Baru-baru ini saya menyelesaikan satu J-Drama yang menurut saya bagus, menyentuh, dan banyak pelajaran yang bisa diambil. Drama tersebut adalah Okaeri Mone atau dalam bahasa Inggris adalah Welcome Back, Mone.
Jujur saya tipe orang yang jarang sekali nonton drama Jepang karena lebih prefer dengan industri hiburan anime-nya. Namun entah petir apa yang menyambar saya akhirnya mencoba untuk nonton J-Drama, yang mana Okaeri Mone menjadi salah satunya. Dan jujur saja, drama ini benar-benar bagus.
Dari laut ke gunung
Drama ini mengisahkan tentang seorang wanita yang baru beranjak dewasa dan mencoba mencari apa yang sebenarnya ingin dilakukannya, namun masih dibayang-bayangi oleh rasa bersalah yang besar. Nagaura Momone yang merupakan heroine berasal dari Pulau Kesennuma, Miyagi, memiliki penyesalan besar karena tidak berada di kampung halamannya ketika daerahnya diterjang tsunami. Mengetahui itu perasaannya hancur. Ia merasa bersalah karena tidak bisa berbuat apa-apa serta “berbagi” penderitaan dengan keluarga dan temannya di Kesennuma. Hal inilah yang menyebabkannya berpikir untuk keluar dari pulau meskipun belum tahu apa yang ingin ia lakukan selanjutnya.
Mone akhirnya pergi ke Tome, Miyagi. Kasarannya, ia menjadi anak magang di sebuah perusahaan perhutanan di daerah perbukitan tersebut. Beda sekali dengan apa yang digeluti keluarganya, yakni keluarga pelaut. Di tempat itu lah ia mencoba menenangkan diri dan mencari apa yang sebenarnya dia inginkan. Hingga akhirnya ia bertemu dengan peramal cuaca kondangan di Jepang yakni Satoru Asaoka. Mone merasa takjub dengan apa yang diperlihatkan Asaoka, bagaimana ia memprediksi cuaca secara langsung dan selalu tepat. Mone merasa keahlian itu sangat berguna bagi orang-orang, terutama yang bekerja bersama alam seperti yang dilakukannya di Tome.
Singkat cerita ia memutuskan untuk mengejar lisensi peramal cuaca dan belajar dengan tekun sambil diajari oleh calon gebetannya, eh, dokter muda Suganami Kotaro. Tidak hanya ilmunya yang bertambah, perasaannya pun mulai terbuka kepada seorang laki-laki. Ia benar-benar menemukan titik awal dari apa yang menjadi keinginannya di Tome.
Ada satu quote yang aku ingat dan suka dari drama ini, “The mountains and the sea are connected”. Petuah yang diberikan kakeknya Mone kepadanya. Meski kelihatannya laut dan gunung adalah dua hal yang berbeda, namun sesungguhnya mereka adalah satu kesatuan alam yang tidak dapat dipisahkan. Air mengalir dari gunung memberikan nutrisi bagi makhluk hidup di laut yang nantinya menjadi konsumsi orang-orang. Begitu terus sesuai siklusnya. Mendengar itu mata Mone terbuka dan merasa apa yang dilakukannya (magang di perhutanan) juga memberikan manfaat kepada keluarganya yang bekerja di laut. Oleh karena itu, hentikanlah perdebatan pilih gunung atau pantai (laut) karena semuanya sama-sama bagus dan bermanfaat.
Pentingnya ramalan cuaca
Salah satu hal yang menjadi fokus dalam drama ini adalah pekerjaan peramal cuaca atau weather forecaster, bidang yang dipilih oleh Mone untuk digeluti. Menonton ini pun mata saya terbuka, ternyata sepenting ini ya ramalan cuaca bagi orang Jepang. Entah karena saya yang ignorant atau bagaimana, namun menurut pengamatan pribadi ramalan cuaca bagi masyarakat Indonesia tidak diperhatikan “sebegitunya” seperti orang-orang Jepang yang digambarkan dalam drama ini. Mereka benar-benar memperhatikan ramalan cuaca sebelum memulai hari. Tidak hanya bagi pelaut ataupun pekerjaan yang bekerja di alam, namun juga orang-orang biasa seperti pekerja kantoran dan ibu rumah tangga.
Fakta ini tidak hanya berdasarkan drama saja karena memang pada kenyataannya peramal cuaca membutuhkan lisensi di Jepang. Layar TV pun selalu menyajikan perkiraan cuaca banyak tempat di pojok layar.
Awalnya saya heran, “Eh, emang sebegini pentingnya kah kalau meramal cuaca?”. Okaeri Mone menggambarkan pekerjaan ini sebagai pekerjaan yang penting, membutuhkan analisis kuat dan sekali salah akibatnya fatal. Setelah saya menonton sampai selesai, ternyata memang benar sepenting itulah informasi terkait cuaca. Kita mampu melakukan aktivitas dengan lancar ketika memperhatikan informasi cuaca yang tepat. Kita pun dapat menghindari hal-hal buruk ketika cuaca sedang ekstrim. Terlebih lagi di daerah Jepang yang rawan dengan bencana alam. Menyadari ini saya pun tak bisa kalau tidak membandingkannya dengan keadaan di Indonesia.
Kalau dilihat-lihat ada beberapa persamaan geografis antara Indonesia dan Jepang. Selain sama-sama berada di kawasan ring of fire, Indonesia dan Jepang juga merupakan negara kepulauan, sehingga kondisi cuaca pun mudah dipengaruhi angin laut. Bencana hidrometeorologi pun rawan terjadi di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan data yang selalu menunjukkan kalau bencana seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung selalu menjadi top 3 bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia setiap tahunnya. Melihat fakta ini, saya bertanya kenapa perhatian terhadap ramalan cuaca di Indonesia tidak sebesar masyarakat Jepang ya?
Bencana hidrometeorologi yang dapat diprediksi
Drama ini menggambarkan setiap orang memperhatikan ramalan cuaca yang diberitakan oleh sosok yang benar-benar terpercaya dan memiliki lisensi weather forecaster. Mungkin belajar dari pengalaman mereka, memang informasi tentang cuaca sangat penting di keseharian mereka dan mampu mengindari mereka dari kejadian buruk.
Saya berandai-andai apakah Indonesia bisa seperti ini? Dengan informasi cuaca yang tepat serta kesadaran akan pentingnya informasi, mungkin kerusakan akibat bencana seperti banjir dan tanah longsor bisa teratasi. Bahkan apabila pemerintah juga bergerak, bencana tersebut dapat dihindari.
Ramalan cuaca di Indonesia pun sebenarnya sudah ada, yang mana BMKG sebagai penanggung jawabnya. Berita TV pun biasanya menyajikan informasi tersebut. Apabila searching di google pun kita mendapatkan informasi cuaca (meskipun seringkali tidak tepat). Tetapi ,setelah analisis ala kadarnya sambil belajar dari Okaeri Mone, sepertinya yang kurang itu ialah bagaimana informasi tersebut disalurkan dan langkah berikutnya ketika mendapatkan informasi cuaca.
Pertama, informasi yang disajikan terkadang hanya berupa angin lewat seperti formalitas. Terkadang juga tidak tepat. Hanya orang tertentu saja yang “niat” untuk memperhatikan informasi cuaca, padahal hal ini sangat membantu kegiatan sehari-hari kita.
Kedua, langkah berikutnya yang dimaksud di sini bisa beragam termasuk salah satunya ialah mitigasi bencana. Ketika tahu bagaimana kondisi cuaca kedepannya, seringkali tak tahu apa yang dilakukan. Atau cenderung diabaikan. Padahal bisa saja hal tersebut menjadi pemicu bencana banjir atau longsor. Apabila kedua kendala tersebut benar-benar diperbaiki, maka kegiatan kita sehari-hari bisa terjadwal dengan lancar. Bencana alam pun bisa teratasi tanpa menghasilkan korban jiwa.
Okaeri Mone, drama Jepang yang tidak hanya membahas soal bagaimana industri ramalan cuaca. Namun, juga bagaimana mengenali diri sendiri, permasalahan antarpertemanan, dan tentu saja juga keluarga. Saya pribadi merekomendasikan drama ini karena banyak insight yang didapat ketika menonton. Selain itu kehangatan dari Mone, Suganami, teman dan keluarga di Kesennuma serta Tome juga menjadi salah satu faktor kenapa drama ini menurut saya APIK BETUL.
Sumber Gambar: Pixabay
Editor: Rizky Prasetya