Orang Jogja tulen pasti hampir nggak pernah belanja kebutuhan harian di mall. Meski bisa disambi window shopping di Miniso atau Uniqlo, orang Jogja akan lebih mengutamakan belanja di tempat yang aksesnya mudah. Selain belanja di warung milik tetangganya, orang Jogja tentu lebih memilih menghabiskan uangnya di 2 swalayan yang paling terkenal di sini: Mirota Kampus dan Pamella Supermarket.
Buat warga Jogja asli, kehadiran Mirota Kampus dan Pamella Supermarket bagaikan oase di tengah padang pasir. Kedua swalayan dengan harga terjangkau ini juga memiliki cabang di mana-mana. Makany, masyarakat di berbagai daerah bisa berbelanja di cabang terdekat.
Akan tetapi, kaum pendatang yang baru menyesuaikan diri di Jogja dan belum tahu soal tempat belanja yang terjangkau mungkin akan bingung menentukan pilihan. Atau kalau sudah dapat rekomendasi, kawan-kawan dari luar daerah juga akan bertanya-tanya, “Mending belanja di Mirota Kampus atau Pamella Supermarket, ya? Lebih murah yang mana?”
Saya akan bedah pengalaman berbelanja di Mirota Kampus dan Pamella Supermarket dengan menelaah soal harga, jarak dari tempat tinggal, kemudahan transaksi, kualitas pelayanan, dan kelengkapan barangnya.
Daftar Isi
#1 Perbandingan harga di Mirota Kampus dan Pamella Supermarket
Kita nggak bisa menghindari dari pertanyaan soal harga ketika menentukan tempat belanja. Kalau mau banyak pelanggan setia, terutama di Jogja yang biaya hidupnya sama tingginya dengan daerah lain tapi UMR-nya terperosok, harga murah jadi syarat wajib.
Kalau kalau membandingkan kedua swalayan ini, sebenarnya harga di Mirota Kampus dan Pamella Supermarket itu nggak beda jauh. Patokan harga di 2 tempat ini masih terjangkau ketimbang tempat belanja lainnya di Jogja.
Keduanya juga sama-sama sering memberi diskon. Cuma, periode dan pilihan barang yang didiskon nggak sama persis.
Contohnya, di awal bulan, Mirota Kampus memberi potongan harga, sementara Pamella Supermarket nggak melakukannya. Pekan berikutnya, bisa jadi Pamella yang menyediakan diskon, sementara Mirota pasang harga normal.
Sedikit tips dari saya: Jika ingin berbelanja di salah satu swalayan ini, datang saja di hari Jumat. Di hari itu, keduanya kompak untuk memberi banyak diskon. Namanya saja hari baik.
#2 Mempertimbangkan jarak dari tempat tinggal
Lokasi Pamella Supermarket sebetulnya kurang menguntungkan bagi warga Jogja yang tinggal di daerah Barat. Pasalnya, swalayan ini terkonsentrasi di satu kecamatan saja, yaitu Umbulharjo. Padahal, ada 4 cabang Pamella yang menyediakan kebutuhan harian dan 1 cabang bahan bangunan di Umbulharjo.
Saya yang tinggal di Kecamatan Tegalrejo, yang masuk wilayah barat, paling males kalau harus ke Pamella. Masalahnya, saya harus melewati Titik Nol Kilometer dan Jalan Kusumanegara yang panas dan padat itu.
Sementara itu, pilihan cabang Pamella yang lain ada di Kecamatan Depok dan Kalasan, Kabupaten Sleman. Mager banget kalau mau belanja harus jauh-jauh ke sana.
Untungnya rumah saya berjarak kurang dari 1 kilometer dengan Mirota Kampus. Bukan hanya lokasinya yang sangat dekat, saya juga lebih suka belanja di sana karena cabang-cabangnya tersebar.
Tercatat, Mirota sudah punya cabang di Jalan Godean, Palagan, C. Simanjuntak, Babarsari, Menteri Supeno, Imogiri Timur, dan Kasihan. Ada juga Mirota Kampus Mini di Minomartani, Pelemsewu, dan Diro. Misalnya lagi di daerah-daerah tersebut, saya bisa sekalian mampir belanja.
#3 Kemudahan transaksi
Walaupun termasuk kategori toko dengan sistem pelayanan mandiri, bukan berarti Mirota Kampus dan Pamella Supermarket nggak menyediakan kemudahan bagi pelanggan. Kedua swalayan ini sama-sama memiliki layanan delivery.
Bedanya, layanan delivery di Pamella hanya bisa dilakukan melalui WhatsApp. Kalau Mirota cuma dapat diakses lewat website.
Tapi untuk urusan membayar belanjaan, Mirota dan Pamella memiliki perbedaan signifikan. Saat ini, beberapa cabang Mirota sudah menyediakan kasir self service dan layanan pembayaran secara cashless menggunakan QRIS dan e-wallet. Sayangnya, di Pamella sejauh ini belum ada layanan tersebut.
#4 Membandingkan kualitas pelayanan Mirota Kampus dan Pamella Supermarket
Selain harga, pelayanan dari para pegawai juga kerap menjadi pertimbangan bagi pelanggan untuk mengulang transaksi atau nggak. Saya belum pernah menemukan pegawai Mirota Kampus maupun Pamella yang ogah-ogahan melayani pembeli. Oleh karena itu, saya coba bandingkan ketika kedua swalayan ini sedang dalam keadaan ramai, yang biasanya terjadi pada tanggal muda dan akhir pekan.
Di Mirota, antrean kasir hampir selalu mengular sampai ke aisle rak-rak barang setiap swalayan ramai. Tapi, sejauh ini, saya nggak pernah merasa antrean kasir mereka kelewat lama. Soalnya, kasir-kasir di Mirota itu sat-set banget. Bahkan kalau misalnya ada kasir yang kebetulan sudah selesai melayani pembeli dan kosong, staf di kasir akan langsung sigap menginformasikan pelanggan yang sedang antre untuk menuju ke kasir tersebut.
Dari segi kecepatan dan ketepatan saat melayani pembayaran, staf kasir Pamella masih sedikit di bawah Mirota. Tapi, kasir di kedua swalayan tersebut ramah, kok. Menurut saya yang kurang ramah malah pegawai yang menjaga etalase make up dan skincare, hehehe.
#5 Membandingkan kelengkapan barang
Sebagaimana supermarket pada umumnya, Mirota Kampus dan Pamella Supermarket menjual segala benda. Semua kebutuhan sehari-hari, seperti bahan makanan, produk perawatan diri, obat-obatan, pakaian, dan alat tulis, ada semua.
Hanya, ada perbedaan ketersediaan barang di beberapa cabang karena menyesuaikan luas tempatnya. Contohnya, di Pamella Satu kita bisa membeli sayuran, buah-buahan, hingga bumbu-bumbu jadi di open chiller. Sementara itu, di Pamella Tujuh, nggak tersedia. Kondisi ini juga berlaku di Mirota Kampus dan Mirota Kampus Mini.
Tapi, sejauh yang saya lihat, Mirota memiliki koleksi busana dan alat tulis yang jauh lebih lengkap dan update dibandingkan Pamella. Tapi balik lagi ke selera dan preferensi, sih.
Dinamika berbelanja di 2 swalayan yang paling dicintai oleh warga Jogja ini memang nggak selalu sama di setiap kunjungan. Tapi kalau dirata-rata, pengalaman saya berbelanja di Mirota lebih banyak sisi positifnya.
Selain dari perbandingan-perbandingan di atas, saya juga lebih banyak belanja di Mirota karena pencahayaannya lebih terang dibandingkan Pamella. Yah, namanya saja preferensi.
Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA 3 Dosa Kecil Mirota Kampus Jogja yang Puluhan Tahun Masih Ada dan Bikin Nggak Nyaman Pelanggan Lama
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.