Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

“Mengabaikan” dan “Menghiraukan” Itu Bukan Sinonim, Tolong Jangan Disamain Gaes!

Boga Metri Zain oleh Boga Metri Zain
30 Juni 2020
A A
menghiraukan polisi bahasa mojok.co

menghiraukan polisi bahasa mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Saat pertama kali resmi menjadi mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, kami mulai merasakan doktrin yang tidak terselubung, cenderung eksplisit, dan tegas. Tentu saja doktrin itu tidak jauh-jauh dari maklumat untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Akibatnya di dalam kelas kami sangat berhati-hati dalam bertutur kata, akhirnya terbawa-bawa hingga ke dunia maya dan nyata. Lama-lama kami terlatih menjadi detektif bahasa dan jadi sakit mata jika melihat “di” yang seharusnya disambung tapi malah dipisah, jadinya saya paham betul kenapa Uda Ivan Lanin sampai berkata kurang lebih seperti ini: “Saya hanya akan meninggal dengan tenang jika orang Indonesia sudah bisa membedakan kapan “di” dipisah dan kapan disambung”. Sampai detik ini, saya masih gerah bodi saat ada yang melakukan kesalahan berbahasa dalam hal-hal yang krusial.

Beberapa waktu lalu, seseorang bertanya kepada saya tentang perbedaan “mengabaikan” dan “menghiraukan”. Dalam hati saya ngedumel, ini orang buat apa bertanya, kan sudah terpampang nyata kalau itu berbeda. Lalu sekonyong-konyong datanglah jin baik yang berbisik begini “Dia bertanya karena tidak tahu, artinya ia peduli akan bahasanya sendiri, dan ingat kau tidak boleh jemawa!”. Entah dari mana, jiwa saya yang sudah didik, dibina, dan ditempa menjadi detekfif bahasa terbangkitkan. Kebangkitan jiwa itu mengantarkan saya pada penggalian lebih mendalam mengenai “mengabaikan” dan “menghiraukan”. Sejauh mana orang mendzolimi kata “menghiraukan” dan “mengabaikan” sungguh saya ingin tau.

Saya terperanjat, belum juga genap seperempat detik menggali, langsung muncul penampakan menyeramkan seperti ini “Mengapa kau begitu tega menghiraukan pesan Whatsappku dan hanya membiarkannya membiru”. WJS Purwadarminta menangis melihat ini. Mau bucin kok ngadi-ngadi, kalau mau bucin ya totalitas, bucin yang madani begitu loh, nyontek kalimat eyang Sapardi agaknya lebih elegan daripada begini. Atau kalau mau gombalan impor, pakai saja puisinya Kahlil Gibran, tenang saja bebas visa dan bea cukai, asal cantumkan nama pengarang, jangan didaulat sebagai milikmu, tindakan ini memalukan. Saya menulis ini sambil ngomel.

Baiklah coba kita sedikit lebih serius membahas tentang “menghiraukan”. Jika sudah tahu jangan lagi ditukar-tukar dengan “mengabaikan”, mereka tidak pernah ditakdirkan bersama karena memang bertolak belakang. Ibaratnya, yang satu feminis pro bekal makan, yang satu lagi feminis kontra bekal makan, dua kubu ini tidak akan menyatu seperti air dan minyak.

Jadi begini. “Menghiraukan” itu artinya “memedulikan”. Oke baik, repeat after me! Menghiraukan artinya memedulikan. Dalam Kitab KBBI “menghiraukan” artinya: memedulikan; mengacuhkan; mengindahkan; memperhatikan. Nah loh siapa yang sering salah juga tentang “mengacuhkan”, siapa yang selama ini mengira bahwa mengacuhkan artinya tidak peduli. “Mengacuhkan” adalah sinonim dari “menghiraukan”. Dalam lirik lagu “Lumpuhkanlah Ingatanku” milik Geisha, kata “acuhkan” digunakan dengan kurang tepat pada liriknya yang ini “Kau acuhkan aku, kau diamkan aku”. Lagu ini dulu sempat membuat anak 90-an yang sedang remaja jadi earworm. Sekelas lagu yang dikomersilkan dan jadi tren di masanya saja bisa kecolongan soal makna “acuhkan”.

Selama ini lagu Kera Sakti dalam terjemahan bahasa Indonesia juga keliru pada bagian liriknya yang ini “Hiraukan semua masalah di muka bumi ini”. Bila merujuk pada arti “menghiraukan” yang sebenarnya, maka di sana berarti bahwa lagu itu mendeskripsikan Sun Wu Kong sebagai orang yang memedulikan masalah yang ada di muka bumi ini, padahal kan enggak gitu ya, Sun Wu Kong kan orangnya masa bodoh. Saya menaruh curiga sebesar Gunung Rinjani, sebenarnya lagu itu ingin menyampaikan pesan begini “Abaikan semua masalah di muka bumi ini, yo Sun Wu Kong Is in da houseee”, bila melihat dari karakter Sun Wu Kong dalam filmnya, saya yakin sebenarnya maksud lagunya adalah “abaikan” bukan “hiraukan”.

Akan tetapi, usut punya usut, kata “hiraukan”, “abaikan”, dan “acuhkan” tidak terdaftar dalam KBBI. Meski tidak terdaftar dalam kamus, asal katanya sudah jelas, yaitu “hirau”, “abai”, dan “acuh”. Saya berharap tidak ada lagi yang menukar kata-kata tersebut. Semoga semua warga negara penghuni negara berkembang-kembang ini bisa lebih bijak menggunakan bahasa Indonesia. Mari kita semua menghiraukan kelestarian bahasa Indonesia, jangan sampai kita mengabaikannya karena diabaikan itu tidak enak.

Garing ya? Maaf, bisanya segini.

Baca Juga:

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

BACA JUGA 4 Tipe Akhi yang Wajib Ukhti Ketahui dan tulisan Boga Metri Zain lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 30 Juni 2020 oleh

Boga Metri Zain

Boga Metri Zain

Pemilik Aura Biru dan Punya Seribu Niat Baca Buku.

ArtikelTerkait

LOA mati listrik negara bekas jajahan inggris brexit kerajaan inggris london jerman mojok

Tips Mudah agar Dapat LOA di Negeri Ratu Elizabeth Tanpa TOEFL/IELTS

14 September 2021
6 Jenis Spons Makeup yang Perlu Kamu Miliki serta Kegunaannya Terminal Mojok

6 Jenis Spons Makeup yang Perlu Kamu Miliki serta Kegunaannya

18 Februari 2022
Relasi Orang Kota dan Desa yang Monoton dalam Film Horor Indonesia

Relasi Orang Kota dan Desa yang Monoton dalam Film Horor Indonesia

24 Mei 2022
Suzuki Smash Cocok untuk Orang-orang yang Ingin “Melambat” dan Ngirit Mojok.co

Suzuki Smash Cocok untuk Orang-orang yang Ingin “Melambat” dan Ngirit

27 Mei 2024
Keanehan pada STNK Mobil yang Kayaknya Jarang Kita Sadari

Keanehan pada STNK Mobil yang Kayaknya Jarang Kita Sadari

11 Februari 2020
Memahami #BoikotIndosiar dari Sisi Lain

Memahami #BoikotIndosiar dari Sisi Lain

20 Juni 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.