• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Menyimak Narasi Uang dari Noe Letto

Khotib Nur Mohamad oleh Khotib Nur Mohamad
2 Januari 2021
A A
Bukan Sekretaris, tapi Tugas Bendahara Adalah yang Terberat di Masa Sekolah terminal mojok.co

Bukan Sekretaris, tapi Tugas Bendahara Adalah yang Terberat di Masa Sekolah terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sabrang Mowo Damar Panuluh atau karib dengan nama artis Noe dari grup band Letto ini, bagi saya, adalah seorang penyanyi yang filsuf. Di Barat, sering kita temui para pemain band yang nyambi jadi filsuf. Sebut saja John Lennon. Adanya Sabrang yang terkenal sebagai penyanyi itu memperkuat satu argumen bahwa hal-hal yang falsafati nyaris selalu bersinggungan dengan kesenian.

Selama pandemi ini, saya aktif menyimak YouTube daripada waktu-waktu sebelumnya. Saya iseng dan kebetulan suka join forum diskusi di Zoom atau yang ditayangkan di YouTube. Salah satunya forum dari channel YouTube-nya Abu Marlo. Pembicara tamunya adalah Sabrang, atau Noe. Sebagaimana lumrahnya gagasan filosofis, ia selalu menarik nan mengagumkan. Semacam membalikkan dan bahkan merombak narasi yang kita terima melalui kebiasaan-kebiasaan sosial yang terjadi selama ini. Saya jadi tidak heran kenapa ada yang benar-benar menjadi gila saat menekuni filsafat. Betapa tidak, lha wong seluruh gagasannya yang terbangun selama ini otomatis akan teruntuhkan jika menemui gagasan yang lebih mendekati kebenaran.

Tapi, yang bikin saya heran, kenapa jika filsafat bertujuan mencintai kebijaksanaan dengan berpikir sedalam-dalamnya malah membuat orang menjadi gila? Apakah ternyata kegilaan hanyalah sebatas kesepakatan penghakiman bersama terhadap seseorang yang dianggap gila karena memiliki narasi atau cara pandang hidup yang berbeda? Wah. Entah!

Sabrang, atau Noe, konon kabarnya, lulusan sarjana fisika dari salah satu kampus di Kanada. Noe, di forum Abu Marlo saat itu, membeberkan bagaimana hubungan yang terjadi antara manusia dan uang. Ia memulainya dengan ilmiah. Bahwa sejak dahulu kala, naluri semua makhluk hidup selalu ingin “menang banyak”. Turunannya, selalu ingin untung lebih besar dan kalau bisa jangan sampai rugi. Untuk itu sebisa mungkin menghindari kesusahan. Hal itu sudah menjadi set-default atau setelan pabrik kita sejak lahir. Maka, setelahnya ada lagi naluri alamiah yakni berkompetisi.

Misalnya, 50% tenaga habis buat survive nyari makan. Sisanya ya buat rekreasi dan berkompetisi. Ini sudah naluri. Hewan-hewan yang punya sisa tenaga banyak, mereka akan mendayagunakannya untuk hidup yang lebih lama dengan memperbanyak keturunan. Semut dan hewan-hewan lain di sekitar kita saat ini adalah mereka yang berhasil menempati klasemen atas dalam seleksi alam. Itu kompetisi mereka.

Manusia juga begitu. Tidak jauh berbeda. Konon, tahun depan sudah akan launching teknologi upload nyawa dari perusahaan SpaceX. Manusia akan hidup abadi dengan mengupload kesadarannya dalam komputer. Kita, manusia, takut punah. Bumi diperkirakan daya tampung-huninya tidak memadai. Maka kita merancang sesuatu agar bisa hidup lebih lama lagi di luar planet tua renta ini.

Manusia memiliki konsep. Hewan dan makhluk bumi lain tidak. Naluri berkompetisi kita juga dikonsepkan dengan diciptakannya standar tunggal yang entah bagaimana awalnya. Resources dalam parameter kompetisi itu dibuat terlihat. Resources yang paling umum berlaku adalah uang.

Celakanya, resources tersebut berbanding lurus dengan berbagai macam sistem nilai dan kepercayaan manusia yang justru tak terlihat. Itulah kenapa ada orang yang puluhan tahun usia hidupnya ia abdikan ke tempat ibadah, namun saat tua ia mendadak berbalik arah, menggugat, dan memberontak kepada Tuhan karena pengabdiannya selama ini tak kunjung dibalas dengan dilimpahi banyak resource tersebut. Ia merasa sia-sia. Itulah juga kenapa, orang cenderung mengejar jabatan, dan akhirnya korup. Itulah kenapa, saya masih sukar bersyukur ketika di kantong resource itu tinggal sepeser.

Resources ini berposisi silang sengkarut dalam peta bebrayan kita. Sosial, politik, budaya, agama, dan bahkan sampai pada puncak melegitimasi “kebenaran”. Saya berandai, saat memposting tulisan ini dengan menyertakan foto sedang memegang nyata uang satu milyar sambil mengklaim bahwa uang ini juga hasil dari buah pikir saya yang seperti ini, maka sebagian dari Anda akan lebih “percaya” bahwa tulisan ini bukan sekadar omong kosong. Bahkan Anda akan cenderung memasukkan saya ke daftar orang darurat yang bisa Anda hubungi. Kamu tiba-tiba merasa kesulitan dan masalah hidup sedang menimpa hidupmu. Padahal, hidupmu baik-baik saja.

Tapi, sayangnya kan saya belum punya uang sebanyak itu. Jadi stop saja di sini. Jangan dilanjutkan membaca. Daripada nanti gemas sendiri untuk melabeli saya orang yang kurang waras dan kebanyakan cangkem.

Nah, ternyata agama sangat accessible terhadap naluri berkompetisi yang kita punya itu. Agama melarang kita untuk berlomba-lomba kecuali hanya dalam kebaikan. Berlomba berbuat baik. Kalau punya uang lebih disedekahkan kepada tetangga kanan kiri yang kekurangan. Kalau ada teman menganggur diberi pekerjaan.

Tradisi berbagi yang ada seperti itu sangat baik untuk diteruskan dan tidak perlu dihentikan. Namun, berbagi semacam itu sangat terbatas penerapannya. Hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang punya akses resources berlebih. Untuk yang tak punya resources berlebih, ada cara berbagi lain. Misalnya, berbagi senyum saja. Tidak menekuk muka dalam menjalani hari, itu sudah merupakan cara berbagi yang luar biasa. Dengan cara pandang demikian, maka prioritas orientasi yang kita kejar seturut setelan pabrik kita ialah untung secara agama. Yakni bisa bermanfaat kepada banyak orang dengan berbagai cara. Tidak perlu menunggu punya uang banyak.

BACA JUGA Seni Menghadapi Harta Dunia Melalui Peribahasa Madura Asel Ta’ Adina Asal atau tulisan Khotib Nur Mohamad lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 Januari 2021 oleh

Tags: noe lettosabrang damar mowo panuluhUang

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Khotib Nur Mohamad

Khotib Nur Mohamad

Bercita-cita menjadi Joko Umbaran atau Joko Lelono.

ArtikelTerkait

Salahkah Menulis demi Uang? kaya

Salahkah Menulis demi Uang?

17 Oktober 2022
Jadi Bandar Arisan Itu Berat, Kamu Nggak Akan Suka

Jadi Bandar Arisan Itu Berat, Kamu Nggak Akan Suka

31 Juli 2022
Sama-sama Direvitalisasi, Berikut Ini 4 Hal yang Ada di Alun-alun Tegal tapi Tidak Ditemui di Alun-alun Utara Jogja

Tegal: Kota yang Tepat untuk Menghabiskan Uang

16 Juni 2022
5 Hal Kecil yang Menghabiskan Uang Tanpa Kita Sadari Terminal Mojok

5 Hal Kecil yang Menghabiskan Uang Tanpa Kita Sadari

24 Maret 2022
5 Hal Nggak Enaknya Jadi Orang Berstatus Crazy Rich Pixabay

5 Hal Nggak Enaknya Jadi Orang Berstatus Crazy Rich

15 Maret 2022
5 Transaksi yang Nggak Mungkin Dilakukan secara Cashless terminal mojok

5 Transaksi yang Nggak Mungkin Dilakukan secara Cashless

28 November 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Selain Tahu Bulat, Ada Juga Tahu Pletos dan Tahu Petis Asli Pantura yang Asoy Terminal Mojok

Selain Tahu Bulat, Ada Juga Tahu Pletos dan Tahu Petis Asli Pantura yang Asoy

Menebak Alasan Kenapa Ada Tiga Durian di Balik Logo Korek Api Kayu Cap Tiga Durian Terminal Mojok

Menebak Alasan Kenapa Ada Tiga Durian di Balik Logo Korek Api Kayu Cap Tiga Durian

Memahami Penyebab Jerawat biar Muka Tetap Glowing Kayak Levi Ackerman terminal mojok.co

4 Alasan Karakter Levi Ackerman Lebih Mashok Dibanding Eren Yeager di 'Attack on Titan'



Terpopuler Sepekan

Keluh Kesah Tinggal di Kecamatan Dramaga Bogor
Nusantara

Keluh Kesah Tinggal di Kecamatan Dramaga Bogor

oleh Aulia Syahfitri
30 Maret 2023

Tinggal di Dramaga ternyata penuh drama.

Baca selengkapnya
Derita Tinggal di Kecamatan Tegalrejo Jogja

Derita Tinggal di Kecamatan Tegalrejo Jogja

31 Maret 2023
Madura Tidak Butuh Jalan Tol

Madura Tidak Butuh Jalan Tol

30 Maret 2023
Derita Pemilik Honda CS1, Mulai dari Biaya Servisnya Mahal Sampai Disinisin Montir di Bengkel

Derita Pemilik Honda CS1, dari Biaya Servis yang Mahal Sampai Disinisin Montir di Bengkel

25 Maret 2023
Bukan Sekretaris, tapi Tugas Bendahara Adalah yang Terberat di Masa Sekolah terminal mojok.co

Menyimak Narasi Uang dari Noe Letto

2 Januari 2021

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_zeY2N8MAE4

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!