Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Media Sosial

Nikah Gratis di KUA: Sebuah Tren yang Layak Dinormalisasi dan Dirayakan

Erma Kumala Dewi oleh Erma Kumala Dewi
2 Februari 2023
A A
Nikah Gratis di KUA: Sebuah Tren yang Layak Dinormalisasi dan Dirayakan

Nikah Gratis di KUA: Sebuah Tren yang Layak Dinormalisasi dan Dirayakan (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Menikah di KUA menjadi sesuatu yang cukup diperbincangkan di media sosial belakangan ini. Berawal dari sebuah akun yang membagikan pengalamannya nikah gratis di KUA dan foto di berlatar pohon pisang. Begitu sederhana, namun tetap saja begitu sakral dan nampak membahagiakan. Banyak netizen yang akhirnya terpancing untuk membagikan pengalaman serupa. Kondisi ini seolah menjadi potret kejenuhan generasi muda terhadap rumitnya prosedur menjadi pasangan sah.

Aku nikah tahun 2021 Gratis karena di KUA doang terus foto belakangnya pohon pisang HAHAHAHA https://t.co/LbPBLi1pJx pic.twitter.com/Rhhy6dSjlj

— bisa diem g (@odongpejjj) January 28, 2023

Sebelum pandemi melanda, opsi ini menjadi suatu hal yang nyaris tidak mungkin. Sebab, keinginan menggelar pernikahan sederhana kerap terganjal dengan ekspektasi keluarga besar dan masyarakat sekitar. Rasanya terlalu banyak stigma buruk yang disematkan pada sebuah gelaran pesta pernikahan yang terlalu sederhana.

Momok pernikahan yang menghantui kawula muda

Tak ada komoditas yang murah di zaman sekarang kecuali upah pekerja. Semua harga sudah merangkak naik. Terlebih pandemi kemarin memberikan pukulan telak pada sektor ekonomi. Membuat kepemilikan rumah masa depan semakin jauh dari angan-angan.

Rasanya semakin sulit bagi pasangan muda untuk langsung tinggal di rumah sendiri setelah menikah mengingat harga properti yang semakin mencekik. Jika saja tidak disokong oleh orang tua atau melalui skema KPR, rasanya cukup sulit mewujudkan kepemilikan rumah pribadi. Pun tidak semua pasangan muda dianugerahi keuntungan untuk bisa mengajukan KPR.

Kondisi semakin diperburuk dengan ekspektasi keluarga besar dan masyarakat yang kerap mengharapkan pesta pernikahan meriah. Yang hitung-hitungan kasar biayanya lebih sering membuat kawula muda gemetaran untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Dalam hal ini media sosial turut memberi peran. Pernikahan artis dan influencer kerap menjadi patron pesta masa kini. Padahal mau sesimpel apa pun pernikahan artis itu tetap saja biayanya mahal.

Makanya banyak kawula muda yang bimbang antara menikah dahulu atau menunggu mapan. Tentu saja menikah saat kondisi sudah mapan adalah dambaan semua orang. Akan sangat menyenangkan jika kita bisa menjamin masa depan anak-anak dan pasangan dengan baik. Sebab, perlu diingat bahwa faktor ekonomi menjadi alasan terbesar perceraian selain KDRT dan perselingkuhan.

Suka atau tidak, kita harus mengakui bahwa uang memegang peranan vital untuk menjamin stabilitas hubungan rumah tangga. Tak cukup dengan sekadar cinta, sebab cinta tidak bisa membikin perut kenyang. Tapi, jika menunggu hidup yang mapan, pertanyaannya adalah sampai kapan? Haruskah kita menikah di usia senja?

Baca Juga:

Akun Affiliate yang Jualan Numpang Tragedi Itu Biadab, dan Semoga Nggak Laku!

Sisi Gelap Pernikahan di Desa, Sudah Gadaikan Sawah Demi Biaya Hajatan, Masih Aja Jadi Omongan Tetangga

Nikah gratis di KUA adalah upaya cermat menghemat banyak hal

Nikah gratis di KUA jadi solusi paling realistis yang bisa ditempuh para kawula muda. Biaya menikah jadinya sangat murah. Sebab, pernikahan di kantor KUA tidak dipungut biaya jika dilakukan di jam kerja. Di luar mahar, barangkali pasangan pengantin hanya perlu pengeluaran untuk riasan dan fotografer, itu pun kalau ada.

Tasyakuran bisa diadakan secara sederhana, misalnya dengan membagikan makanan ke tetangga sekitar dan kerabat atau mengadakan jamuan makan berskala kecil. Setidaknya tidak perlu mengundang ratusan undangan dan mendirikan tenda lengkap dengan segala dekorasinya yang biayanya tidak murah.

Dengan nikah gratis di KUA, ada banyak biaya yang bisa dihemat, bahkan mencapai puluhan hingga ratusan juta. Tentu saja itu sebuah jumlah yang lumayan untuk bekal berumah tangga. Bisa diputar untuk modal usaha, mempersiapkan hunian pribadi, dan segala hal yang lebih berfaedah bagi kedua mempelai. Sehingga mereka bisa menjalani hidup baru dengan penuh kebebasan dan kemandirian.

Selain itu nikah gratis di KUA bisa sangat menghemat tenaga. Pengantin tak perlu mengurus printilan pesta yang tak hanya menguras dompet, namun turut menguras tenaga dan kewarasan. Tak perlu lagi cuti kerja jauh-jauh hari atau bahkan mengundurkan diri demi mengurus keperluan pesta. Tak ada lagi drama perselisihan antargenerasi karena perbedaan pola pikir.

Segalanya bisa dipersiapkan dengan lebih santai. Sehingga bisa berfokus mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah ijab kabul yang jangka waktunya lebih panjang.

Sebuah tren yang patut dinormalisasi dan dirayakan

Mengingat banyaknya tanggapan positif terhadap nikah gratis di KUA, rasanya tidak berlebihan jika saya berharap tren ini bisa dinormalisasi. Sehingga ke depannya tak ada lagi generasi tua yang menganggap pernikahan sederhana sebagai tanda ketidakberdayaan.

Tren ini bisa mendobrak stereotipe pernikahan yang sudah berat sedari awal. Sebab, tak ada aturan agama dan negara yang mempersulit niat baik sesorang untuk melakoni ibadah mulia ini. Hanya budaya masyarakat yang membuatnya nampak sangat rumit.

Nikah gratis di KUA atau dengan upacara yang sederhana semakin menjadi opsi yang paling rasional. Sesuai dengan realita zaman sekarang. Kenyataannya, semakin banyak pasangan muda yang memilih opsi tersebut secara sadar, bukan terpaksa keadaan.

Keputusan pasangan muda tersebut bukan ekspresi pembangkangan atau bentuk acuh terhadap keluarga. Sebab, berbakti bisa ditunjukkan dengan banyak cara, tidak melulu dengan membuat pesta yang bisa menunjukkan status sosial. Silaturahmi antarmanusia bisa dijalin dengan banyak cara, bukan sekedar melalui pesta yang mewadahi pertemuan banyak orang.

Alangkah membahagiakannya jika setiap pasangan muda diberikan kemerdekaan untuk menentukan sendiri konsep hari bahagianya tanpa penghakiman. Sebab pada akhirnya kita harus mengingat kembali bahwa esensi menikah adalah sah bukannya wah. Bukan soal bagaimana prosesinya, tapi dengan siapa kita menjalaninya.

Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Sesungguhnya Bisa Mengadakan Pernikahan Sederhana di Indonesia Adalah Sebuah Kemewahan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 2 Februari 2023 oleh

Tags: KUAnikah gratisPernikahanpesta pernikahanTwitter
Erma Kumala Dewi

Erma Kumala Dewi

Penggemar berat film kartun walaupun sudah berumur. Suka kulineran dan kekunoan.

ArtikelTerkait

Hubungan Beda Agama Rizky Febian dan Mahalini: Bagaimana Anak Muda Memandang Relasi Beda Agama?

Hubungan Beda Agama Rizky Febian dan Mahalini: Bagaimana Anak Muda Memandang Relasi Beda Agama?

11 Mei 2023
Menikahkan Korban Pemerkosaan dengan Pelaku Adalah Pemikiran Paling Ugal-ugalan! terminal mojok.co

Menikahkan Korban Pemerkosaan dengan Pelaku Adalah Pemikiran Paling Ugal-ugalan!

28 Mei 2021
Bangkitnya Komunitas Kuli Bangunan yang Lawan Stigma Lewat Shitposting terminal mojok.co

Bangkitnya Komunitas Kuli Bangunan yang Lawan Stigma Lewat Shitposting

10 Januari 2021
Nasi Minyak, Makanan Enak tapi Jahat Terminal Mojok

Nasi Minyak, Makanan Enak tapi Jahat

20 Januari 2023
Bridesmaid di Pernikahan Nggak Wajib-wajib Amat, Kenapa Masih Drama Soal Seragam sih Terminal Mojok pager ayu

Bridesmaid di Pernikahan Nggak Wajib-wajib Amat, Kenapa Masih Drama Soal Seragam sih?

4 Januari 2023
diajak susah

Logika Terbalik Lelaki: Ingin Dapat Pasangan yang Bisa Diajak Susah

8 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.