Ada banyak cara dalam menyambut hari kemerdekaan Indonesia. Di beberapa wilayah—termasuk di tempat saya tinggal—bahkan sudah memulai lomba dari bulan Juli, karena beberapa cabang perlombaan dilakukan secara kompetitif. Baik dengan sistem poin atau pun harus melalui fase grup, khususnya untuk cabang olahraga seperti futsal, voli, dan badminton.
Di lingkungan perkantoran atau banyak tempat, selain juga ada perlombaan untuk para karyawan, banyak gedung perkantoran sudah dirias sedemikian rupa dari awal bulan Agustus dengan tema warna merah-putih. Dapat berupa bendera kecil dari bahan plastik atau balon. Semuanya dirangkai semenarik mungkin. Tentu tidak berlebihan, mengingat perayaannya kan hanya sekali dalam setahun. Ditambah ini perihal hari kemerdekaan Indonesia.
Ada pula yang masih bingung bahkan berdebat dalam menulis atau merangkai kata pada HUT RI. Padahal kan tidak perlu sampai sebegitunya, diskusi atau bertanya saja sudah cukup jika memang tidak tahu. Mengutip dari Badan Bahasa, yang jelas kalimat “Dirgahayu HUT RI” merupakan padanan yang kurang tepat, karena dirgahayu sendiri memiliki makna berumur panjang. Akan lebih tepat jika ditulis “Dirgahayu RI” saja.
Begitu kira-kira. Selain masih banyak lagi rangkaian kalimat yang lebih tepat dan bisa dibuat. Mau tau lebih banyak lagi susunan kata yang lebih tepat untuk HUT RI? Coba googling, pasti sudah ada, kok. Pasti ketemu asal tidak malas mencari dan membaca. hehe
Lain tempat, lain juga cara dalam memeriahkan 17-an—istilah yang biasa digunakan dalam menyambut hari kemerdekaan. Seperti yang khalayak sudah tahu, angka pada momen perayaan tertentu biasanya dijadikan patokan untuk memberi diskon. Tak terkecuali angka yang melekat di hari kemerdekaan pada tahun ini, yakni 74. Mengingat usia kemerdekaan Indonesia terhitung dari kali pertama merdeka pada tahun 1945 hingga kini (2019) sudah 74 tahun.
Maka dari itu, tidak heran jika banyak tempat perbelanjaan yang memberikan diskon dengan pola angka pada suatu perayaan. Pada bulan ini, sudah banyak diskon 74% yang digembar-gemborkan di suatu tempat. Baik dalam hal kuliner, fashion retail, dan beberapa produk juga perusahaan jasa.
Pemberian potongan harga juga tidak kaku dan terhenti pada angka 74%, banyak kombinasi lain yang digunakan. Seperti halnya Shihlin (Taiwan Street Snacks), mengutip dari Tribunnews, di beberapa outletnya terdapat promo pada hari kemerdekaan dengan mengusung tema “Merdeka Bayar Suka-Suka”, mulai pukul 17.08 sampai 19.45. Promo hanya dilakukan pada waktu yang sudah ditentukan dan pada 17 Agustus 2019, juga hanya berlaku di outlet yang berpartisipasi.
Masih mengutip dari laman Tribunnews, ada juga beberapa fashion retail yang memberi diskonan mulai dari harga 74 ribu untuk item terpilih seperti H&M dan RA Jeans, juga ada Matahari yang memberikan diskon hingga 74%. Tanpa harus menjelaskan lebih rinci mengenai makna beberapa angka yang digunakan untuk promo yang diberikan, saya cukup yakin kalian pasti sudah tahu dan menyadari, semuanya masih berkaitan dengan hari kemerdekaan Indonesia.
Berapa pun potongan harga yang diberi, tentu akan membuat banyak orang senang dan memanfaatkan momentum tersebut untuk berbelanja. Lumayan, toh? Saya yang selalu merasa biasa saja ketika melihat angka yang dicantumkan pada label diskonan pun antusias. Apalagi untuk kuliner—makanan. hehe.
Menurut saya sih, tidak ada salah jika harus memanfaatkan momentum hari kemerdekaan untuk memberi potongan harga kepada para pelanggan. Itu kan salah satu cara agar dapat mendapat keuntungan lebih dan menarik lebih banyak pengunjung atau pembeli. Dengan strategi pemasaran yang tepat, tentu surplus pada neraca akan didapat.
Lagipula, itu juga kan menyenangkan banyak orang di pertengahan bulan, mereka para pengincar diskonan misalnya, lebih khusus lagi para warga Twitter yang mengaku missqueen tapi sukanya pamer sewaktu jalan-jalan, “jiwa missqueen ku bergejolak menunggu tanggal gajian pada akhir bulan, padahal lagi banyak diskonan.” Begitu kira-kira kata mereka yang tiba-tiba memborong banyak barang belanjaan. Dasar pencitraan!
Dengan merajalelanya diskon yang terbilang cukup tinggi pada tahun ini—hingga 74 persen—semoga tidak menghilangkan esensi dari perayaan kemerdekaan itu sendiri. Atau justru, banyak orang kini menunggu hari kemerdekaan tidak lebih untuk mendapatkan potongan harga sesuai dengan usia kemerdekaan dari banyak toko?
Jika memang benar demikian, saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk berbelanja banyak mulai dari pakaian hingga makanan saat hari kemerdekaan sudah menyentuh usia 100 tahun. (*)