Ini adalah pengalaman saya naik ojol di Bangkalan Madura. Semua ada plus dan minusnya.
Beberapa tahun lalu, ketika berkunjung ke Surabaya, saya menghabiskan banyak waktu di perjalanan dengan naik ojek online. Saya merasakan keseruan menggunakan ojol dan bagaimana transportasi ini secara ajaib bisa dihargai murah dengan jarak tempuh lumayan jauh. Bagi saya yang orang Madura, ojek online tentunya merupakan hal yang baru karena di tempat saya masih belum beroperasi.
Lalu, baru-baru ini saya mengetahui kalau ojol sudah mulai beroperasi di Madura, khususnya di Bangkalan Madura. Saya memutuskan meniadakan rasa penasaran dengan mencoba memesan. Driver datang beberapa menit kemudian. Lalu, saya kemudian merasakan pengalaman berharga yang akan saya bagikan pada kamu semua.
Daftar Isi
- Harga ojol di Bangkalan Madura bisa 3-4 kali lipat lebih mahal dari transportasi umum
- Drivernya itu-itu saja
- Drivernya lebih ramah dan santai, bahkan bersedia mengantar ke titik yang nggak sesuai maps
- Beberapa driver sebenarnya adalah orang Madura yang ngojolnya beroperasi di Surabaya, namun saat sore pulang ke Madura
- Ojol di Bangkalan Madura sebenarnya menolong orang-orang yang terdesak di waktu tertentu
Harga ojol di Bangkalan Madura bisa 3-4 kali lipat lebih mahal dari transportasi umum
Jika saat di Surabaya saya agak kaget karena tarif ojol yang murah, di Madura saya justru lebih kaget lagi karena tarifnya yang mahal banget. Bisa sampai 3-4 kali lipat dari harga transportasi umum.
Sebagai contoh, ongkos dari rumah saya ke pusat kecamatan biasanya hanya Rp5 ribu saja. Namun dengan naik ojol tarifnya bisa sekitar Rp20 ribu lebih, itu sudah termasuk diskon. Padahal saya kira karena jalannya yang hanya lurus dan nggak berkelok-kelok seperti di Surabaya bakalan bikin tarifnya terjangkau. Ternyata saya salah besar.
Hal ini tentunya bikin saya berpikir dua kali tiap mau pesan ojol.
Drivernya itu-itu saja
Mungkin karena ojol masih agak baru di Bangkalan Madura, jadi driver yang bertugas lumayan sedikit. Bahkan seringnya saya hanya dapat driver yang itu-itu saja, hehehe. Saya dan teman-teman saya yang lain bahkan sampai hafal sama beberapa driver ojol di Bangkalan karena sepertinya memang hanya sedikit yang beroperasi di sini.
Drivernya lebih ramah dan santai, bahkan bersedia mengantar ke titik yang nggak sesuai maps
Mungkin karena penumpang dan drivernya sedikit, beberapa driver ojol di Bangkalan Madura ini terlihat lebih santai dan nggak diburu-buru waktu. Saya beberapa kali mendapatkan driver ojol yang mau mengantarkan saya sampai jarak agak jauh dari titik lokasi yang sudah saya tetapkan di awal.
Ketika saya memutuskan turun di titik lokasi yang biasanya ada di maps, para driver ini dengan senang hati selalu mengantarkan pada titik agak jauh, tanpa mau menerima ongkos tambahan—meskipun seringnya tetap saya lebihkan. Para driver ojol ini juga ramah banget dan bersedia menunggu, malah seringnya bilang pada penumpang untuk santai saja, nggak perlu buru-buru.
Beberapa driver sebenarnya adalah orang Madura yang ngojolnya beroperasi di Surabaya, namun saat sore pulang ke Madura
Beberapa kali naik ojol, saya sering banget dengar cerita kalau sebenarnya para driver ini beroperasinya di Surabaya. Namun, saat sore mereka pulang ke rumahnya di Madura. Saat pulang inilah, mereka masih menyempatkan buat nganterin penumpang sebentar sebelum kembali pulang ke rumah.
Saya sering iseng bertanya, lebih nyaman mana ngojol di Madura atau Surabaya? Beberapa berpendapat lebih enak di Madura, salah satunya karena arah dan jalannya nggak berputar-putar. Jalan untuk berangkat dan pulang hanya perlu berbalik arah, nggak perlu keliling dan berputar karena sebagian besar jalannya hanya dua arah. Jadinya bikin hemat bensin, hehehe.
Ojol di Bangkalan Madura sebenarnya menolong orang-orang yang terdesak di waktu tertentu
Sudah bukan alasan umum lagi kalau jasa transportasi umum, khususnya di Bangkalan Madura itu nggak diatur pemerintah. Jadi, semuanya rata-rata adalah milik perorangan yang artinya waktu beroperasinya juga sesuka hati pemiliknya.
Minggu lalu, saya ada urusan di luar sampai sore hari menjelang magrib. Di waktu-waktu tersebut, tentu saja transportasi umum seperti angkot dan bus mini sudah mulai nggak ada. Sebagian besar hanya tersisa bus mini yang menuju ke arah timur, sedangkan tujuan saya ke arah barat.
Di saat seperti itulah, saya berpikir untuk menggunakan jasa ojol. Saya merasa sangat tertolong karena berkat ojol, saya bisa pulang tanpa khawatir nggak mendapatkan angkutan umum. Ojol juga sering banget membantu saya untuk sampai pada berbagai tujuan yang lokasinya nggak dilalui oleh transportasi umum. Pokoknya, terbaik, deh!
Nah, kira-kira seperti itulah pengalaman plus dan minus selama saya menggunakan ojol di Bangkalan Madura. Jadi, barangkali kalian berkunjung ke Bangkalan dan nggak tahu caranya pakai transportasi umum di sini, kalian bisa pakai jasa ojol saja.
Penulis: Siti Halwah
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.