Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Membayangkan jika Semua Perokok di Indonesia Berhenti Merokok

Muhamad Iqbal Haqiqi oleh Muhamad Iqbal Haqiqi
10 November 2022
A A
Membayangkan jika Semua Perokok di Indonesia Berhenti Merokok Terminal Mojok

Membayangkan jika Semua Perokok di Indonesia Berhenti Merokok (Unsplash.com0

Share on FacebookShare on Twitter

Pemerintah melalui mulut Menteri Keuangan, Sri Mulyani, memastikan bahwa cukai rokok pada 2023 mendatang akan naik sebesar 10%. Kenaikan ini menjadi yang kesekian kalinya dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Bahkan Sri Mulyani menuturkan bahwa Presiden Jokowi juga meminta agar kenaikan tarif tidak hanya berlaku pada rokok konvensional (tembakau), tetapi juga rokok elektrik dan produk hasil pengolahan hasil tembakau lainnya (HPTL). Untuk rokok elektrik, Sri Mulyani memastikan kenaikan tarif cukai akan terus berlangsung setiap tahun selama lima tahun ke depan.

Kalau diperhatikan, tahun ini memang tahunnya pemerintah hobi menaikkan sesuatu. Mulai dari harga BBM, PPN, dan bahkan sempat tarif listrik pun mau dinaikkan mesti tidak jadi. Ini terkesan jadi langkah gagap pemerintah untuk menghadapi ancaman resesi global dan pembangunan IKN.

Pemerintah berdalih bahwa kenaikan cukai ini menjadi bagian dari ikhtiar suci untuk mengurangi konsumsi rokok di kalangan masyarakat miskin. Cara yang terkesan licik memang, menekan konsumsi rokok tapi membuat celah kebijakan agar pemasukan pajak dari rokok tetap tinggi. Lha, wong kontribusi cukai rokok itu mencapai 96% dari total penerimaan cukai negara.

Saya kemudian membayangkan, bagaimana jadinya jika semua perokok di Indonesia tiba-tiba berhenti merokok secara kolektif dan serentak. Bagaimana dampaknya bagi aspek ekonomi dan sosial?

Pertama, coba kita bahas dampak ekonominya. Bisa dibilang, industri rokok itu sangat kompleks ekosistemnya. Hulu hingga hilirnya melibatkan banyak pihak, mulai dari petani, pengepul, hingga pabrik rokok yang memiliki puluhan ribu karyawan. Data Kementerian Perindustrian mencatat setidaknya ada sebanyak 5,98 juta orang yang menggantungkan hidup di sektor tembakau. Itu belum dihitung dengan ratusan ribu toko kelontong di Indonesia yang pasti menjual rokok sebagai salah satu komoditas penunjang pendapatan mereka.

Apa jadinya jika para perokok di Indonesia berhenti merokok?

Pihak yang pertama kali terkena imbasnya tentu para petani tembakau. Bayangkan, bagaimana tambang penghasilan mereka yang ditekuni selama bertahun-tahun dan turun-temurun lenyap karena tidak ada lagi permintaan rokok.

Memang lahan tembakau yang mereka gunakan bisa disubstitusikan dengan komoditas pertanian lain seperti kopi, bawang, jagung, atau sayuran, tapi para petani ini akan memulai dari awal lagi dalam membuka jalur distribusi kepada pihak yang mau menerima hasil panen pertanian mereka.

Baca Juga:

Perokok di Toilet Umum Adalah Spesies yang Sama Busuknya dengan Mereka yang Merokok Sambil Berkendara

5 Pekerjaan yang Bertebaran di Indonesia, tapi Sulit Ditemukan di Turki

Ditambah lagi mereka harus siap dengan persaingan yang datang dari para petani yang sudah lebih dulu terjun ke sektor pertanian tersebut. Selain itu, jenis tanah tembakau yang merupakan tanah tegalan ini tidak sepenuhnya cocok dengan komoditas pertanian lainnya.

Jika sektor pertanian yang menjadi hulu dari ekosistem rokok sudah berhenti memutar roda produksinya, imbas selanjutnya tentu ke perusahaan rokok dan karyawannya. Akan ada banyak karyawan yang akan di-PHK. Ini akan jadi shock economy nasional karena penambahan tingkat pengangguran yang naik secara tidak normal. Perlu diketahui bahwa ada sekitar 4 juta tenaga kerja, mulai dari para buruh di pabrik hingga karyawan kantoran, yang ditanggung oleh industri rokok.

Tidak berhenti di situ, toko kelontong juga tak ketinggalan terkena dampaknya. Dari 10 toko kelontong yang saya tanyakan soal pendapatan penjualan rokok mereka, 6 di antaranya mengatakan rokok menyumbang lebih dari 45% penjualan harian, sementara 4 toko sisanya penjualan rokoknya menyumbang di kisaran 30%-35% penjualan harian. Tentu persentase itu cukup besar.

Bagaimana dengan nasib ekonomi Indonesia kalau sudah begini? Ya silakan simpulkan sendiri, bagaimana jadinya jika sebuah negara yang cukainya 90%-an didukung oleh industri rokok tiba-tiba lenyap.

Dampak selanjutnya adalah sosial. Kita semua sama-sama tahu bahwa rokok itu perekat hubungan sosial. Hal itu tak bisa dinafikan. Mulai dari proses nyirami, ngerajangnya (memotong daun tembakau), hingga penjemurannya semua dilakukan secara bersama-sama. Dalam aktivitas itu terselip komunikasi aktif antarsesama manusia. Membicarakan banyak hal, mulai dari masalah hidup, pencapaian hidup, atau yang lainnya.

Banyak orang bisa membuka perkenalan dan memperluas relasi hanya dengan sepuntung rokok. Rokok juga menstimulasi lahirnya ide-ide kreatif dari ruang-ruang diskusi para anak muda.

Kita semua juga tidak bisa menutup mata bahwa lembaga sosial dan amal di negeri ini juga sedikit banyak digerakkan oleh industri rokok. Naif memang, tapi begitulah kenyataannya saat ini. Apabila perokok berhenti merokok, otomatis aktivitas itu berpotensi berkurang, atau bisa hilang dan tergantikan.

Gimana, Bu Sri Mulyani siap?

Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kenaikan Tarif Cukai Rokok Harus Ditolak, meski Anda Antirokok Sekalipun.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 10 November 2022 oleh

Tags: cukai rokokharga rokok naikIndonesiaperokok
Muhamad Iqbal Haqiqi

Muhamad Iqbal Haqiqi

Mahasiswa Magister Sains Ekonomi Islam UNAIR, suka ngomongin ekonomi, daerah, dan makanan.

ArtikelTerkait

5 Alasan Orang Jepang Betah Kerja di Indonesia Terminal Mojok

5 Alasan Orang Jepang Betah Kerja di Indonesia

22 Desember 2022
Ranking PISA Indonesia Naik, tapi Skornya Turun, Artinya Apa? Yak Betul, Kualitas Pendidikannya Jalan di Tempat

Ranking PISA Indonesia Naik, tapi Skornya Turun, Artinya Apa? Yak Betul, Kualitas Pendidikannya Jalan di Tempat

8 Desember 2023

Indonesia Lepas dari Resesi, Emang Bener Gitu, ya?

7 Agustus 2021
Sumber gambar Pixabay

Pelaku Pelecehan Seksual dan para Petinju Andal

9 September 2021
Perbedaan Starbucks di Jepang dan Indonesia Terminal Mojok

Perbedaan Starbucks di Jepang dan Indonesia

17 Mei 2022
Steven Pinker Bilang Dunia Jadi Lebih Baik, Itu Indonesia Masuk Hitungan Nggak Ya?

Steven Pinker Bilang Dunia Jadi Lebih Baik, Itu Indonesia Masuk Hitungan Nggak Ya?

26 Desember 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Putuk Lesung Pasuruan Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Malang

Putuk Lesung Pasuruan Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Malang

30 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.