Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Orang Sunda Itu Pemalas? Pitnah!

Raden Muhammad Wisnu oleh Raden Muhammad Wisnu
18 Januari 2021
A A
Orang Sunda Itu Pemalas? Pitnah! Terminal Mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Semua ini diawali dari pembicaraan Grup WhatsApp Penulis Terminal Mojok Jawa Barat yang sedang berdiskusi tentang tulisan kedaerahan untuk Terminal Mojok, tentang stigma orang Sunda yang dicap sebagai pemalas.

Saya pun beberapa kali mengalami stigma tersebut ketika berdiskusi mengenai pekerjaan dengan teman saya yang berasal dari Solo tentang bisnis baksonya. Selama puluhan tahun menjalankan bisnis bakso di Kota Bandung, kedua orang tuanya tidak pernah mempekerjakan orang Sunda meski usaha mereka berada di Kota Bandung, karena orang Sunda tidak dapat diandalkan, lelet, dan tidak disiplin.

Seketika saya bilang, “Saya orang Sunda tapi dapat diandalkan, tidak lelet, dan justru disiplin.”

Teman saya pun kemudian meminta maaf. Dia menyangka saya adalah orang Jawa lantaran nama saya Wisnu, yang biasa disematkan pada lelaki Jawa. Terlebih, saya memiliki gelar “Raden” sejak lahir yang menempel di seluruh dokumen kependudukan saya seperti akta kelahiran, KTP, SIM, hingga seluruh akun media sosial saya.

Dia pun berkata, “Kamu malah rajin seperti orang Jawa, tidak seperti orang Sunda yang saya kenal.”

Saya jadi berpikir, “Sejak kapan sifat seseorang dapat ditentukan dari gen, kesukuan, dan juga etnis?”

Akhirnya saya membuat hipotesa berikut ini berdasarkan sedikit ilmu psikologi yang saya dapatkan saat kuliah dan dari berbagai sumber bacaan, serta hasil diskusi dengan berbagai macam orang.

#1 Faktor alam

Pada umumnya, orang Sunda tinggal di pegunungan yang subur jauh sebelum masa kolonial Belanda. Lahan yang subur serta udara yang sejuk menjadikan orang Sunda cenderung malas karena hanya dengan rebahan saja hasil pertanian, perkebunan, atau peternakan mereka akan jadi dengan sendirinya. Udara yang sejuk tersebut juga membuat orang Sunda menjadi pribadi yang lemah lembut dari tutur bicara dan cenderung tidak memiliki ambisi dalam dunia bisnis dan dunia politik. Dengan kekayaan alam yang melimpah tersebut, mereka sudah sangat puas. “Ah, kieu ge cekap lah.” (Ah, segini juga sudah cukup)

Baca Juga:

4 Ciri Warung Sunda yang Masakannya Dijamin Enak, Salah Satunya Lalapan Selalu Segar

3 Kuliner Solo yang Bikin Culture Shock Lidah Sunda Saya

Ini sangat berbeda dengan orang luar Sunda yang merantau di Tanah Sunda. Mereka mau tidak mau harus bekerja keras di Tanah Priangan karena merupakan pendatang. Mereka berambisi untuk menjadi wirausahawan dengan merangkak dari bawah, atau menduduki jabatan tertentu dari bawah karena mereka merupakan perantau.

Keadaan ini sangat kontras dengan orang Sunda yang para perantau ini lihat, sehingga mereka mengatakan orang Sunda pemalas. Dan ketika mereka kembali ke kampung halaman, mereka menceritakan cerita ini sehingga stigma ini begitu melekat kepada orang Sunda.

#2 Propaganda Belanda

Syed Hussein Alatas, seorang ilmuwan Malaysia yang lahir di Kota Bogor dalam The Myth of Lazy Native (1977) menjelaskan bahwa mitos kemalasan pribumi adalah propaganda dari pemerintah Kolonial Belanda. Para bumiputera saat itu menolak untuk disuruh bekerja dalam program tanam paksa Van Den Bosch. Untuk itu, pemerintah Kolonial Belanda menyebarkan propaganda bahwa bumiputera itu lamban, membosankan, dan kekanak-kanakan. Van Den Bosch bahkan menyamakan kecerdasan bumiputera dewasa setara dengan perkembangan intelektual anak-anak Belanda yang berumur 12-13 tahun.

Setelah itu, hektar tanah di Priangan dibuka jadi perkebunan. Pemerintah kolonial mengubah tanah Priangan menjadi perkebunan komersil untuk kebutuhan pasar Eropa. Para bumiputera dipaksa bekerja memenuhi target waktu dan target produksi sesuai dengan budaya kerja di Eropa saat itu. Sanksi hukum pun diberlakukan kepada bumiputera yang dianggap menghambat pekerjaan tersebut.

Citra malas dibuat oleh kolonial untuk membuat masyarakat Nusantara menyesuaikan diri dengan model kerja Eropa. Penyesuaian waktu serta segala hal yang berkaitan dengan agenda untuk mengadabkan para pribumi dalam sudut pandang kolonial bertujuan untuk pengerahan kerja paksa.

#3 Pengaruh cerita Kabayan

Yang terakhir adalah penokohan dari cerita rakyat Sunda bernama Kabayan. Kabayan sendiri adalah cerita rakyat Sunda turun temurun sejak zaman Kolonial Belanda yang populer. Kabayan dianggap sebagai tokoh ciptaan manusia Sunda yang hidup berpegang kepada pedoman cageur jeung bageur, yakni sehat lahir batin dan berbudi yang baik.

Kabayan digambarkan sebagai orang Sunda yang ramah dan sopan meskipun hidupnya malas dan miskin. Terlebih, dia tidak memiliki pekerjaan sama sekali alias pengangguran. Dalam banyak kisah pun Kabayan dikenal senang bercanda, sering melakukan hal-hal konyol, dan bisa dibilang sangat bodoh. Di balik itu semua, dia selalu bersikap jujur dan selalu tersenyum dalam kondisi apa pun.

Pengaruh cerita rakyat ini menjadi sebuah stigma turun temurun terhadap orang Sunda bahwa semua orang Sunda ini seperti Kabayan. Pemalas dan miskin, tidak memiliki ambisi apa pun, dan selalu merasa cukup dengan keadaan yang dimilikinya, padahal dia tidak memiliki apa-apa, termasuk pekerjaan tetap.

Nah, jadi itulah beberapa catatan bagaimana stigma orang Sunda yang pemalas itu berasal. Mulai dari kondisi geografi dan demografi Jawa Barat yang terdiri dari tanah pegunungan yang subur dan sejuk, propaganda Pemerintah Kolonial Belanda, hingga pengaruh cerita rakyat Kabayan yang telah turun temurun diceritakan pada masyarakat.

Kesimpulannya, sejak kapan sifat seseorang ditentukan oleh suku, agama, ras, ataupun etnis? Sifat seseorang dibentuk oleh pola asuh orang tua, lingkungan terdekat, tingkat pendidikan, dan keadaan ekonominya, bukan berdasarkan suku, agama, dan ras tertentu.

Sama seperti yang mengatakan bahwa kucing oren adalah kucing yang barbar, tidak tahu sopan santun, dan sangat egois, kan yang bersifat begitu bukan kucing oren, itu hanya oknum dari kucing oren saja. Kita tidak dapat menyimpulkan sifat suatu kelompok berdasarkan perbuatan sebagian kecil dari anggota kelompok tersebut, bukan?

Jadi, tidak semua orang Sunda itu pemalas ya, meskipun saya membuat tulisan ini sambil rebahan dan berleha-leha. Catat! Itu Pitnah!

BACA JUGA Penggunaan Kata ‘Aing’ dalam Bahasa Sunda untuk Pemula dan tulisan Raden Muhammad Wisnu lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 19 Januari 2022 oleh

Tags: orang sunda
Raden Muhammad Wisnu

Raden Muhammad Wisnu

Akun resmi Raden Muhammad Wisnu Permana. Akun ini dikelola oleh beberapa admin. Silakan follow akun Twitternya di @wisnu93 dan akun Instagramnya di @Rwisnu93

ArtikelTerkait

Kata ‘Aing’ dan ‘Dia’ dalam Bahasa Sunda Banten Aslinya Nggak Kasar, Bro! terminal mojok.co

Kata ‘Aing’ dan ‘Dia’ dalam Bahasa Sunda Banten Aslinya Nggak Kasar, Bro!

5 Februari 2021
15 Kosakata Bahasa Sunda yang Susah Diartikan ke Bahasa Indonesia. Orang Sunda Juga Bingung Menjelaskannya

15 Kosakata Bahasa Sunda yang Susah Diartikan ke Bahasa Indonesia. Orang Sunda Juga Bingung Menjelaskannya

25 November 2023
Sisi Lain dari Orang Sunda yang Murah Senyum Mojok.co

Sisi Lain dari Orang Sunda yang Murah Senyum 

14 November 2023
Dewi Sri di Mata Orang Sunda Terminal Mojok

Dewi Sri di Mata Orang Sunda

14 Januari 2023
menikah secara rasional, orang sunda menikah dengan orang jawa

Teori Soal Kenapa Orang Sunda Tidak Menikah dengan Orang Jawa

8 April 2020
Kata ‘Aing’ dan ‘Dia’ dalam Bahasa Sunda Banten Aslinya Nggak Kasar, Bro! terminal mojok.co

Ciri Khas Nama Sunda yang Unik dan Jadi Identitas Kebanggaan

14 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.