Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Fesyen

Mengapa Harus Kopi dan Senja, Jika Teh dan Pagi Lebih Nikmat?

Siti Muslihah oleh Siti Muslihah
30 Agustus 2019
A A
Alasan Saya Rela Beli Kopi Mahal padahal Saya Konsumen Bergaji UMR terminal mojok.co

Alasan Saya Rela Beli Kopi Mahal padahal Saya Konsumen Bergaji UMR terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Kopi? Senja? Dua kata tersebut sering digunakan oleh para penikmat karya indie bahkan mungkin penikmat sajak.

“Kopi dan senja dua hal yang tak dapat dipisahkan kenikmatannya.”

“Pada senja kali ini, izinkan aku menghirup aroma kopi sambil melukiskan kenangan kita diantara kalimat pada lembaran cinta.”

“Senjaku, hanya kopi lah yang bisa memadukan rasa antara pahit dan manis kenangan indahmu itu.”

Berbagai kalimat seperti di atas merupakan contoh beberapa penyair menggunakan kata kopi dan senja untuk menyairkan lantunan mantranya. Menyisipkan kopi dan senja seperti dua benda yang memiliki filosofi kuat di dalamnya. Tak salah menggunakan kopi dan senja yang sebenarnya memiliki makna indah bagi penikmatnya. Namun, mengapa harus kopi dan senja? Jika sesungguhnya teh dan pagi lebih dalam kenikmatannya?

Dahulu sebelum era milenial menjemput, masyarakat masih cukup awam, Friendster masih menjadi sosial media satu-satunya yang populer, disaat aku masih menginjakkan kaki di Sekolah Dasar Negeri depan rumah, kami satu keluarga menikmati pagi dan senja hanya dengan segelas teh manis kecuali kakek dan paman yang memilih siang dan senja dengan kopi tanpa meninggalkan teh di pagi hari.

Teh telah menjadi minuman pokok kami sebelum menjalani hari, saat sarapan pagi pasti ditemani oleh harumnya aroma teh dan manisnya gula. Ditambah udara pagi yang masih segar dan sejuk, aroma teh, dan manisnya gula melebur menjadi satu bahagian sebuah aromaterapi bagi jiwa kami setiap pagi.

Bukan hanya pada pagi hari, saat senja yaitu sebelum menutup pagi kami sering menyeduh teh dan menikmatinya sambil menikmati langit menggelap dan mentari yang tenggelam. Semuanya kami lewati sambil menikmati teh dan ketenangan yang ada di dalamnya.

Baca Juga:

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Semua relaksasi yang aku dapatkan melalui teh tidak berakhir pada masa kecilku saja. Sekarang, saat aku menjadi seorang mahasiswa yang sempat disibukkan dengan berbagai revisi skripsi, aku memilih teh menemaniku di saat kejar-kejaran deadline untuk menyelesaikan skripsi tersebut. Tidak seperti mahasiswa lain yang ditemani dengan nikmatnya kopi.

Mungkin, kopi memang nikmat untuk menemani rasa gundah dan stres yang disebabkan oleh riwetnya skripsi di kedai kopi  tersebut, tetapi berbeda denganku yang lebih memilih rumah dan teh untuk memilih zona nyaman untuk mengerjakan skripsi.

Meskipun, terkadang jika memang membutuhkan koneksi wifi yang kencang aku harus meninggalkan rumah dan pergi mencari kedai kopi atau cafe dengan fasilitas wifi. Tetapi, tak sekalipun aku meninggalkan teh sebagai minuman nikmat pelepas dahaga dan beban berat yang ada pada diriku.

Kedai teh memang tidak sebanyak kedai kopi hits yang bertebaran. Beberapa dari mereka yang menyebutkan dua kata ‘kopi’ dan ‘senja’ pasti sering setidaknya melebihi angka dua menempati kedai kopi sebagai zona nyaman. Kopi memang sangat hits pada zaman milenial ini, semua takjub menikmati, mengamati, dan mencandu kopi. Tanpa kopi, ajang kepopuleran seseorang mungkin terasa tidak lengkap.

Mengapa? Beberapa orang sering mengonsumsi kopi mahal hanya sekedar ajang pelepas populer bukan sebagai ajang pelepas dahaga, mereka mengonsumsi kopi mahal dan menguploadnya dalam bentuk instagram stories atau berbagai bentuk lainnya. Meskipun begitu, semua orang punya hak, alasan, dan kenikmatan sendiri dalam melakukannya.

Menurut hakikatnya, teh dan kopi seperti saudara. Entah saudara tiri atau kandung, belum ada yang bisa mengecek DNA dan RNA dari kedua sanak saudara tersebut secara pasti. Namun, ada satu DNA yang mengatakan keduanya dianggap sebagai saudara yaitu kedua belah pihak memiliki zat bernama kafein di dalamnya.

Tentunya, kadar kafein dalam kopi lebih besar dikarenakan seseorang bisa begadang sepanjang malam atau insomnia dengan mengonsumsinya dibandingkan dengan teh. Sejauh ini, mengonsumsi teh malam hari hanya membuat diri merasa rileks saja tetapi efek dari rileks itulah yang membuatku pada akhirnya tertidur.

Meskipun argumen diatas mengatakan bahwa kopi dan teh bisa diumpamakan sepasang saudara, tidak akan membuang fakta bahwa aku lebih menyenangi teh daripada kopi. Fakta tersebut tidak menghindari kemungkinanku dalam mengonsumsi kopi juga.

Aku pernah mengonsumsi kopi, bahkan bisa dibilang sering. Terkadang, aku tergiur juga dengan iklan dan sekedar ‘nongki – nongki’ di kedai kopi. Hal tersebutlah yang membuatku penasaran dan akhirnya menjejaki dunia perkopian dan senja. Tetapi, seperti takdir aku dipertemukan dan disadarkan kembali dengan keindahan teh dan nikmatnya mentari pagi.

Semua karya yang di dasari oleh kopi dan senja tentunya indah dan nikmat. Tidak ada yang melarang terlahirnya karya tersebut. Namun, izinkan aku yang merupakan seorang penikmat teh dan pagi sebagai pasangan terindahnya untuk meleburkan keduanya menjadi karya pula.

Setidaknya melalui beberapa bait di bawah ini bisa merepresentasikan betapa indahnya kombinasi sebuah teh dan pagi.

Mentari, kau lahir dengan ratusan senyuman membentang di antara berbagai insan

Jiwamu mengisi asmara yang menyejukkan hati

Izinkan aku mengawali harimu

Dengan seduhan hangat dari sebuah teh

Nikmat yang tak bisa kujelaskan rupanya

Hanya bersyukur jawaban yang bisa kupanjatkan

Teh dan Pagi…

Tanpa kedua insanmu tak ada hari untuk dimula (*)

BACA JUGA Didi Kempot Geser Popularitas Band Indie atau tulisan Siti Muslihah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 24 Januari 2022 oleh

Tags: IndiekafeinKesehatankopi dan senjamusisipagipenyairpoduktifitasPuisipujanggateh
Siti Muslihah

Siti Muslihah

ArtikelTerkait

8 Jenis Masker yang Bisa Dipilih sebagai Senjatamu Saat Pandemi terminal mojok.co

8 Jenis Masker yang Bisa Dipilih sebagai Senjatamu Saat Pandemi

24 September 2021
Tak Melulu Santet, Banyuwangi Juga Gudang Musisi, SBY atau Wiranto

SBY atau Wiranto, Siapa yang Lebih Baik Kalau Jadi Musisi?

20 Mei 2020
Biro Jasa Pajak Kendaraan, Bukti Jika Mengurus Administrasi di Indonesia Itu Baru Lancar kalau Punya Duit dan Orang Dalam

4 Hal yang Bisa Ditarik Pajak selain Kantin Sekolah, kalau Mau Gila, Sekalian!

24 November 2024
bucin 4 Rekomendasi Tempat Pacaran di Jogja versi Low Budget terminal mojok.co

Menjadi Bucin Tidak Sebudak Amat pada Cinta yang Anda Kira

15 Januari 2020
arya dwipangga

Gara-Gara Arya Dwipangga, Saya Jadi Manusia yang Tidak Puitis

4 Juli 2019
Liverpool

Liverpool di Tangan Fiersa Besari, Beni Satryo, Putri Marino Hingga Dilan

16 April 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.