• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Mempertanyakan Agama dan Eksistensi Tuhan Adalah Hal yang Wajar

Raihan Rizkuloh Gantiar Putra oleh Raihan Rizkuloh Gantiar Putra
17 November 2020
A A
Betapa Menyebalkannya Jika Dosen Filsafat yang Mengajarmu Adalah Seorang Fundamentalis Agama

Mempertanyakan Agama dan Eksistensi Tuhan Adalah Hal yang Wajar terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Terkadang, saya selalu berkata pada diri saya sendiri, “Hidup ini ngapain, sih?” atau “Kenapa sih saya bisa hidup?” Terdengar sangat eksistensialis, tapi jujur, inilah pertanyaan-pertanyaan yang mengurung diri saya semenjak berkuliah di salah satu kampus di Jatinangor. Pertanyaan tentang agama dan eksistensi Tuhan yang barangkali tidak akan menguras pikiran, perasaan, tenaga, dan entah apa lagi jika kita merujuk pada satu kitab, yakni Al-Qur’an. Semua ada di sana. Apa pun masalahmu, dari yang remeh temeh hingga super serius, ada di dalam kitab suci itu, ucap guru ngaji saya dulu.

Tumbuh di lingkungan yang religius, saya berkembang menjadi makhluk hidup yang selalu memegang teguh kitab suci sebagai sumber penyelesaian dari segala masalah yang ada. Setidaknya sampai SMA. Setelah masuk kuliah, mulai mempelajari, dan bergumul dengan pikiran-pikiran progresif cum intelektual, keimanan (keimanan?) yang sudah saya tenun dari semenjak saya kecil ini perlahan terurai kembali

Benang-benangnya jadi tak beraturan. Ya, untuk pertama kalinya, saya mulai mempertanyakan segala hal yang sebelumnya bahkan nggak “berani” saya tanyakan, tentang agama dan eksistensi Tuhan. Persis seperti apa yang dianjurkan filsafat, yakni selalu mempertanyakan/meragukan sesuatu.

Meragukan eksistensi Tuhan dan agama adalah awal dari gejala yang kalo kata orang modern disebut “open-minded”. Entah karena saya terlalu terbuka atau saya nggak ngerti teori Sigmund Freud, Bapak Psikologi yang bilang bahwa agama itu muncul karena manusia belum mampu untuk menggunakan kekuatan diri dan akalnya secara maksimal. Atau kata Karl Marx, pencetus paham Marxisme yang juga bilang bahwa “agama adalah candu” atau “die religion ist das opium des volkes”. Beliau bilang bahwa agama itu kayak pelarian manusia dari situasi yang telah mengalahkannya (baca: kapitalisme). Ia melihat agama dalam konteks sosial dan ekonomi dan bukan hanya urusan surga serta neraka.

Dijejali berbagai konstelasi pikiran duniawi semacam ini memang nggak pernah saya harapkan sebelumnya. Bahkan mungkin saya akan dianggap “gila” jika membahas ini dengan teman-teman Muslim. Meskipun saya nggak bisa dan nggak tega juga buat ngebedain “gila dunia” dan “gila agama”. Jika seseorang terlalu fanatik terhadap agama, ia hanya akan berakhir menjadi seorang intoleran bahkan bisa menimbulkan kekerasan. Jika seorang terlalu fanatik atau cinta dunia, cap kafir laknatullah akan otomatis tersemat dalam dirinya. Saya, dalam hal ini, paling tidak, ada di antara keduanya. Nggak terlalu religius dan nggak terlalu cinta dunia.

Tetapi, berada di antara dua kutub atau di tengah juga nggak terlalu menyenangkan. Kalau di lagu “Bingung”-nya Iksan Skuter sih dianggap tak ideologis. Nggak bisa menentukan pilihan. Benar-benar seseorang yang lemah. Memilih untuk bertuhan dan nggak bertuhan ternyata lebih tegang dan mendebarkan daripada memilih presiden. Tapi, apa pentingnya pula bertuhan? Orang-orang di negara kita juga ngakunya bertuhan tapi perilakunya, ya Anda tahu sendirilah~

Melihat habib yang (katanya) merupakan pewaris nabi namun gemar sekali mengucapkan kata “lonte” terhadap wanita biasa yang menghina dirinya saja sudah aneh. Saya nggak religius-religius amat, tetapi, saya nggak pernah dengar ada nabi yang gemar mengumpat kesalahan orang. Nabi Muhammad SAW bahkan pernah diancam dipenggal kepalanya oleh Umar bin Khathab tapi beliau adem-adem aja tuh. Aduh, saya autokafir nih karena mengkritik habib.

Lagi pula, di zaman edan seperti ini, saya nggak bisa ngebedain lagi dengan jelas mana yang kafir dan mana yang nggak. Orang bisa saja beragama, tapi males ngelakuin hal yang dianjurkan oleh agama itu sendiri. Di sisi lain, orang yang nggak beragama, tak jarang malah memperlihatkan nilai-nilai yang sangat sesuai dengan ajaran agama itu sendiri meskipun nggak melakukan ritual-ritual ibadah. Mereka berbuat baik, membantu sesama, dan saling menghargai tanpa sekat-sekat agama. Sesuai dengan judul sebuah buku filsafat dari Bertrand Russel, “Bertuhan Tanpa Agama”.

Ah, orang dari negara lain sedang sibuk-sibuknya mikirin inovasi-inovasi baru untuk kemaslahatan masyarakat dunia, eh, saya malah sibuk menjepitkan diri dalam pertanyaan retoris semacam ini. Mempertanyakan lagi soal agama dan eksistensi Tuhan. Pantes, saya nggak maju-maju. Udah ah, saya mau salat dulu.

BACA JUGA Seo Dal-mi dan Nam Do-san Punya Kriteria Mutlak buat Jadi Stafus Milenial dan tulisan Raihan Rizkuloh Gantiar Putra lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 November 2020 oleh

Tags: agamafilsafat

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Raihan Rizkuloh Gantiar Putra

Raihan Rizkuloh Gantiar Putra

Duh, lieur kieu euy.

ArtikelTerkait

In the Name of God: A Holy Betrayal, Saat Manusia Berdosa dengan Menjual Agama dan Mengaku Tuhan

In the Name of God: A Holy Betrayal, Saat Manusia Menjual Agama dan Mengaku Tuhan

12 Maret 2023
Kiamat Tidak Akan Terjadi karena Pegunungan Makkah Jadi Hijau dan Cristiano Ronaldo Kumpul Kebo

Kiamat dalam Berbagai Versi Agama, dari Majusi Sampai Buddha

6 Februari 2023
Stoikisme Bukan Alat Justifikasi Mager dan Apatis!

Stoikisme Bukan Alat Justifikasi Mager dan Apatis!

27 Januari 2023
kesurupan

Kenapa Orang Kesurupan Tidak Dihajar Saja Sampai Sadar?

13 Desember 2022
Praktik Akad Nikah di Sekolah Nggak Berfaedah, yang Lebih Penting Masih Banyak!

Praktik Akad Nikah di Sekolah Nggak Berfaedah, yang Lebih Penting Masih Banyak!

9 November 2022
Saya Sempat Kegocek Narasi Keliru Kapitan Pattimura Sebelum Baca Sumber yang Lebih Kredibel

Saya Sempat Kegocek Narasi Keliru Kapitan Pattimura Sebelum Baca Sumber yang Lebih Kredibel

6 Juli 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
supra X yamaha r15 cbr 150r Kepincut Beli Honda Scoopy Terbaru padahal Baru Saja Kredit Motor terminal mojok.co

Kepincut Beli Honda Scoopy Terbaru padahal Baru Saja Kredit Motor

Tipe-tipe Manusia Ketika Mengerjakan Tugas Kelompok Berdasarkan Pemain MU terminal mojok.co

Salah Jika Anggap Semua Kartun dan Anime Adalah Tontonan Bocah

Chat ke Dosen Adalah Contoh Pengamalan Tugas Public Relation terminal mojok.co

Tipe-tipe Orang di Open Chat Saat Main Shopee Tanam



Terpopuler Sepekan

Surat Cinta untuk Walikota: Pak, Malang Macet, Jangan Urus MiChat Saja!
Pojok Tubir

Mati Tua di Jalanan Kota Malang

oleh Mohammad Faiz Attoriq
28 Maret 2023

Lama-lama, kelakar mati tua di jalanan Kota Malang itu nggak lagi jadi guyonan, tapi risiko yang menjelma jadi nyata.

Baca selengkapnya
Derita Pemilik Honda CS1, Mulai dari Biaya Servisnya Mahal Sampai Disinisin Montir di Bengkel

Derita Pemilik Honda CS1, dari Biaya Servis yang Mahal Sampai Disinisin Montir di Bengkel

25 Maret 2023
Pantes Nissan Evalia Nggak Laku di Indonesia, Desainnya Aneh!

Pantes Nissan Evalia Nggak Laku di Indonesia, Desainnya Aneh!

28 Maret 2023
Pengalaman Saya Naik ATR 72, Pesawat Baling-baling yang Katanya Berbahaya

Pengalaman Saya Naik ATR 72, Pesawat Baling-baling yang Katanya Berbahaya

23 Maret 2023
3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa

3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa

20 Maret 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_zeY2N8MAE4

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!