswa ekstra kampus ini jadi miniatur republik. Penuh drama, penuh transaksi, tapi tetap merasa suci karena pakai embel-embel perjuangan.

Trauma ditindas, tapi giliran berkuasa malah nindas balik

Ada kutukan abadi dalam organisasi ini. Yang dulu ditindas, ketika naik jabatan, malah jadi penindas baru. Mungkin ini semacam warisan kultural yang dianggap sakral. Kalau aku dulu disuruh push-up, maka generasi berikutnya juga harus push-up. Biar tahu rasa.

Kebanyakan dari mereka lupa bahwa pola seperti ini adalah lingkaran setan. Bahkan dalam banyak kasus, organisasi tidak pernah benar-benar berkembang karena isinya cuma replikasi senior sebelumnya. Tidak ada terobosan, tidak ada pembaruan, hanya siklus dendam yang dibungkus kata “proses”. Dan semua ini dilakukan sambil tetap mengaku sebagai pelopor gerakan perubahan.

Penulis: Ramanda Bima Prayuda
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Ormek Lebih Cocok Disebut Kumpulan Mahasiswa Haus Pujian daripada Organisasi Mahasiswa

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 25 Juli 2025 oleh

Tags: Mahasiswaorganisasi mahasiswaorganisasi mahasiswa ekstra kampussenior organisasi
Ramanda Bima Prayuda

Ramanda Bima Prayuda

Mahasiswa Sarjana Ilmu Politik Universitas Negeri Semarang.

ArtikelTerkait

hari tani, sawah

Selamat Hari Tani Nasional!

24 September 2019
penjaga toko buku mojok

Keuntungan kala Menjadi Penjaga Toko Buku

13 Mei 2020
4 Hal yang Cuma Bisa Kamu Rasakan Saat Pacaran dengan Mahasiswa Jurusan Film dan Televisi

4 Hal yang Bakal Kamu Rasakan Saat Pacaran dengan Mahasiswa Jurusan Film dan Televisi

5 April 2023
4 Pengalaman Duka yang Dirasakan saat Rumah Dijadikan Tempat Nongkrong

Momen Perpisahan Anak Bandel dengan Ibu Kos yang Terlewat Dramatis

30 November 2020
kelompok

Dear Maba: Jangan Jadi Temen Kelompok yang Menyebalkan

22 Agustus 2019
4 Pekerjaan Sampingan Paling Cuan di Jogja yang Wajib Mahasiswa Tahu

4 Pekerjaan Sampingan Paling Cuan di Jogja yang Wajib Mahasiswa Tahu

29 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih
  • Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.