Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Politik

Mentertawakan Permohonan Bebas Juliari Batubara, si Paling Menderita

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
10 Agustus 2021
A A
juliari batubara badut jalanan sedih tawa mojok

badut jalanan sedih tawa mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Saya pikir, tidak ada lelucon yang lebih tidak masuk akal—sejauh ini—ketimbang Juliari Batubara meminta permohonan bebas. 

Baiklah, saya tahu, tidak ada mimpi yang benar-benar gila di dunia ini, dan orang yang terlalu bodoh. Kita tidak bisa bilang Bartomeu bodoh, meski hal yang dia lakukan adalah benar-benar bodoh. Toh, kita menikmati kegilaan yang diciptakan oleh Cervantes.

Namun, untuk Juliari Batubara, yang melakukan tindak kejahatan yang mungkin membuat iblis sekalipun tercengang, meminta vonis bebas adalah hal yang berlebihan. Kita akan bahas kenapa hal itu berlebihan sekaligus lucu, sekalipun hal itu hanyalah mimpi yang disimpan dalam batok kepala.

Juliari meminta dirinya dibebaskan sebab putusan hakim yang memberinya 11 tahun penjara—jika tidak ada pengurangan lagi—membuat dirinya dan keluarganya menderita. Dia menyebutkan putusan tersebut membuat dirinya tak bisa hadir bagi anaknya yang masih kecil, yang butuh sosoknya ketika tumbuh. Juliari Batubara juga mengatakan bahwa putusan tersebut membuat anaknya dihujat dan dicaci atas hal yang mereka tidak mengerti.

Haesh, si paling menderita.

Juliari sebenarnya juga mengatakan bahwa keluarganya mengabdikan diri kepada negara dan tidak pernah berurusan dengan hukum. Tapi, kita tidak perlu berbicara tentang hal itu. Hal itu, selain tidak nyambung, juga bukanlah hal yang nggak spesial-spesial amat. Bukankah memang wajar jika seseorang jadi orang baik-baik dan tidak pernah berurusan dengan hukum?

Jujur saja saya tertarik perkara dia meminta vonis bebas karena putusan hakim membuat dirinya dan keluarganya menderita.

Beberapa waktu yang lalu, tetangga saya mengalami kecelakaan tunggal. Kecelakaan tersebut disebabkan dirinya yang hilang kendali setelah menenggak alkohol dalam jumlah yang hanya Tuhan yang tahu. Beberapa tulangnya patah, dan badannya mengalami luka-luka.

Baca Juga:

Menyesal Kuliah Jurusan Pendidikan, Tiga Tahun Mengajar di Sekolah Nggak Kuat, Sekolah Menjadi Ladang Bisnis Berkedok Agama

Korupsi dan Krisis Integritas Adalah Luka Lama Banten yang Belum Pulih

Sudah jatuh, tertimpa tangga. Akibat dari kecelakaan tersebut, dia harus menjalani operasi. Namun, dia tak mendapat santunan atas kecelakaan yang ia terima. Tentu saja kalian tahu kenapa. Di masa seperti ini, keluar uang dalam jumlah yang besar padahal pemasukan lagi seret-seretnya adalah petaka yang mengerikan.

Reaksi kawan-kawannya, bukannya kasihan, justru malah sebaliknya. Semuanya seperti kompak bilang “sukurin!” ke tetangga saya tersebut. Dia punya anak yang sudah remaja, dia tulang punggung keluarga, dan punya tanggungan hidup yang besar. Harusnya dia bekerja lebih keras dan berusaha lebih giat, bukan malah mabuk-mabukan. Kecelakaan yang ia dapatkan bisa dibilang bukanlah kecelakaan atau musibah, namun hal yang bisa ditebak. Apa yang kau harapkan dari mabuk sambil berkendara?

“Musibah” yang dialami tetangga saya itu persis seperti apa yang Juliari Batubara terima saat ini. Jika putusan hakim dianggap memberatkan dan menghancurkan masa depan keluarganya, ya jangan korupsi. Namanya korupsi, kalau ketangkep, ya dihukum. Apa dia berpikir kalau ketahuan korupsi, yang terjadi adalah dia dimaafkan, disuruh mengambil hikmah, lalu lanjut jadi menteri?

Kejahatan yang ia lakukan bukanlah kejahatan kecil. Keserakahannya dalam mengambil hak-hak orang kecil membuktikan bahwa pada saat itu, nasib manusia yang lain mungkin tak berarti bagi dia. Saya katakan mungkin, karena bisa jadi dia berpikir hal-hal lain pada saat itu. Tapi, apa pun yang ia pikirkan saat itu, tetap saja salah. Apa yang bisa dibenarkan dari mengambil hak-hak rakyat kecil?

Pun, kenapa dia tak memikirkan keluarganya ketika melakukan tindak korupsi tersebut. Kenapa dia tidak memikirkan bagaimana reaksi anaknya kalau dia nantinya ketahuan korupsi? Kenapa hal-hal yang ia kemukakan saat dia meminta vonis bebas tersebut tidak terlintas di otaknya sama sekali?

Dan sekarang, dia minta bebas? Apa pun yang dia isap, saya pengin mencobanya.

Bisa dibilang, alasan-alasan yang Juliari Batubara kemukakan saat meminta vonis bebas ini justru membuat kita tahu, bahwa dia tidak memikirkan orang lain atau konsekuensi yang ada. Orang-orang yang menerima getah akibat perbuatannya—mungkin—tidak ia pikirkan sama sekali. Dan itu menunjukkan satu hal yang mungkin kita selama ini sudah sadari: bahwa bagi pejabat-pejabat yang korup, rakyat tak ada bedanya sama sekali dengan tai, yang dengan senang hati akan mereka buang dan lupakan.

Tapi, meski begitu, setidaknya sekali dalam hidup kita, kita melihat koruptor yang merengek-rengek minta dibebaskan.

BACA JUGA Korupsi Bansos dan Dana Haji, Mana yang Lebih Bajingan? dan artikel Rizky Prasetya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 30 Agustus 2021 oleh

Tags: Anak-Anakhukumanjuliari batubaraKorupsikoruptorPojok Tubir Terminalvonis bebas
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Founder Kelas Menulis Bahagia. Penulis di Como Indonesia.

ArtikelTerkait

McD x BTS Adalah Tamparan bagi Kampanye Pemerintah yang Hobi Nampang di Baliho dan UMKM

10 Juni 2021
enid blyton lima sekawan mojok

Lima Sekawan, Buku yang Berjasa Memberi Warna Indah pada Dunia Anak

22 Agustus 2021
Lebaran Tahun Ini: Meski Raga Tak Bersama, Silaturahmi Tetap Harus Terjaga Berlutut dan Pakai Bahasa Jawa Kromo Adalah The Real Sungkeman saat Lebaran Selain Hati, Alam Juga Harus Kembali Fitrah di Hari yang Fitri Nanti Starter Pack Kue dan Jajanan saat Lebaran di Meja Tamu Mengenang Keseruan Silaturahmi Lebaran demi Mendapat Selembar Uang Baru Pasta Gigi Siwak: Antara Sunnah Nabi Atau Komoditas Agama (Lagi) Dilema Perempuan Ketika Menentukan Target Khataman Alquran di Bulan Ramadan Suka Duka Menjalani Ramadan Tersepi yang Jatuh di Tahun Ini Melewati Ramadan dengan Jadi Anak Satu-satunya di Rumah Saat Pandemi Memang Berat Belajar Gaya Hidup Eco-Ramadan dan Menghitung Pengeluaran yang Dibutuhkan Anak-anak yang Rame di Masjid Saat Tarawih Itu Nggak Nakal, Cuma Lagi Perform Aja Fenomena Pindah-pindah Masjid Saat Buka Puasa dan Salat Tarawih Berjamaah 5 Aktivitas yang Bisa Jadi Ramadan Goals Kamu (Selain Tidur) Nanti Kita Cerita tentang Pesantren Kilat Hari Ini Sejak Kapan sih Istilah Ngabuburit Jadi Tren Ketika Ramadan? Kata Siapa Nggak Ada Pasar Ramadan Tahun Ini? Buat yang Ngotot Tarawih Rame-rame di Masjid, Apa Susahnya sih Salat di Rumah? Hukum Prank dalam Islam Sudah Sering Dijelaskan, Mungkin Mereka Lupa Buat Apa Sahur on the Road kalau Malah Nyusahin Orang? Bagi-bagi Takjil tapi Minim Plastik? Bisa Banget, kok! Nikah di Usia 12 Tahun demi Cegah Zina Itu Ramashok! Mending Puasa Aja! Mengenang Kembali Teror Komik Siksa Neraka yang Bikin Trauma Keluh Kesah Siklus Menstruasi “Buka Tutup” Ketika Ramadan Angsle: Menu Takjil yang Nggak Kalah Enak dari Kolak Nanjak Ambeng: Tradisi Buka Bersama ala Desa Pesisir Utara Lamongan

Anak-anak yang Rame di Masjid Saat Tarawih Itu Nggak Nakal, Cuma Lagi Menghibur Aja

13 Mei 2020
Pentingnya Kerja Cerdas dan Work-Life Harmony agar Ngarso Dalem Nggak Kerja 24/7 terminal mojok.co

Pentingnya Kerja Cerdas dan Work-Life Harmony agar Ngarso Dalem Nggak Kerja 24/7

5 Juli 2021

Mixed Feeling HRD Saat Mengetahui Ada Karyawan yang Ajukan Resign

2 Juni 2021
paket wisata vaksinasi bali mojok (1)

Paket Wisata Vaksinasi Adalah Gambaran Kesenjangan Sosial Kala Pandemi

4 Juli 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.