Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Nasi Kapau vs Nasi Padang: Membedah Karakter Konsumen dari Perbedaan Keduanya

Dessy Liestiyani oleh Dessy Liestiyani
18 Agustus 2022
A A
Nasi Kapau vs Nasi Padang Membedah Karakter Konsumen dari Perbedaan Keduanya Terminal Mojok

Nasi Kapau vs Nasi Padang Membedah Karakter Konsumen dari Perbedaan Keduanya (Silvita Irayanti via Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Ada nasi kapau, ada nasi Padang. Kedua jenis masakan ini memang sepintas terlihat sama. Tampilannya sama-sama bikin laper, cita rasanya sama-sama bikin ngiler. Nggak salah kalau kedua masakan tersebut juga sama-sama menjadi salah satu “tujuan hidup” wisatawan yang datang ke Sumatra Barat terutama Bukittinggi—tempat tinggal saya sekarang ini—yang bisa dibilang sebagai salah satu kota untuk “berburu” nasi Padang dan nasi kapau autentik.

Meski begitu, secara kasat mata sebenarnya kita bisa menemukan beberapa perbedaan antara nasi kapau dan nasi Padang. Kalau kita pergi ke tempat di mana lauk-pauk disajikan dalam baskom-baskom alumunium yang tersusun di meja panjang bertingkat, dengan sang Uni yang stand by di belakang meja siap mengambilkan lauk pilihan kita dengan sendok batok kelapa bergagang panjang, berarti tempat makan yang kita datangi tersebut menjual nasi kapau. Sementara restoran (nasi) Padang menyajikan lauk yang bertumpuk menurut jenisnya masing-masing, dalam piring-piring kecil di balik etalase kaca.

Beberapa perbedaan lainnya antara nasi kapau dan nasi Padang, yang ada dalam banyak literatur, menurut saya pada akhirnya justru menimbulkan segmentasi dari segi konsumennya. Bagi saya, nggak semua orang cocok makan nasi kapau. Tapi, sebagian orang bakalan rugi kalau cuma makan nasi Padang. Kalau kalian penasaran ingin tahu karakter konsumen seperti apa yang cocok untuk makan nasi kapau atau malah nasi Padang, yuk kita kulik satu per satu sambil nyeruput teh talua (minuman teh telur khas Sumatra Barat).

Pertama, di RM Padang kita bisa memilih mau makan (nasi) dengan cara dihidang atau dirames. Dihidang berarti kita boleh langsung duduk manis, dan menunggu sang Uda mengantarkan piring-piring lauk ke hadapan kalian. Sementara dirames artinya kita memilih terlebih dahulu mau makan (nasi) dengan lauk apa, baru kemudian memilih tempat duduk. Biasanya sang Uda akan meracik nasi putih dengan sayur dan mengguyur kuah, kemudian menambahkan lauk yang telah kita pilih. Jadi, di meja kita hanya akan mendapatkan satu porsi nasi dengan lauk yang telah kita pilih itu saja.

Sementara di restoran nasi kapau, hanya sistem rames yang akan kita jumpai. Artinya, kita nggak akan dapat privilese untuk minta dihidang beberapa lauk di meja kalian.

Jadi, buat kalian yang suka lama kalau pilih menu makanan, misalnya awalnya pengin cancang daging tapi takut kepedesan, terus ganti ke gulai ikan tapi takut keloloden duri, atau masih mikir mending makan hati sapi atau limpa, sebaiknya sih kalian nggak usah ke restoran nasi kapau. Menurut saya, prosesi kalian pilih menu yang lama banget itu bakal bikin konsumen berikutnya yang lagi antre cemberut dan bikin repot sang Uni yang meracik nasi kalian.

Lha, kalau sang Uni sudah kadung menyiram cancang daging ke nasi kalian, apa iya kudu ganti gara-gara kalian plin-plan pilih menu? Jadi, mending kalian makan di RM Padang saja, minta dihidang. Makan di restoran nasi kapau cocoknya untuk kalian yang punya keteguhan hati dalam memilih menu, Gaes.

Kedua, dari segi jumlah dan jenis lauknya sendiri, sebenarnya saya nggak bisa bilang restoran nasi kapau punya pilihan lauk yang lebih banyak dari restoran Padang. Belum tentu juga. Dari pengamatan saya, beberapa RM Padang justru punya lauk yang lebih bervariasi ketimbang restoran nasi kapau.

Baca Juga:

5 Hal Tidak Menyenangkan di Kota Padang yang Bikin Wisatawan Kapok Berkunjung

Makan Nasi Padang Pakai Sendok Itu Bukan Dosa dan Tidak Melanggar Hukum!

Selain menyajikan ayam pop, ikan bakar, ayam bakar, rendang, gulai tunjang, cancang daging, dan lauk mainstream lainnya, saya juga menemukan salah satu RM Padang legendaris di Bukittinggi yang menyajikan lauk ayam bakar penyet cabai hijau serta sate ayam bumbu kacang di hotplate. Hotplate, lho, Gaes. Sementara di RM Padang lainnya, saya hampir pingsan kegirangan melihat tumpukan lele bakar. Bahkan di salah satu RM Padang yang terletak di Jalan Raya Padang Bukittinggi, menyajikan udang bakar jumbo sebagai variasi lauknya.

Sementara itu, restoran nasi kapau umumnya menjual jenis lauk yang seragam. Gulai ayam, ayam balado, ayam bumbu (ayam goreng dengan parutan lengkuas), cancang daging, gulai ikan batalua (ikan mas dengan tambahan telur ikan dalam badannya), dendeng, tambunsu (usus sapi berisi olahan telur dan tahu di dalamnya), gulai tunjang (kikil), serta hati dan limpa sapi. Rendang daging sendiri nggak selalu saya jumpai di restoran nasi kapau. Namun, rendang ayam biasanya selalu ada. Kadang ada juga yang menyajikan lauk agak spesifik, yaitu randang itiak (rendang itik/bebek).

Sepintas lauknya memang terlihat banyak. Namun, hanya variasi itu saja yang ada di restoran nasi kapau. Biasanya, kalian nggak akan menjumpai menu ayam pop, paru goreng kering, atau nggak bisa minta talua barendo (telur dadar dengan pinggiran kering) di restoran nasi kapau.

Perbedaan jenis lauk ini menurut saya membentuk segmen sendiri bagi konsumennya. Kalau kalian nggak biasa mencoba jenis makanan baru dan maunya “itu lagi itu lagi”, ya sebaiknya ke RM Padang saja. Tapi, kalau kalian mencari rasa yang berbeda, sebaiknya mencoba nasi kapau. Bisa saja kalian menemukan jenis lauk yang sama, namun biasanya cita rasa di restoran nasi kapau lebih “berani”. Bagi saya, kuah gulai di restoran nasi kapau terasa lebih kental dan rasa pedas masakannya juga cenderung lebih “menyengat”. Kalian yang nggak terlalu suka pedas harus mewaspadai kuliner satu ini.

Ketiga, restoran nasi kapau biasanya lebih mahal daripada RM Padang. Sebagai perbandingan, saat ini di Bukittinggi, saya masih bisa makan satu porsi nasi dengan satu lauk ayam atau ikan seharga Rp15 ribu-Rp20 ribu di RM Padang. Sementara di restoran nasi kapau, untuk seporsi nasi dengan satu lauk ayam saat ini sekitar Rp30 ribu. Beberapa jenis ikan, daging, atau itiak di restoran nasi kapau harganya bisa sekitar Rp35 ribu-Rp45 ribu.

Harga yang lebih mahal ini sebenarnya worth it dengan kualitas yang kita dapatkan. Potongan lauk di restoran nasi kapau menurut saya memang lebih besar ketimbang lauk yang sama di RM Padang. Belum lagi dalam seporsi nasi kapau biasanya konsumen akan mendapat sebeng (tambahan lauk sebagai bonus dalam potongan kecil, biasanya berupa tambunsu atau dendeng kering).

Perbedaan harga ini menurut saya menyebabkan timbulnya segmentasi konsumen antara penikmat nasi kapau dengan nasi padang. Yang jelas, konsumen yang sensitif dengan harga mungkin sebaiknya meluruskan niat ke RM Padang saja, nggak usah “belok” tergoda makan nasi kapau ketimbang nanti malah misuh-misuh berasa kemahalan.

Tapi, kalau kalian memang penggemar kuliner garis keras atau nggak terlalu mempertimbangkan harga, sebaiknya sih kalian nggak cuma makan di RM Padang. Coba nasi kapaunya juga, karena saya yakin kalian pada akhirnya bisa memahami mengapa sampai ada perbedaan harga di antara keduanya.

Pengamatan terhadap nasi kapau versus nasi Padang ini bagi saya cukup penting. Salah satunya untuk mengantisipasi jika suatu saat ada teman atau kerabat berkesempatan mengunjungi Bukittinggi. Saya merasa harus menganalisa bagaimana karakter teman atau kerabat saya itu terkait makanan. Kira-kira mereka cocok untuk diajak makan di mana. Gitu.

Penulis: Dessy Liestiyani
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Nasi Padang Lauk Telur Dadar, Comfort Food Terbaik di Rumah Makan Padang.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 18 Agustus 2022 oleh

Tags: Bukittingginasi kapauNasi Padangsumatra barat
Dessy Liestiyani

Dessy Liestiyani

Wiraswasta, mantan kru televisi, penikmat musik dan film.

ArtikelTerkait

Mempertanyakan Konsep Cepat Saji di HokBen Sumatera Barat

Mempertanyakan Konsep Cepat Saji di HokBen Sumatera Barat

20 Desember 2022
Wisata Sumatera Barat Jarang Dilirik padahal Nggak Kalah Cantik

Wisata Sumatera Barat Jarang Dilirik padahal Nggak Kalah Cantik dari Bali dan Jogja

17 Desember 2023
Makan Nasi Padang Pakai Sendok Itu Kurang Kerjaan terminal mojok.co

“Padang Murah” the Unsung Hero

12 Juni 2020
Nasi Padang Menggusur Makanan Tradisional Indonesia (Pinerineks via Wikimedia Commons)

Makanan Tradisional Indonesia Bukan Tergusur Western Food, tapi Nasi Padang

1 Juli 2024
Nasi Kandar dan Nasi Padang, Serupa Bentuknya, Serupa Rasanya

Nasi Kandar dan Nasi Padang, Serupa Bentuknya, Serupa Rasanya

1 Desember 2023
orang padang

Kenapa Orang Padang Ada Dimana-Mana?

11 Juni 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.