Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

Mengenang Salah Satu Transportasi Jadul: Bemo

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
28 Agustus 2019
A A
bemo

bemo

Share on FacebookShare on Twitter

Saat ini moda transportasi umum darat mengalami banyak perubahan dan ada banyak beragam pilihan. Untuk menempuh jarak yang terbilang jauh, luar kota atau provinsi, sudah lumrah jika banyak orang menggunakan jasa kereta atau bus. Selain dapat menghemat tenaga dan waktu, tentu menjadi salah satu pilihan yang ekonomis—sesuai dengan isi kantong.

Kini, moda transportasi berkembang bahkan beberapa diantaranya sudah dalam satu genggaman handphone melalui aplikasinya. Pemesanan tiket pun semakin mudah karena difasilitasi secara online. Jadi, untuk apa repot-repot mengantri di loket jika bisa memesan tiket sebelumnya sambil bersantai di rumah?

Di perkotaan pun kini sudah ada banyak moda transportasi umum yang modern, bisa konvensional atau dalam wujud online. Seperti Transjakarta, MRT, LRT, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, transportasi umum dan massal yang dianggap sudah usang dan kurang nyaman secara otomatis akan tersisihkan dengan sendirinya. Asumsinya, jika ada yang lebih murah dan nyaman, kenapa harus menggunakan yang lama, kurang bagus, kurang nyaman, ditambah rentan tindak laku kriminal.

Sebab itu, tidak mengherankan jika metromini dan angkot perlahan menjadi pilihan kedua. Meski masih ada peminat atau penumpang, tidak bisa dipungkiri jumlahnya tidak sebanyak dahulu—pada masa kejayaannya. Selain itu, tarif yang kadang tak menentu dan semaunya menjadi penyebab lain kenapa para pelanggan kemudian menjadi berpaling menggunakan opsi lain.

Salah satu yang akhirnya harus menyerah dan hilang secara perlahan adalah bemo—akronim dari becak motor. Kendaraan roda tiga (1 ban di depan dan 2 di belakang dengan bagian depan yang meruncing) ini dulu sempat diminati warga khususnya dari kalangan menengah ke bawah. Muatannya memang tidak banyak seperti metromini apalagi transjakarta, bemo hanya berisikan 6 penumpang (setara orang dewasa) dengan posisi duduk saling berhadapan.

Mengutip dari liputan6.com, bemo tidak hanya hadir di Jakarta, melainkan juga kota lainnya seperti Bogor, Bandung, Surabaya, Malang, Padang, Denpasar. Saya yang dari lahir hingga kini berdomisili di Bogor pun pernah merasakan sensasi menumpangi kendaraan roda tiga tersebut sekitar tahun 2003-2005. Rasanya memang sempit dibandingkan dengan angkot.

Kemudian, karena tahun produksi terbilang sudah cukup lama (sekitar tahun 1957) menjadikan bemo pada masa aktifnya rentan mogok. Saya pun sudah tidak lagi heran jika sedang menaiki bemo, lalu berhenti di tengah jalan dan berganti dengan armada bemo lain yang lewat atau angkutan umum lain—karena mogok. Para penumpang pun tidak ada yang mengeluh karena sudah memaklumi dan merasa percuma jika harus misuh. Namanya juga kendaraan lama.

Saya pun pernah memiliki penglaman menegangkan saat menumpangi bemo. Di suatu jalanan menanjak, bemo yang berisikan penuh penumpang sebanyak 6 orang secara tidak mengejutkan tidak kuat menanjak. Karena jalanan terbilang cukup terjal, bemo mundur dan beruntung supir tidak panik. Jadi, bemo sempat direm dan tidak sampai ada korban juga mengakibatkan kecelakaan beruntun.

Baca Juga:

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

Akhirnya, kisaran tahun 2009 di Bogor bemo tidak lagi beroperasi karena untuk membenahi lalu-lintas, seperti yang diberitakan oleh Republika pada artikel yang tayang pada 23 Agustus 2009. Selain itu, diinfokan juga bahwa hal tersebut dilakukan untuk mengurangi dampak polusi udara. Pada saat yang bersamaan, kala itu Pemkot Bogor menggulirkan program bio-diesel dengan memanfaatkan minyak jelantah untuk bahan bakar bus Transpakuan.

Bemo, dengan segala kenangannya sudah pernah hadir sebagai salah satu opsi moda transportasi umum yang unik dan sempat menjadi favorit pada masanya. Kini, perannya sudah tergantikan dengan opsi lain yang lebih nyaman, modern, dan mudah dijangkau dari sisi waktu dan jarak. Salah satu yang tak mungkin terlupa adalah, interaksi dari para penumpang dengan jarak duduk yang berdekatan.

Seringkali untuk menghilangkan rasa canggung, kami mengobrol satu sama lain. Minimal berbasa-basi. Bahkan, sopir pun terkadang ikut mengobrol di sela-sela percakapan para penumpang. Walaupun kini, hal tersebut bisa diteruskan—berbincang dengan driver ojol, misalnya. Dan kini, eksistensi bemo sudah tergantikan dengan kendaraan yang serupa—kecil tapi tak sama—yakni, bajaj dan mobil kecil kancil yang sama-sama menggunakan bahan bakar gas.

Walau sudah tergantikan dan mungkin dilupakan karena tergerus oleh zaman dan kendaraan umum lain yang lebih nyaman, keberadaan bemo tetap menjadi kenangan untuk beberapa kalangan. (*)

BACA JUGA Pelantikan Anggota DPRD Naik Angkot: Sekalian Saja Tiap Hari Naik Angkot! atau tulisan Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 24 Januari 2022 oleh

Tags: bemoIndonesiaJakartakemacetan jakartaKendaraan
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

mitos jawa anak sesajen mojok

Penjelasan Ilmiah Beberapa Mitos yang Banyak Diyakini oleh Masyarakat

18 September 2021
Fresh Graduate Solo Culture Shock Kerja di Jakarta, Cukup Jadi Pengalaman Sekali Seumur Hidup Aja Mojok.co

Dilema Jalanan Jakarta: Macet Melelahkan, tapi kalau Sepi, Isinya Orang Tolol Kebut-kebutan

4 Juli 2024
4 Kebiasaan Pengendara Motor di Jakarta yang Menjengkelkan

4 Kebiasaan Buruk Pengendara Motor di Jakarta, Bikin Jengkel Orang Lain

28 Februari 2023
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Konsep Kosan Industrial Bukan Sekadar Pengin Irit dan Paksakan Ruangan yang Belum Jadi! terminal mojok.co

Konsep Kosan Industrial Bukan Sekadar Pengin Irit dan Paksakan Ruangan yang Belum Jadi!

10 Juli 2021
5 Salah Kaprah tentang UIN Jakarta yang Terlanjur Diyakini Banyak Orang, Termasuk Calon Mahasiswanya Mojok.co

5 Salah Kaprah tentang UIN Jakarta yang Terlanjur Dipercaya Banyak Orang, Termasuk Calon Mahasiswanya

27 November 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.