Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Nasib Orang yang Dicap Sebagai Perusak Barang. Emangnya Kami Sengaja?

Taufik oleh Taufik
26 Oktober 2020
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Saat menempuh semester 5 di perkuliahan, om saya yang jadi kapten kapal cargo berkunjung ke Surabaya. Oleh karena selama berkunjung saya dianggap membantunya dalam banyak hal, maka saya “dititipi” sebuah Macbook generasi pertama yang tebalnya minta ampun. Teman-teman saya yang saat itu menggunakan laptop biasa pun berdecak kagum. Padahal mereka tahu bahwa itu adalah Macbook yang diproduksi pada 2006, bertahun-tahun yang lalu. Inilah sejarah awal mula saya dicap sebagai manusia perusak barang.

Jika mau berhitung, laptop tersebut sedang menunggu waktu untuk “wassalam”. Hal yang sama sebenarnya juga dikatakan oleh om saya, bahwa laptop tersebut bahkan sudah “dikanibal” dengan laptop lainnya sehingga performanya menuju ambang kepunahan.

Singkat cerita, setelah penggunaan selama kurang lebih tiga bulan, laptop yang menjadikan saya dicap “orang kaya” itu akhirnya menemui ajal. Bukan karena cara saya menggunakan. Tapi, lebih karena memang sudah tiba ajalnya aja tuh laptop. Sudah dua atau tiga kali juga si laptop saya bawa ke service, tetap saja pada akhirnya tidak tertolong.

Setelah teman-teman saya tahu bahwa barang itu sudah tidak bisa digunakan, seketika mereka geger. Sejak kejadian itu, saya dicap sebagai manusia perusak barang.

Pernah sekali waktu hape saya terjatuh di jalan, sampai layarnya retak. Teman-teman saya kembali menguatkan cap “perusak barang” pada diri saya. Di lain waktu, ketika terjadi “banjir lokal” di kontrakan yang saya tempati, beberapa buku bagus yang masih saya baca basah. Bahkan akibat banjir tersebut, bagian bawah lemari saya juga ikut-ikutan rapuh. Semakin lekatlah sebutan perusak barang pada diri saya.

Dari dua kejadian di atas, saya selalu jadi subyek yang disalahkan. Tentu saja, selalu sebagai perusak barang. Bahkan pada kondisi yang lebih sial lagi, speaker yang biasa kami gunakan bersama untuk mendengarkan lagu mengalami kerusakan, saya lagi yang disalahkan sebagai pembawa sial sehingga barang itu rusak.

Yang terbaru, di kantor yang saya tinggali. Pintu kamar mandinya jebol dan kran yang ditimpanya ikutan patah. Ya otomatis saya juga yang dianggap bersalah sebagai perusak barang. Wong saya sendiri yang tinggal di sini, siapa lagi yang merusak kalau bukan saya?

Padahal, teman-teman saya paham bahwa sebelum pintu itu benar-benar tanggal dari engselnya dan mengenai kran air, memang sudah ada tambalan sana sini di bagian dekat engselnya. Sebab setiap hari digunakan, kans rusaknya semakin besar pula. Belum lagi kran air yang entah sejak zaman kapan sudah mengakar di kamar mandi itu. Jelas saja, hanya berselang tujuh bulanan kami tinggal di kantor tersebut, ambyarlah si pintu. Masalahnya, karena kejadiannya menimpa saya dan bukan mereka, saya lagi yang disalahkan sebagai si perusak barang.

Baca Juga:

5 Soft Skill yang Harus Dikuasai Sebelum Menikah

Mengupas 5 Macam Soft Skill di Balik Aktivitas Gibah

Begini, beberapa kejadian yang saya alami dan pada akhirnya mendapat cap perusak barang itu berhubungan erat dengan kondisi barang atau alat yang sudah reyot. Bukan mau mengelak. Ini kita sedang bicara tentang kebenaran. Bayangkan, saya “merusak” barang bekas orang yang sudah bertahun-tahun ia gunakan. Jika mau hitung-hitungan waktu ya sebenarnya barang itu sudah rusak sebelum saya sentuh. Tapi, kenapa jadi saya yang salah? Rasanya nggak adil aja gitu, saya bagaikan pengantar orang korupsi dan tidak mendapat bagian apa-apa kok malah saya yang dihukum mati? Kan nggak adil?

Nah, bagian lain yang teman-teman saya ini tidak mau apresiasi adalah barang baru yang saya gunakan dan bertahan selama bertahun-tahun. Saya membeli laptop baru sebagai pengganti Macbook yang saya “rusak” itu pada 2014 awal. Sejak saat itu sampai saat ini, laptop yang saya beli  masih bertahan dengan performa yang hanya turun sedikit dari sejak awal saya beli.

Laptop itu sendiri baru mengalami service pertamanya ketika digunakan oleh adik saya beberapa bulan yang lalu akibat kabel penghubung layarnya sudah waktunya ganti. Di satu sisi, saya tidak mau mengatakan sebab kerusakan itu adalah karena cara penggunaan oleh adik saya. Sebab secara hitungan, tetap saya yang lebih lama menggunakannya, yakni selama kurang lebih 5,5 tahun.

Itu baru laptop, belum barang lain yang umurnyalebih lama dari si laptop yang sudah berpindah tangan secara kudeta pada akhir 2019 itu.

Dulu, sebelum hijrah menggunakan Android, selama kurang lebih 3 tahun saya setia menggunakan hape Nokia 1203 pemberian abang saya. Sebuah hape murmer dan terkenal pada masanya dan punya keunggulannya ada pada senternya itu.

Pada akhirnya, kadang-kadang saya berpikir negatif kepada teman-teman saya yang memberi cap “perusak barang” kepada saya. Jangan-jangan mereka memang hanya ingin merisak saya? Pengin gitu sesekali saya balas ngomong begini ke mereka, “Iri bilang, bos!!!”

Saya yakin nggak cuma saya yang kental dengan image perusak barang. Selalu dianggap nggak pernah merawat barang dengan baik dan seolah segala yang saya miliki usianya nggak panjang umur. Asal tahu saja, melihat kekurangan orang itu memang lebih mudah daripada melihat kelebihannya. Mohon maaf, merusak barang itu kan bukan bakat, jadi jangan dibuat identik dengan seseorang gitulah. Nantinya seseorang itu jadi nggak pede untuk membeli barang mahal hanya karena takut nggak awet.

BACA JUGA Nasib Penjual Mp3 yang Setia dan Bertahan Selama 11 Tahun dan tulisan Taufik lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 26 Oktober 2020 oleh

Tags: isu sosialsoft skill
Taufik

Taufik

Ide adalah ledakan!

ArtikelTerkait

Mengupas 5 Jenis Soft Skill di Balik Aktivitas Gibah terminal mojok

Mengupas 5 Macam Soft Skill di Balik Aktivitas Gibah

29 Juli 2021
5 Soft Skill yang Harus Dikuasai Sebelum Menikah Terminal Mojok

5 Soft Skill yang Harus Dikuasai Sebelum Menikah

15 Januari 2022
Bersahabat dengan Gaji Kecil Adalah Soft Skill yang Harus Dimiliki Semua Orang terminal mojok

Bersahabat dengan Gaji Kecil Adalah Soft Skill yang Harus Dimiliki Semua Orang

16 Juli 2021
Bekerja Sesuai Passion Itu Klise, Layaknya Kata Manis yang Bikin Diabetes terminal mojok.co

Kunci Sukses Mana yang Lebih Menentukan: Membangun Relasi atau Mengasah Soft Skill Dulu?

23 Mei 2020
petugas kebersihan

(Petugas) Kebersihan yang Seringkali Disepelekan

30 Juni 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.