Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Mempertanyakan Alasan Presiden Selalu Berasal dari Suku Jawa

Bayu Kharisma Putra oleh Bayu Kharisma Putra
23 September 2022
A A
Mempertanyakan Alasan Presiden Selalu Berasal dari Suku Jawa

Mempertanyakan Alasan Presiden Selalu Berasal dari Suku Jawa (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kenapa presiden Indonesia (hampir) selalu berasal dari suku Jawa?

2024 memang masih dua tahun lagi. Namun, hawa panas persaingan tentu sudah terasa sejak hari-hari ini. Ada yang mulai roadshow, ada juga yang blusukan, hingga ada yang bingung nyari partai. Pemilu adalah hajatan besar bagi negara ini. Apalagi pandemi boleh dibilang sudah tak segenting dahulu. Panggung-panggung akan semarak, pawai dengan knalpot bobokan dijamin menyemarakkan hari minggumu yang permai, hingga bantuan-bantuan dari para caleg yang akan memeriahkan ekosistem kampung-kampung hingga pelosok negeri.

Pemilihan presiden akan menjadi puncak hajatan yang paling dinanti. Posisi nomor wahid yang sudah pasti paling strategis dalam dunia politik kita. Karena itu, persaingan yang tak bisa dibilang anyep telah dimulai dengan trengginas. Mulai banyak orang yang tampak caper dan selalu tampil di depan. Tapi, sebagai warga negara yang sudah pernah nyoblos saat pemilu, ada satu hal yang selalu jadi pertanyaan sekaligus kekhawatiran. Apakah jabatan presiden di era selanjutnya masih akan diisi oleh orang Jawa?

Saya memang hobi overthinking, sekaligus gampang penasaran. Tapi, pertanyaan itu selalu menyeruak dari dalam sukma dan kalbu saya. Bayangkan, sejak era Orde Lama hingga kini, presiden kita selalu orang Jawa. Bahkan, calon presidennya pun orang Jawa semua. Saya bukannya rasis, apalagi membenci suku Jawa, ha wong saya sendiri Jawa tulen. Hanya saja, semua orang dari suku dan ras mana pun boleh magang atau menjadi seorang presiden. Bahkan, hal itu dijamin di undang-undang. Hanya saja, apa nggak aneh, dari sekian banyak suku bangsa yang ada di Indonesia, presidennya orang Jawa melulu. Dan saya kira tak mungkin hanya saya yang overthinking perihal hal ini.

Kita adalah negara yang hobi mengumandangkan kalimat yang dicengkeram oleh kaki Sang Garuda. Kita berbeda, (namun katanya) satu. Toleransi dan tenggang rasa otomatis ikut serta di dalamnya. Apakah dominasi orang Jawa di puncak panggung politik ini cerminan dari lunturnya kalimat Bhinneka Tunggal Ika? Atau ini hanya kebetulan semata?

Iya, saya tahu Pak Habibie bukan orang Jawa tulen. Namun, dia masih punya darah Jawa dari ibunya.

Memang suku Jawa adalah mayoritas, dan itu tak bisa dimungkiri adalah kebenaran mutlak. Belum lagi Pulau Jawa yang memang sejak dahulu kala dijadikan pusat pemerintahan. Itu semua adalah fakta yang tak bisa dibantah lagi. Yang agak menjengkelkan adalah jika ada yang berpendapat bahwa presiden harus orang Jawa. Itu baru namanya menyebalkan dan intoleran.

Semua orang boleh dan bisa jadi presiden, terlepas apa agama, ras, dan sukunya. Apalagi pemilu kita begini-begini saja, jika tak boleh dibilang kurang seru. Bayangkan, jika saja ada calon presiden orang Papua, NTT, atau bahkan Aceh. Saya jamin kontes 2024 akan lebih seru. Kapan lagi kita bisa menyaksikan pertarungan macam itu. Apalagi kalau ada calon dari agama selain agama mayoritas. Walau saya juga sadar itu adalah hal yang sulit diterapkan di negara ini.

Baca Juga:

“Satu Desa Satu Gym” Bukan Sekadar Lelucon, Itu Ide Bagus untuk Kesehatan Warga Jawa Tengah!

5 Kegiatan yang Bisa Dilakukan Jokowi kalau Jadi Pensiunan di Solo

Misalkan semua itu bisa terlaksana, siapa tahu Pak LBP bisa jadi presiden. Walau sebenarnya jabatan dan kerjaannya yang sekarang rasa-rasanya lebih asoy dibanding jadi presiden. Lebih berdamage begitu.

Tapi, soal suku dan agama mana yang jadi presiden, saya sebetulnya nggak begitu pilih-pilih. Karena mau dari suku mana pun, yang paling utama adalah kinerjanya. Mau orang Jawa, Batak, Bugis, apa pun boleh. Yang paling utama jangan kebanyakan menipu rakyat, mengingkari janji, dan pencitraan melulu untuk menutupi kesalahan. Jika berbuat salah, minta maaf. Jika melakukan kesalahan berat di masa lalu, ya, tak perlu mencalonkan diri. Tentu kita semua ingin pemimpin yang benar-benar merakyat, bukan sok merakyat. Apalagi yang jadi presiden hanya untuk dijadikan alat oligarki atau bagi-bagi kuasa.

Semoga di masa depan saat ada pemilihan presiden, kita punya calon-calon yang benar-benar niat mengabdi. Agar pemilu tak hanya menjadi ajang ribut dan tawur antar politikus, dan jabatan tak hanya menjadi jembatan untuk kepentingan pribadi. Sehingga nggak bikin susah rakyat, lagi, lagi, dan lagi.

Penulis: Bayu Kharisma Putra
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Teori Konspirasi soal Suku Presiden Indonesia

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 23 September 2022 oleh

Tags: Pemilupresidensuku jawa
Bayu Kharisma Putra

Bayu Kharisma Putra

Anak pertama

ArtikelTerkait

Langkat, Kabupaten di Sumatera Utara yang Masyarakatnya Fasih Berbahasa Jawa Mojok.co

Langkat, Kabupaten di Sumatera Utara yang Masyarakatnya Fasih Berbahasa Jawa

6 November 2023
daeng

Bolehkah Daeng Bermimpi Menjadi Presiden?

26 Agustus 2019
perdunu pesugihan dewandaru dukun pemilu pesugihan tulungagung mojok.co

Dalam Politik, Jangan Percaya Dukun 100% jika Tidak Mau Kecewa

21 Juni 2020
Perbandingan (biaya) Pemilu 2019 dan Pemilu “Stik Es Krim” Ketua RW di Kampung Saya Terminal Mojok_

Murahnya Biaya Pemilu ‘Stik Es Krim’ di Kampung Saya

28 Januari 2021
perppu

Penerbitan Perppu KPK Hak Prerogatif Presiden

2 Oktober 2019
puan maharani dpr Pak RT mojok

Puan Maharani, ketimbang Menambah Periode Jabatan Presiden, Mending Lakukan 3 Hal Ini

29 Desember 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

15 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.