Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Nasib Sarjana PPG yang Katanya Nggak Pintar-pintar Amat Saat Mengajar

Yulia Sonang oleh Yulia Sonang
17 April 2020
A A
PPG
Share on FacebookShare on Twitter

Kamu bilang jadi sarjana PPG enak? Bener kok…bener-bener keliru maksudnya.

Akhir-akhir ini lini masa Terminal Mojok isinya tentang kampus dan jurusan terus. Di mana mereka semua sibuk membandingkan kampusnya dengan kampus A, B, atau C.

Fyi, saya nggak akan membandingkan kampus saya dengan kampus sebelah. Soalnya kampus saya semasa S-1 itu swasta. Dan nggak famous pula. Mungkin ketika dijelaskan akan banyak paragraf yang dituliskan agar people pada tahu, ini loh “Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan aka UMN-AW.” Biasanya mereka menyebut kampus saya itu dengan sebutan USU (not Universitas Sumatera Utara) Melainkan Universitas Samping UNIVA. Ya, kampus saya bersebelahan dengan Universitas Al-Washliyah Medan.

Mari lupakan sejenak tentang kampus. Kali ini, saya justru akan bercerita perihal Pendidikan Profesi Guru atau PPG. Cek ombak dulu, aaah.

Halooo mahasiswa PPG seluruh Indonesia. Serdik-nya sudah keluar belum? NRG-nya sudah terbit belum? Uang serti-nya sudah cair nggak? Sudah dapat 24 jam-kah ngajar di sekolahnya sekarang? Atau masih pengangguran sejak tamat PPG? Sabar ya, kita semua sama kok, sama-sama ngenes nasibnya.

Sebagai alumni PPG Prajabatan yang dibiayain pemerintah juga kedua orang tua saya tentunya, ada begitu banyak asumsi yang kerap kali saya terima dari orang yang cinta akan dunia. Ya, salah satunya ini, “Enak ya udah PPG. Gratis pula. Bentar lagi cair dong duit sertinya.” Kawaaan, bergabung dan lulus dari PPG itu nggak semudah mulutmu yang ngomong itu ya. Ada banyak perjuangan yang harus saya dan teman-teman lakukan di sana. This1!1!1!

PPG adalah pendidikan tinggi setelah program pendidikan sarjana yang mempersiapkan mahasiswanya untuk memiliki pekerjaan dengan syarat keahlian khusus dalam menjadi guru. PPG ditempuh selama setahun, setelah seseorang dinyatakan lulus dari program sarjana kependidikan maupun non sarjana kependidikan. Ini semua tertuang jelas pada Permendikbud No. 87 tahun 2013 yang membahas tentang PPG Prajabatan.

Beruntungnya, berkat usaha dan doa yang terus menerus dilakukan, saya terpilih menjadi salah satu penerima beasiswa tersebut pada tahun 2017 yang lalu. Yakni, mengikuti program PPG ini selama setahun penuh secara gratis. Btw, untuk mendapatkan program ini ada serangkaian tes yang harus dilalui terlebih dulunya.

Baca Juga:

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

Nggak jarang PPG membuat saya menjadi kuat sekaligus cengeng. Hal ini dikarenakan gagal UTN sebanyak dua kali, padahal sudah berjuang bersama-sama selama setahun. Eh, tetap saja ditinggal mereka yang nyatanya lulus duluan. Ada yang tumpah, tapi bukan banjir, melainkan air mata saya yang berderai ketika ngelihat kalimat “Tidak lulus uji pengetahuan.” Di website-nya UKMPPG. Perih.

Menjadi mahasiwa PPG yang nantinya akan memperoleh Gr. di akhir program, tentu nggak mudah. Serangkaian kegiatan harus dilakukan seperti; Workshop dari SSP 1 hingga SSP 6, peer teaching, formative test, PPL selama 3 bulan di sekolah berbeda, nulis PTK yang nantinya akan disidang oleh dosen penguji, ikut KMD, bela negara, dan terakhir yang paling menakutkan, yakni nulis diary of ppg. Ini juga penentu kelulusan loh haha, nyatanya hoax.

Padahal nih ya, yang menentukan kelulusan adalah tetap hasil akhir UTN bukan diary of ppg, bukan tugas refleksi diri yang setiap kali ditulis ketika selesai melakukan kegiatan di luar kampus, bukan kehadiran pesta budaya apalagi kehadiran di saat senam yang sering kali dilakukan tiap Sabtu. Ini hanya ancaman agar saya tetap hadir ke kampus dan tentunya biar makin sehat jiwa raga. Hadeeeh. Saying no rebahan ya selama PPG.

Mengikuti PPG itu, ibarat seperti sedang berkuliah S-1 di kampus negeri, masuknya susah dengan berbagai tes, eh keluarnya lebih susah dengan segala dukacita. Khususnya untuk orang-orang yang belum lulus UTN pada periode pertama seperti saya. Ketika dinyatakan nggak lulus UTN, saya harus ikut ujian ulang. Dan otomatis berbayar, yakni sebesar 300k. Di mana nomor rekening tempat membayar uang ujian beda bank. Jadinya ya, bayar biaya admin lagi wqwq.

Katanya lulusan PPG juga bakalan lekas memperoleh Tunjangan Profesi Guru (TPG). Mudah sih, kalau sudah punya jam ngajar sebanyak 24 les, sudah punya NRG juga dan tentunya sudah terbit Surat Keputusan Tunjangan Profesi (SKTP). Lulus PPG aja susahnya pakai banget. Eh, mau cair uang serti juga susahnya berkali-kali. Ya, kalau saya udah punya itu semua, lah jika masih nganggur di rumah, sama aja nggak guna itu serdik.

Ada juga yang bilang, “Lulusan PPG enak ya pas ikut seleksi CPNS. Soalnya kalau mereka lulus SKD dan melaju ke tahap SKB bakalan auto CPNS tuh. Sebab, serdik yang dimiliki akan memberikan skor maksimal ketika SKB.” Dan ini nih, yang jadi pro kontra di antara sesama lulusan Sarjana Penuh Derita—S.Pd. Again they said, “Seharusnya yang sudah punya serdik itu, janganlah ditandingkan dengan yang belum punya serdik, auto kalah dong kami semua.”

Katanya Serdik itu sebuah ‘privilege’ untuk lulusan PPG. Mereka bilang gini nih, “Toh yang lulusan PPG belum tentu pintar-pintar banget ketika disuruh mengajar.” Kalian nggak tahu aja gimana perjuangan saya buat dapatin tuh serdik. Begitu banyak materi, tenaga, dan waktu yang telah saya korbankan untuk memperoleh serdik berikut dengan embel-embel Gr. di belakang S.Pd. Zebeeel dengan orang yang hobinya ngebacot tanpa isi gini.

Tetapi, di balik itu semua, PPG mengajarkan saya banyak arti serta menjaga hati. Bersahabat dengan sobat missqueen yang berbeda kampus, belajar bersama setiap harinya dari jam 08.00 s/d jam 18.00 dan nggak jarang hingga begadang, demi print out perangkat pembelajaran ketika akan melaksanakan UKIN. Sekeren itu loh PPG. Oh ya, PPG subsidi sudah nggak ada lagi, Geng, sekarang adanya PPG mandiri dengan biaya yang nggak sedikit. Kuy cobain demi auto CPNS pas ikut SKB!

Omong-omong, saya ada sedikit kutipan yang didapat dari salah satu grup Telegram CPNS di ponsel pintar saya. Isinya itu kira-kira begini, “Tetaplah menjadi seorang guru yang menomorduakan dunia, lantas menomorsatukan ibadah.” Karena sejatinya kita akan ikhlas ketika menerima keputusan apa pun, sebab kita sadar rezeki sudah ada tempatnya masing-masing. Nggak pakai melankolis ya bacanya~

BACA JUGA Bukti kalau Kepanjangan S.Pd. itu Bukan Sarjana Pendidikan, tapi Sarjana Penuh Derita dan tulisan Yulia Sonang lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 18 Oktober 2021 oleh

Tags: guruPPGS.Pd.
Yulia Sonang

Yulia Sonang

Berjalan untuk bercerita, lalu menulis jejak.

ArtikelTerkait

Menjadi Guru SD Negeri Tidak Pernah Mudah, apalagi di Kota Besar seperti Jakarta Mojok.co

Menjadi Guru SD Negeri Tidak Pernah Mudah, apalagi di Kota Besar seperti Jakarta

1 Desember 2023
Tipe Guru di Sekolah Berdasarkan Mata Pelajaran yang Diampunya terminal mojok.co

Tipe Guru di Sekolah Berdasarkan Mata Pelajaran yang Diampunya

3 November 2020
Nasib Guru Honorer Menjelang Idulfitri: THR Nggak Turun, Upah Bulan Lalu Nanti Dulu orang tua guru korea

Belajar dari Konflik Guru dan Orang Tua Siswa di Korea, Sudah Saatnya Orang Tua Juga Mendidik Dirinya Sendiri

12 September 2023
Nyatanya Guru Tak Pernah Mulia, Sejak Dulu Isinya Hanya Luka MOJOK.CO

Jangan Bilang Gen Z Adalah Generasi Anti Guru, Siapa pun Akan Mikir Berkali-kali untuk Jadi Guru Selama Sistemnya Sekacau Ini

28 November 2025
4 Hal Salah Kaprah tentang UNNES yang Bikin Geleng-geleng

4 Hal Salah Kaprah tentang UNNES yang Bikin Geleng-geleng

21 Juni 2023
bahasa daerah mata pelajaran bahasa indonesia adalah pelajaran paling sulit mojok.co

Bahasa Indonesia Adalah Mata Pelajaran Paling Sulit

23 September 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.