Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Mempertanyakan Alasan Ngeteh yang Seolah Kalah Pamor dari Ngopi

Bayu Kharisma Putra oleh Bayu Kharisma Putra
6 Mei 2021
A A
Mempertanyakan Alasan Ngeteh yang Seolah Kalah Pamor dari Ngopi kedai kopi terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Seorang tea sommelier, memang tak setenar barista. Memang pada kenyataanya, dunia perkopian melaju cepat dan terkesan lebih ngetren dan keren ketimbang ngeteh. Di tongkrongan pos ronda hingga ke kafe, kopi seolah menjadi daya tarik utama dan teh hanya jadi pelengkap, khusus bagi orang-orang yang punya masalah lambung. Apalagi warkop dan kedai kopi sudah menjamur dan seolah tumbuh satu kedai setiap harinya. Teh tentu ada di setiap menu kedai kopi atau kafe, minimal es teh. Tetapi, tetap saja teh menjadi semacam pelengkap, luwes-luwes. Teh artisan tak sebanyak kopi artisan, begitu juga tempat pelatihan atau tempat belajar membuat teh, memang teh seolah tertinggal dengan kopi.

Setelah muncul film Filosofi Kopi, geliat industri kopi dalam negeri memang meningkat. Muncul para peminum kopi milenial yang bergabung ke penikmat kopi gelombang ketiga. Di wilayah saya sendiri, terjadi gegar budaya yang lumayan signifikan. Warkop sasetan berubah jadi coffee shop. Ahli kopi bermunculan. Yang nggak ahli tapi pengin dianggap ahli lebih banyak lagi. Sampai-sampai mereka suka ngecengin para peminum kopi saset. Kopi benar-benar mengganti kebiasaan ngeteh di angkringan dan warung-warung kecil.

Lagi pula memang ada stigma ngeteh itu kurang keren. Ngopi seolah lebih laki, lebih keren, lebih mahal, dan lebih kekinian. Zaman sekarang, namanya nongkrong ya ngopi, bukan ngeteh. Bahkan ngopi bisa digunakan sebagai kata ganti dari kumpul, ketemuan, nongkrong, ngobrol, dan lain sebagainya.

Kedai kopi biasanya menyediakan teh juga, tapi tak semua begitu. Bahkan jarang yang menggunakan kata teh di dalam plang nama kedainya. Seolah teh memang dianaktirikan oleh masyarakat. Banyak orang yang beranggapan ngeteh tak perlu ke kedai atau kafe, cukup di rumah. Bukannya ngopi pun begitu? Padahal ngeteh juga bisa seasyik ngopi. Banyak pilihan jenis teh juga sebenarnya. Di beberapa kedai, mereka bahkan punya lebih dari lima varian teh. Pintar-pintar cari kedai lah. Ngeteh sebenarnya juga bisa memberikan banyak pengalaman baru, tapi nyari kedai yang punya banyak pilihan teh memang sulit.

Seperti Jogja, kopi juga terlalu sering diromantisisasi, tak mengapa juga sebenarnya. Memang jarang yang meromantisisasi teh, apalagi seliar dan segila kopi. Mulai dari kalimat “Kopimu kurang pait” dan “Lewat kopi aku belajar pahitnya hidup” sampai ke quote keminggris lain. Beberapa tahun lalu, foto cangkir kopi sering menjadi background dari petuah bijak dan potongan syair dari lagu atau puisi terkenal. Sempat juga menempel pada kaum yang dianggap indie dan beda, kopi dan senja istilahnya. Aneh juga rasanya, magrib-magrib masa ngopi? Sampai ada permen kopi yang terkenal itu, jarang yang tahu permen rasa teh juga ada. Tak terlalu laku mungkin, tak terlalu dikenal. Produk olahan kopi dan turunannya juga lebih mudah ditemui.

Di daerah saya, tren kopi memiliki andil besar dalam ekonomi para petani kopi, meski belum semua merasakannya. Kopi Merbabu dan Windusari misalnya. Dua kopi ini jadi terkenal dan naik pamornya berkat menjamurnya kedai kopi dan barista. Bahkan sampai dikirim ke luar daerah. Padahal ada teh asli Merbabu dan Windusari juga. Namun, teh tak begitu diperhatikan. Tiap ada pameran pertanian atau festival tembakau, pasti kopi jadi primadona. Padahal, ngeteh adalah budaya yang lebih lama, lebih dulu ada. Kopi memang sedang menjadi pujaan banyak orang, bahkan jumlah kedai kopi tak pernah berkurang, meningkat terus.

Susah juga mau meromantisisasi teh, agak wagu, kurang trep. Yah, mau ngopi atau ngeteh, selagi bisa bersilaturahmi tanpa toxic-toxic-an tentu tak masalah. Mau kedai kopi, di rumah, angkringan, pokoknya bebas. Yang penting, bukan cuma kopi dan teh yang harus berkualitas, ngobrolnya juga harus berkualitas, nggak cuma pada mainan gawai dan sibuk sendiri-sendiri.

BACA JUGA Untuk Urusan Teh Celup, Sariwangi dan Sosro Kalah Telak dari Teh Dandang atau tulisan Bayu Kharisma Putra lainnya.

Baca Juga:

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

Kasta Kopi Minimarket dari yang Paling Enak sampai Skip Aja daripada Kecewa

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 6 Mei 2021 oleh

Tags: Kedai KopiKopiminum kopiminum tehteh
Bayu Kharisma Putra

Bayu Kharisma Putra

Anak pertama

ArtikelTerkait

Hanya Karena Rumah Saya Dekat Pabrik Gudang Garam, Bukan Berarti Harga Gudang Garam Surya Jadi Lebih Murah, Lur! jawa timur

Gudang Garam Surya Akan Selalu Jadi Rokok Nomor 1 di Jawa Timur

12 Oktober 2023
Sorowajan, Daerah Langganan Ngopi dan Diskusi Ndakik-ndakik Mahasiswa UIN Jogja

Sorowajan, Daerah Langganan Ngopi dan Diskusi Ndakik-ndakik Mahasiswa UIN Jogja

17 April 2023
The Coach Coffee Shop: Harga Elite, Tempat Duduk Sulit, Rasanya B Aja

The Coach Coffee Shop: Harga Elite, Tempat Duduk Sulit, Rasanya B Aja

19 Mei 2024
5 Menu Red Flag Starbucks. Jangan Dipesan kalau Nggak Mau Kecewa

5 Menu Red Flag Starbucks. Jangan Dipesan kalau Nggak Mau Kecewa

9 Agustus 2023
5 Kebiasaan Barista yang Sebaiknya Dihindari supaya Pelanggan Semakin Nyaman Mojok.co

5 Kebiasaan Barista yang Sebaiknya Dihindari supaya Pelanggan Semakin Nyaman

20 Januari 2025
Dilema Barista Perempuan yang Berakhir Jadi Pemanis Mata terminal mojok.co

Barista Hari Ini: Gaya Terdepan, SOP Belakangan

30 September 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.