Nah, panik nggak sih pas baca judul tulisan ini? Beneran? Mencium aroma makanan bisa bikin lemak dalam tubuh bertambah? Padahal penumpukan lemak adalah salah satu kondisi yang ingin kita hindari.
Yah, gimana nggak panik coba. Udah bela-belain buat diet ketat nggak makan ini dan itu. Eh, tahunya lemak dari makanan tetap bisa pindah ke tubuh hanya karena nyium aromanya doang. Ini sih namanya bencana dobel. Kenyang nggak, gendut tetap.
Pejuang kurus bisa heboh dengar kabar ini. melebihi hebohnya berita seorang simbah yang lagi bingung kareba ibu-ibu di Indonesia suka banget menggoreng makanan. Coba isu yang digoreng, pasti nggak bakalan heran.
Tapi guys, dengan berat hati aku harus mengatakan yang sejujurnya. Judul artikel ini sama sekali bukan click bait apalagi hoaks. Artikel ini benar adanya, tapi ya nggak sepenuhnya benar.
Eh, gimana sih?
Penelitian dengan tema ini pernah diadakan di Universitas Carolina, Berkeley yang mengemukakan bahwa indra penciuman terlibat dalam proses penumpukan lemak melalui sistem sensorik yang dipercaya berperan aktif dalam metabolisme tubuh. Hayo! Selanjutnya, para peneliti melakukan uji coba pada tikus dengan membaginya menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama merupakan tikus dengan indra penciuman yang tajam. Kelompok kedua diisi tikus dengan indra penciuman yang dilemahkan.
Hasilnya membuktikan bahwa meskipun kedua kelompok tikus mendapat porsi makan yang sama, kelompok tikus dengan penciuman tajam memiliki bobot yang lebih besar. Kelompok tikus dengan penciuman dilemahkan malah cenderung kurus, dalam artian punya bobot normal.
Memang, penelitian ini baru bisa diujikan pada tikus. Uji coba pada manusia belum pernah dilakukan. Oleh sebab itu, saya tulis ini kabar benar, meski belum sepenuhnya punya dasar yang sudah disepakati. Namun, satu hal yang menarik adalah aroma makanan memang berpengaruh terhadap nafsu makan. Bahkan kita bisa makan sampai nambah dua kali ketika dari aromanya saja sudah enak.
Nah, untuk jaga-jaga jika seandainya hal ini ternyata juga berlaku pada manusia, ada beberapa tips yang bisa para pejuang kurus lakukan dalam menghindari aroma makanan. Biar lemak jahat nggak ngumpul.
#1 Tetapkan niat
Tips pertama memang yang paling standar. Semuanya kembali ke niat masing-masing.
Segalanya itu harus diawali dengan niat yang kuat. Niat yang kuat bisa buat kita setegar baliho para caleg di pinggir jalan dalam menghadapi hujan badai. Dengan niat yang kuat, kita bisa mengatakan dengan lantang say no to aroma makanan, eh salah, lemak jahat.
#2 Jaga hidung
Buat kita pejuang kurus, nggak cukup cuma jaga mulut, jaga mata, jaga hati, tapi kita juga wajib banget buat jaga hidung biar nggak jelalatan. Jangan biarkan lemak kalian bertambah karena hidung yang nggak bisa diatur. Ingat, situasi ini masih berkemungkinan untuk benar terjadi.
#3 Latih kelincahan tangan dan kaki
Pejuang kurus mesti banget melatih kelincahan tangan agar tetap waspada dalam menangkap radar-radar aroma makanan. Kita harus sigap langsung menutup hidung dengan kelincahan dua jari yang sudah dikoordinasikan membentuk capit. Hap. Hidung akan langsung terjaga. Ingat ya, yang di capit itu hidung sendiri, jangan hidung tetangga.
Kenapa ini penting? Karena saat hidung tidak lagi mampu menahan godaan iman yang tipis, disitulah peran kaki bertindak. Seperti kelincahan tangan untuk menutup hidung, kaki juga harus sigap.
Selain itu, kamu harus sigap mengayunkan langkah. Jauhi aroma-aroma makanan yang surgawi itu. Jangan sampai lemak jahat dalam tubuh menari bahagia mengincar pembuluh darahmu.
Nah, itu tadi tiga tips dari saya untuk mengatasi aroma makanan yang terlalu menggoda. Saya, sih, maklum kalau banyak dari pejuang kurus gagal menahan godaan aroma makanan. Manusiawi.
Oleh sebab itu, ketika niat melawan lemak masih tebal, segera jadwalkan waktu untuk olahraga. Jangan malas bergerak supaya tubuh lebih akrab dengan mens sana in corpore sano ketimbang aroma makanan. Ingat, tubuh ideal emang cantik, tapi tubuh sehat lebih berharga.
Penulis: Annisa Adelina Sumadillah
Editor: Yamadipati Seno