Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Menyulap Benci Jadi Cinta Lewat Benjamin Franklin Effect

M. Farid Hermawan oleh M. Farid Hermawan
11 Januari 2020
A A
Menyulap Benci Jadi Cinta Lewat Benjamin Franklin Effect
Share on FacebookShare on Twitter

Jika kalian pernah melihat FTV, film, atau bahkan di kehidupan nyata menemukan adanya seseorang yang sempat saling benci tapi pada akhirnya menjadi saling mencintai satu sama lain. Dan kalian penasaran, bagaimana bisa seseorang yang awalnya saling benci tapi ujungnya bisa saling mencintai?

Permainan psikologis seperti itu sering jadi narasi utama film-film percintaan, bahkan merambat ke ranah dunia politik yang nyata. Perilaku benci jadi cinta yang sering kita lihat di film sampai panggung politik tersebut terkait dengan apa yang populer disebut Benjamin Franklin Effect . Atau dalam dunia psikologi disebut prinsip disonansi kognitif.

Benjamin Franklin Effect lahir dari sikap Benjamin Franklin terhadap orang yang membenci dirinya, yang pada akhirnya berujung menjadi sahabat yang paling baik. Perlu kita ketahui ia adalah seorang politikus, wartawan, penulis, dan salah seorang tokoh revolusi Amerika Serikat.

Benjamin Franklin Effect menjadi populer ketika pada suatu hari ia yang dikenal sebagai pria kolektor buku dengan selera sastra yang tajam memiliki banyak sekali musuh yang tidak menyukainya. Bukannya takut, justru dengan berani Benjamin mencoba menerapkan prinsip psikologis dengan meminjam buku-buku dari orang-orang yang membencinya tersebut.

Tentu saja para pembencinya yang kebanyakan lawan politik Benjamin Franklin terkejut. Ngapain seorang Benjamin Franklin mau minjam buku ke mereka? Padahal dia kan tau kalau mereka membenci dirinya. Tapi di situlah prinsip psikologis bermain. Di tengah keterkejutan para pembenci Franklin atas hal yang terlihat biasa tersebut. Pada akhirnya mereka tetap mau meminjamkan buku mereka. Apalagi pada saat itu, ia dikenal punya selera sastra yang tajam.

Setelah berhasil meminjam buku dari para pembencinya dan selesai membaca buku-buku tersebut. Franklin menyelipkan secarik kertas di buku-buku yang ia pinjam lalu mengirimnya kembali kepada para pembencinya. Ajaibnya, beberapa orang yang membencinya berbalik menjadi orang yang manis dan bersahabat dengannya setelah buku-buku yang mereka pinjamkan kembali. Tidak dijelaskan secara eksplisit siapa-siapa saja yang awalnya membenci dirinya dan pada akhirnya justru menjadi orang yang bersahabat terhadapnya. Cerita tersebut ditulis sendiri oleh Benjamin Franklin dalam buku memoarnya yang berjudul Mémoires de la vie privée de Benjamin Franklin.

Dalam dunia psikologi, tindakan yang dilakukan Benjamin Franklin tersebut umum dikenal sebagai disonansi kognitif. Benjamin Franklin Effect sama dengan disonansi kognitif. Tidak ada yang membedakan keduanya. Disonansi kognitif persis seperti apa yang terjadi pada musuh-musuh Benjamin Franklin.

Teori disonansi kognitif mengatakan, “Perasaan ketidaknyamanan seseorang akibat sikap, pemikiran, dan perilaku yang saling bertentangan dan memotivasi seseorang untuk mengambil langkah demi mengurangi ketidaknyamanan tersebut.” Sederhananya, disonansi kognitif itu adalah tidak selarasnya pikiran, perkataan, dan perbuatan. Contoh yang paling nyata dan mudah kita temui terkait Benjamin Franklin Effect adalah bagaimana koalisi antara kubu Prabowo dan kubu Jokowi. Awalnya ribut-ribut tapi ujungnya saling peluk.

Baca Juga:

Membayangkan Film “Ada Apa dengan Cinta” Tidak Pernah Ada

5 Istilah Seputar Percintaan Gen Z yang Perlu Diketahui Generasi Lain

Kembali dalam kasus Benjamin Franklin. Bagaimana para pembencinya berubah menjadi seorang sahabat yang baik, lahir dari adanya disonansi kognitif mereka yang ke-trigger sama ucapan terima kasih di kertas dan niatan Franklin untuk meminjam buku mereka. Bias kognitif terjadi, atau sederhananya dilema terjadi.

Awalnya para pembenci Franklin berpikiran buruk kepadanya. Tapi pemikiran buruk tersebut mendapat saingan baru dengan pemikiran yang menganggap bahwa Franklin itu baik karena sudah mau minjam buku mereka dan bilang terima kasih pula. Adanya dualisme pemikiran tersebut tentunya membuat setiap orang tidak nyaman. Maka dari itu daripada pikiran harus mengalami disonansi (ketidakselarasan dengan fakta yang terjadi).

Para pembenci Franklin tersebut memilih mengkonsonansikan (menyelaraskan) pikirannya dengan tindakan terima kasih dan meminjam buku oleh Franklin itu sebagai tindakan yang baik dan bersahabat. Walaupun Benjamin Franklin Effect tidak serta merta akan membuat orang yang membencimu tiba-tiba menyukaimu. Efek ini terbukti ampuh untuk setidaknya meredam emosi negatif yang terus bertumbuh.

Makanya jangan aneh ketika melihat orang-orang yang pada awalnya saling benci tapi tiba-tiba saling cinta. Disonansi kognitif adalah salah satu kunci yang membuatnya seperti itu. Apalagi ditambah dengan iming-iming keuntungan duniawi yang tak bisa ditolak oleh nafsu yang menjadi perantara munculnya disonansi kognitif. Kasus seperti seorang pria ditinggal nikah pacarnya, koalisi partai politik yang awalnya beda kubu, hingga kasus benci jadi cinta yang sering terlihat di berbagai drama layar kaca adalah apa yang disebut Benjamin Franklin Effect/disonansi kognitif.

Tapi perlu diingat, Benjamin Franklin Effect tidak serta merta bisa berefek pada semua orang. Mungkin jika praktiknya mudah, teroris sudah pasti tidak akan ada lagi di Indonesia. Namun kadang tiap individu punya keyakinan (beliefs) yang sekeras berlian. Maka dari itu, ia tidak selalu ampuh untuk membuat orang yang penuh kebencian berubah menjadi baik.

Jadi, jika ada orang yang membencimu. Mintalah  bantuan kepadanya. Coba cari celah hal apa yang membuatnya mau membantumu (dengan cara membantunya lebih dahulu akan lebih baik) dan lihat apa responsnya ketika dia mendapatkan ucapan terima kasih darimu. Mungkin dengan meminjam buku bacaan, meminjam buku catatan atau mungkin langsung saja katakan kamu mau meminjam hatinya. Benjamin Franklin Effect lumayan ampuh digunakan dalam urusan percintaan , hehehe~

BACA JUGA Tuntutan “Harga Teman” yang Menyebalkan dari Orang Sekitar Saat Berjualan atau tulisan M. Farid Hermawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 11 Januari 2020 oleh

Tags: benciBenjamin FranklinCinta
M. Farid Hermawan

M. Farid Hermawan

Manusia

ArtikelTerkait

fangirl

Bucin dan Fangirl: Mirip Tetapi Tak Sama

23 Agustus 2019
orang jelek cinta pacaran tahu diri Memahami Tweet Jefri Nichol: Ngapain Marah-Marah, kalau Kenyataanya Kita Memang Jelek?

Orang Jelek Emang Berhak Jatuh Cinta, tapi Harus Tahu Diri Dong

9 Juni 2020
good looking good attitude pilih mana pasangan pacar cinta mojok

Good Looking atau Good Attitude, Kamu Milih Pasangan dengan Kualitas yang Mana?

13 Mei 2020
flanella

Panduan Menjadi Seorang Pelarian yang Baik

30 Mei 2021
Agnez Mo Salah, Jatuh Cinta Itu Ada Logikanya, lho

Agnez Mo Salah, Jatuh Cinta Itu Ada Logikanya, lho

5 Agustus 2023
nicholas saputra

Ladies, Perbaiki Segera Mood Kalian Dengan Singgah ke Kolom Komentar Instagram Nicholas Saputra Yuk!

30 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.