Nasi Boran adalah kuliner khas Lamongan yang paling khas. Ia menempati kasta tertinggi dibanding kuliner asli Lamongan lainnya.
Sego Boran atau Nasi Boran adalah hidangan tradisional dan otentik dari Lamongan, Jawa Timur. Indonesia. “Boran” berasal dari ember anyaman bambu yang digunakan untuk menyimpan beras. Penjual biasanya membawa ember anyaman bambu itu menggunakan selendang, digendong di bagian belakang.
Makanan ini sudah populer di kalangan warga lokal. Namun bagi warga dari luar Lamongan, Nasi Boran masih asing. Itu mengapa, pendatang dan wisatawan lebih tertarik dan penasaran dengan Nasi Boran daripada kuliner khas Lamongan lainnya.
Rasa penasaran semakin besar ketika tahu bahwa kebanyakan penjual Sego Boran hanya berjualan di Kota Lamongan. Penjual makanan yang satu ini tidak banyak yang keluar dari Lamongan demi mempertahankan rasa dari resep asli turun-temurun. Adapun penjualnya kebanyakan dari desa, salah satunya Dusun Kaotan. Upaya-upaya mempertahankan keaslian inilah yang menjadikan Nasi Boran sebagai kuliner yang mungkin paling murni di Lamongan. Minim penyelewengan dari pakemnya.
Asal-usul
Dari mulut ke mulut, konon katanya, nasi boranan sudah ada sejak tahun 1944. Menu ini berasal dari Dusun Kaotan, Desa Sumberejo, Lamongan. Awalnya, pada tahun itu, hanya ada satu penjual Sego Boran. Seiring waktu berjalan, jumlah penjualnya semakin banyak. Kini, sebagian besar penduduk Desa Sumberejo menjadi penjual Nasi Boran, jumlahnya mencapai 80 persen.
Menganut resep aslinya, Nasi Boranan terbuat dari nasi putih yang dimasak dengan santan dan daun pandan. Nasi ini mempunyai aroma harum dan rasa sedikit manis. Biasanya nasi akan disajikan dengan berbagai lauk pauk dan sambal pedas.
Untuk lauk pauknya, Sego Boran menawarkan banyak pilihan seperti ayam, bandeng, lele, udang, jeroan ayam, ikan mujair, telur, dan ikan sili yang merupakan produk lokal khas Lamongan. Sebelum disantap, Sego Boran akan ditaburi berbagai bumbu yang mirip bumbu Bali dengan rasa pedas yang dicampur dengan kelapa parut. Lalu di atasnya ditambahkan kacang renyah dan roti dedak (sisa nasi).
Memperkenalkan Sego Boran
Melihat potensinya, Pemerintah Kota (Pemkot) Lamongan berupaya memperkenalkan Sego Boran kepada masyarakat yang lebih luas. Salah satunya dengan menyelenggarakan festival Sego Boran. Selain itu, pemerintah juga sedang menyiapkan lahan untuk digunakan sebagai Pusat Penjualan Sego Boran, di dekat kawasan Plaza Lamongan.
Semua upaya tersebut bertujuan agar Sego Boran dapat dikenal sebagai salah satu simbol Kota Lamongan. Harapannya, Sego Boran dapat lestari hingga bisa dinikmati oleh anak cucu kita senantiasa di masa depan.
Iya, Nasi Boran memang sepenting itu. Hidangan ini sudah menginspirasi ekspresi budaya lainnya yakni tarian tradisional Tari Boran. Tarian ini terinspirasi dari aktivitas pedagang kaki lima Nasi Boran. Makanan khas yang satu ini memang sudah berbeda level. Sekarang coba ingat-ingat, kuliner khas Lamongan apa yang sudah menjadi inspirasi budaya lain?
Penulis: Amier Sajidin
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 4 Hal yang Bikin Saya Bangga Jadi Warga Lamongan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.