Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Sapa Mantan

Menjadi Bucin Tidak Sebudak Amat pada Cinta yang Anda Kira

Sahyul Pahmi oleh Sahyul Pahmi
15 Januari 2020
A A
bucin 4 Rekomendasi Tempat Pacaran di Jogja versi Low Budget terminal mojok.co

4 Rekomendasi Tempat Pacaran di Jogja versi Low Budget terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Jujur saja, saya seorang bucin yang sudah berada pada maqam tertinggi, kezuhudan saya di luar dunia perbucinan tak dapat diragukan lagi. Saya telah muutu dalam dunia perbucinan sebelum anta tamuutu.

Di saat orang lain sering merasa insecure terhadap lebalesasi bucin yang disandarkan kepada mereka, tapi di saat yang sama saya merasa itulah jalan ninja saya, sebab telah banyak kisah yang dibukukan sejarah tentang betapa tingginya derajat seorang bucin di hadapan cinta.

Sebagaiman kisah Layla dan Majnun yang sampai sekarang masih diselami maknanya, yang bagi banyak orang kisah cinta mereka adalah “cinta abadi”. Jika kita melihat dari kacamata zaman sekarang, apa yang dilakukan Layla dan Majnun adalah suatu perwujudan “budak cinta” bahkan sampai ke “cinta gila”. Hal tersebut bisa kita dapati pada surat yang ditulis Layla kepada Majnun (Qais), yang saya kutip dari web pribadi K.H. Husein Muhammad.

“Ini surat dariku, aku yang gelisah dan gila, untukmu, duhai engkau yang ada di lubuk jiwaku. Engkau adalah mahkota di kepala selain aku dan kekayaan di tangan orang lain. Aku hanyalah debu di lembahmu. Bila engkau menuangkan untukku air pertemuan, engkau membawakan kembang dan menerbitkan musim semi. Bila aku memperolehmu selain berpisah jauh darimu, bumi ini tak akan menumbuhkan apa pun selain debu. Lihatlah, aku adalah tawanan yang terbelenggu.”

Jika ada orang seperti Layla dan Majnun di era milenial sekarang, pastilah menjadi konten viral di beranda-beranda media sosial, dan pasti ada yang memberi pujian tapi kebanyakan memberi cibiran. Sebab perilaku cibir-mencibir warganet telah lahir sejak membeli voucher kuota.

“Ah mahalna voucherna ine, baru nda baek tonji jaringanna.”

Satu hal yang ingin saya tegaskan, bahwa menjadi bucin tidak sebudak amat pada cinta yang Anda kira, dan saya telah membuktikannya. Seenggaknya dalam arti bukti yang saya pahami.

Saya mempunyai seorang gebetan, tak perlulah saya menuliskan namanya biarlah di KUA namanya tertulis bersanding nama saya dengan catatan saya telah berhasil mendapatkan hatinya. Karena dialah saya merasa betapa kebucinan saya telah menjadi bagian dari perkembangan saya menjadi manusia.

Baca Juga:

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Itu Luas. Nggak Melulu Bikin Puisi, Pantun, apalagi Quotes!

Kalau Semua Orang Nikah Gratis di KUA, Gimana Nasib Buruh Dekorasi Pesta Nikah?

Sudah setahun lebih saya mengenalnya. Dia adalah junior saya di kampus yang dulu saya tempati kuliah. Saya memilih dia karena dia adalah penulis, yang sebagaimana kata Pram, “Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.” Saya ingin suara saya dan dia tak padam ditelan angin. Saya ingin suara saya dan dia abadi, sampai jauh saya dan dia di kemudian hari, sampai waktu tak bisa melenyapkan kami.

Betapa kebucinan saya kepada dia telah memasuki fase di mana saya adalah dia, dan dia adalah saya. Padahal tak ada hubungan yang berarti di antara kami sampai sekarang. Apalagi, jelas-jelas saya telah ditolaknya.

Buyaaar semuanya, seperti buyaaarnya tepian pesisir di beberapa daerah di Sulawesi Selatan setelah dilintasi angin monsun.

Tapi kenapa saya masih memilih dia? Alasan terkuat dari yang terkuat kenapa saya masih membucini dia, karena seperti kata Rumi yang saya yakini bahwa, “Agama saya adalah Cinta”.

Karena darinya saya belajar bahwa mencintai bukan tentang memiliki dan dimiliki. Tapi untuk selalu berusaha melenyapkan penghalang antara nikmatnya cinta yang dijalani. Andai saya ketika ditolak dan tak mampu memilikinya waktu itu, saya menjauh darinya dan mencari cinta yang lain, maka sampai hari ini saya tak mampu merasakan nikmat cinta yang saya jalani darinya. Wujud nikmatnya menjadi bait-bait puisi, yang jika dibukukan akan menjadi buku kumpulan puisi sebanyak 4 eksemplar.

Akan tetapi, yang bisa saya kumpulkan dan bukukan hanya menjadi 2 eksemplar. Yang pertama judulnya Kau Adalah Alasan Puisiku Tertuliskan (Indi Ogi’ Publishing: Makassar 2019). Yang kedua berjudul Antara Senja dan Senyum Manismu (Guepedia: Bogor 2019).

Maka kepada teman-teman yang tetap teguh pada keyakinan bucinisme, jalani nikmat-nikmat cinta kalian. Tak perlu berharap dari apa yang kalian berikan, tapi tempatkan cinta kalian pada tempatnya. Sampah saja harus dibuang pada tempatnya, apalagi cinta.

Dan kepada siapa pun di luar sana, menjadi bucin tidak sebudak amat pada cinta yang Anda kira. Sebab contohnya, karena saya bucin dan menuliskan artikel tentang bucin, poin saya di Terminal Mojok bertambah lagi. Selamat berbahagia, Mylov~

BACA JUGA Menyulap Benci Jadi Cinta Lewat Benjamin Franklin Effect atau tulisan Sahyul Pahmi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 17 Oktober 2021 oleh

Tags: bucinKUAPuisi
Sahyul Pahmi

Sahyul Pahmi

Bukan siapa-siapa hanya seseorang yang ingin menjadi kenangan, dan saat ini masih belajar menjadi manusia,

ArtikelTerkait

Alangkah Kesalnya Kalau Ada Orang Minta Diajarin Nulis Tapi Dia Pemalas terminal mojok.co

Alangkah Kesalnya kalau Ada Orang Minta Diajarin Nulis tapi Dia Pemalas

28 September 2020
5 Profesi yang Boleh Kepo Agama Orang Lain

5 Profesi yang Boleh Kepo Agama Orang Lain

26 Mei 2022
fiersa besari

Hewan-hewan Ini Lebih Bucin dari Fiersa Besari

3 September 2019
Alasan Saya Rela Beli Kopi Mahal padahal Saya Konsumen Bergaji UMR terminal mojok.co

Mengapa Harus Kopi dan Senja, Jika Teh dan Pagi Lebih Nikmat?

30 Agustus 2019
kadar bucin

Kadar Bucin Kalian Semua Bakal Nggak Ada Apa-Apanya Jika Dibandingkan dengan Thanos

5 Agustus 2019
Pengalaman Pertama Kali Jadi Wali Nikah untuk Saudari Sepupu Sendiri terminal mojok.co

Pengalaman Pertama Kali Jadi Wali Nikah untuk Saudari Sepupu Sendiri

7 Maret 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.