Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Odong-odong: Hiburan Murah Tanpa Standardisasi dan Regulasi

Bayu Kharisma Putra oleh Bayu Kharisma Putra
16 Januari 2023
A A
Odong-odong: Hiburan Murah Tanpa Standardisasi dan Regulasi

Odong-odong: Hiburan Murah Tanpa Standardisasi dan Regulasi (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Berbekal uang kurang dari lima ribu rupiah, seorang balita bisa menikmati perjalanan di dalam mobil warna-warni dan diiringi musik yang tengah beken di TikTok. Sembari mobil itu berjalan di jalanan desa yang sempit, si ibu dengan santai menyuapi si anak yang tengah fokus menatap layar televisi di kokpit. Itu adalah pemandangan umum di sekitar saya, dan jelas bukan fiksi. Setiap sore odong-odong dengan beragam hiasan rajin mencari pelanggan. Dan setiap hari ada saja yang menantikannya.

Ia berbentuk mirip Tayo kecil, minus pintu dan jendela. Semua serba terbuka, dan musik bersuara keras selalu mengiringi perjalanannya. Dengan nuansa yang ceria, tak ada anak-anak yang tak menyukainya. Begitu pula para orang tuanya, senang karena tak perlu mengeluarkan uang yang banyak untuk menyenangkan anaknya. Dan sang pemilik odong-odong juga pasti bahagia mendapati mobil miliknya penuh sesak.

Umumnya mereka terbuat dari mobil bekas dengan banyak modifikasi. Beberapa orang menggunakan mobil sejenis pickup, lebih banyak lagi yang menggunakan mini bus lawas bekas angkot. Mitsubishi L300, Daihatsu Zebra, Daihatsu Hijet, Jetstar, hingga Suzuki Carry, adalah beberapa jenis mobil yang jadi langganan untuk dimodifikasi. Beberapa menggunakan body sekaligus mesin originalnya, beberapa yang lain dibangun dengan menggabungkan banyak bagian mobil dari jenis yang berbeda-beda. Mengingatkan saya pada mobil ala film Mad Max.

Di satu sisi, ini adalah hiburan rakyat yang murah meriah. Di sisi lain, ia membuat banyak pihak khawatir akan keselamatan rakyat. Kita tahu odong-odong memang perlu dipertanyakan soal regulasi keselamatan publik. Namun, kita juga tahu jika odong-odong adalah sesuatu yang sangat Indonesia: yang penting masih bisa jalan. Apalagi jika sudah dibenturkan dengan “namanya juga hiburan murah meriah!”.

Kekhawatiran banyak orang memang beralasan. Kelebihan kapasitas hanyalah satu dari sekian hal yang terlihat. Standardisasi pembuatan odong-odong memang tak ada, dan itu memberikan keleluasaan bagi penyedia jasa untuk membuat sesuai yang diinginkan, bukan yang diizinkan. Apalagi saat kita dapati banyak kasus kecelakaan yang melibatkan odong-odong. Selain pengendara dan penumbang, odong-odong tanpa standarisasi dan regulasi yang jelas juga mengancam keselamatan pengguna jalan lain.

Odong-odong memang bisnis yang menggiurkan, itu terlihat dari banyaknya orang yang ikut nimbrung di bisnis ini. Entah sudah ada berapa armada yang lewat di kampung saya, pokoknya mereka ada banyak. Peminat yang tak sedikit, membuat odong-odong tak kekurangan pasar. Anak-anak yang paling sering jadi sasaran pelanggannya. Karena itulah, perlu hukum yang dijalankan, bukan hanya sekedar formalitas. Pasalnya, perihal keselamatan publik kita masih sangat tertinggal. Dan itu bukan hanya tanggung jawab pemilik usaha saja.

Jangankan odong-odong, bus lawas yang rajin mogok dan jika menganut aturan yang ada seharusnya sudah kedaluwarsa, nyatanya masih tetap dibiarkan beroperasi. Kendaraan umum yang hobi ngebut dan ugal-ugalan juga masih tetap tak jera. Begitu juga transportasi publik kita yang masih sangat senang menerapkan prinsip melebihi kapasitas. Sudah banyak korban berjatuhan, kecelakaan sering terjadi, dan pungli sebagai tokoh utama juga bukan rahasia lagi.

Itu juga baru sedikit dari banyak masalah yang sebenarnya terjadi. Yang pasti, kendaraan umum dan sarana publik memang tak pernah menjadi prioritas utama.

Baca Juga:

4 Risiko Kos Dekat Kampus, Salah Satunya Harga Sewa Ugal-ugalan, tapi Fasilitas Ampas!

Sepeda Listrik dan Bocil Kematian, Kombinasi Maut yang Sukses Bikin Pening, Saatnya Bikin Regulasi!

Pada akhirnya rakyat yang tak punya akses ke tempat hiburan yang aman, memang hanya akan menerima begitu saja. Saya juga tak serta merta membenci bisnis odong-odong. Misalkan bisnis itu tetap berjalan, tolong dibuatkan aturannya saja. Karena kalau sudah kejadian, ujung-ujungnya hanya si pemilik usaha yang kena hukuman. Padahal ada pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab soal regulasi dan keamanan. Kalau memang tak boleh ya, ditertibkan, jangan hanya pura-pura nggak lihat.

Penulis: Bayu Kharisma Putra
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Nasionalisme Gojek Tidak Ada Apa-Apanya Dibanding Grab Odong-Odong

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 Januari 2023 oleh

Tags: keamananodong-odongregulasistandardisasi
Bayu Kharisma Putra

Bayu Kharisma Putra

Anak pertama

ArtikelTerkait

Sepeda Listrik di Alun-Alun Gresik Meresahkan Pengunjung

Sepeda Listrik dan Bocil Kematian, Kombinasi Maut yang Sukses Bikin Pening, Saatnya Bikin Regulasi!

7 April 2025
security rumah sakit mojok

Tak Hanya Menjaga Keamanan, Security Rumah Sakit Bisa Melakukan Beberapa Hal Ini

26 Desember 2020
Pesan untuk Para Peserta Pemilu dari Guru PAUD

Pesan untuk Para Peserta Pemilu dari Guru PAUD

28 November 2022
4 Rekomendasi Skincare Aman dan Terpercaya di TikTok Shop

Memblokir TikTok Shop Nggak Bikin Pasar Tradisional Tiba-tiba Ramai

26 September 2023
7 Hal Positif yang Hanya Akan Kamu Temukan di Bus Ponorogo-Trenggalek telolet bus

Ironi Telolet Bus: Bikin Bahagia, tapi Kadang Malah Berakhir Bencana, Saatnya Bikin Aturan yang Tegas!

25 Maret 2024
Menanti Tobatnya Satpam Kampus yang Sok-sokan

Menanti Tobatnya Satpam Kampus yang Sok-sokan

23 April 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.