Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Membandingkan Keunggulan Nongkrong di Kursi atau Lesehan Saat di Angkringan

Dicky Setyawan oleh Dicky Setyawan
30 Oktober 2020
A A
Membandingkan Keunggulan Nongkrong di Kursi atau Lesehan Saat di Angkringan terminal mojok.co

Membandingkan Keunggulan Nongkrong di Kursi atau Lesehan Saat di Angkringan terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Angkringan, hik, wedangan, dan apa pun sebutan lainnya merupakan tempat yang spesial bagi saya. Entah sudah berapa malam yang saya habiskan bersama aroma arang serta penjual yang entah mengapa selalu nyentrik di mata saya. Soal nyaman dan istimewanya tergantung pada penilaian Anda, tapi rasanya biasa saja di tempat ini. Bukan bermaksud meromatisasi lho, ya. Tak serta merta soal hemat-menghemat, walau nasi bandeng, teri, hingga oseng dibanderol di kisaran harga Rp2 ribu-an saja, saya pikir kalian akan lebih sering kalap pada setiap jenis makanan ringan yang disajikan di bawah tenda.

Begitulah angkringan. Dua kemungkinan yang akan terjadi, bisa jadi sangat hemat-able jika kalian bisa mengatur ego saat makan di tempat ini, atau sangat boros jika tenggelam detik demi detiknya. Lalu pulang-pulang uang terkuras dan baru sadar kalian cuma nongkrong di angkringan bukan di kafe.

Apa yang saya cari juga bukan sekadar makan, tapi lebih sering nongkrongnya. Sebagai mas-mas yang senantiasa tergugah hatinya untuk meneguk setidaknya segelas teh kampul (semacam lemon tea) sebelum tidur, saya mengamati ada dua tipe orang di angkringan, yaitu tim duduk di kursi dan lesehan.

Sejatinya, gerobak angkringan konvensional memiliki kapasitas yang tidak terlalu besar, paling-paling hanya 5-10 orang. Kalaupun lebih, ya harus dempet-dempetan. Untuk mengakali itu, hampir di setiap angkringan selalu menyediakan tikar jika kapasitas orang mulai over. Dari situlah saya ingin membandingkan kedua tipe orang nongkrong di angkringan ini.

#1 Kenyamanan

Angkringan biasanya menggunakan kursi panjang tanpa sandaran di belakang. Otomatis kalian akan merasa punggung kalian pegal jika berlama-lama duduk di kursi semacam ini. Namun, beberapa angkringan kini telah menyediakan kursi dengan sandaran di belakangnya.

Sedangkan lesehan, kita diberi kebebasan untuk memilih tempat duduk, di pohon, bahu jalan, atau bahkan di dekat got. Bebas pula kalau mau selonjoran. Toh, kalau bosan, kalian bisa sambil rebahan. Soal kenyamanan, kembali lagi tinggal bagaimana bentuk kursi tersebut. Atau letak tempat lesehannya, apakah nyaman atau malah bau, banyak serangga, dll.

#2 Lesehan untuk obrolan intim, kursi untuk menggali wawasan dan informasi

Lesehan biasanya digunakan untuk gerombolan muda-mudi yang datang dengan harapan ingin menghabiskan malam di angkringan bersama teman-temannya. Oleh karena itu, di tikar obrolannya bakal berasa lebih intim. Namun, tidak semua orang bisa bergabung di tikar yang sama jika tidak saling mengenal. Sedangkan di kursi, saya lebih sering menjumpai pakde-pakde atau mas-mas yang biasanya tidak datang bersama gerombolannya, nyari temen malam, atau hanya sekadar makan lalu pulang. Dari sinilah kalian akan bertemu orang-orang random, dengan cerita dan informasi yang random pula. Bahkan sudut pandang dari orang-orang yang sebelumnya belum kalian kenal. Keduanya sama-sama enak, tergantung niat awalnya.

#3 Kemudahan

Satu keunggulan yang tak bisa dimungkiri ketika nongkrong di kursi, kemudahan soal mengamati makanan, dan tanpa basa-basi tinggal ambil. Begitupun kalau pesan minum, sekali aba-aba jadi. Sedangkan lesehan, lebih ribet. Kalau mau pesan makanan harus bolak-balik.

Baca Juga:

5 Menu Angkringan Jogja yang Membahayakan Pembeli, Jangan Lengah meski Murah!

5 Angkringan Jogja yang Perlu Dihindari biar Nggak Menyesal

Namun, keunggulan ini bisa jadi boomerang. Tatkala saya tak mampu menahan ke-nyah-nyoh-an saya. Sialnya, walau sudah diniatkan berhemat, godaan di kursi memang berat setiap makanan tampak menarik. Dan ini bisa jadi pertimbangan.

#4 Waktu yang tepat

Untuk lesehan, sih, datang kapan saja tak terlalu masalah. Yang menjadi masalah paling kalau tikarnya ternyata sudah terpakai semua dan itu tergantung bagaimana situasi ramai tidaknya angkringan. Untuk nongkrong di kursi, supaya lebih mendapatkan vibes angkringannya, saya sarankan datang di jam-jam tertentu, misal menjelang tengah malam. Jam-jam segitu angkringan mulai sepi. Kalian bisa ngobrol-ngobrol ringan hingga deep talk dengan penjual angkringan atau dengan pelanggan lainnya. Sekaligus kalian bisa menemani penjual supaya kuat melek melawan kantuknya. Pasalnya, berdasar pengalaman saya, di jam-jam ramai seperti sore hari saat angkringan baru buka, biasanya si penjual masih sibuk dengan urusannya. Apalagi, jam segitu kadang pengunjung kebanyakan sekadar nyari makan lalu pulang. Baik dine in maupun take away, baik orang sekitar hingga orang pulang kerja.

BACA JUGA Ketika Orang yang Biasa ke Angkringan Mengunjungi Kafe Kelas Menengah dan tulisan Dicky Setyawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 28 Oktober 2020 oleh

Tags: angkringanlesehan
Dicky Setyawan

Dicky Setyawan

Pemuda asal Boyolali. Suka menulis dan suka teh kampul.

ArtikelTerkait

UMR Jogja Harus Naik Drastis, Tidak Bisa Tidak! upah minimum yogyakarta

Jogja Kini Tak Lagi seperti Penggalan Sajak Joko Pinurbo

21 Mei 2023
5 Angkringan Kulon Progo yang Murah, Enak, dan Nyaman terminal mojok.co

5 Angkringan Kulon Progo yang Murah, Enak, dan Nyaman

9 November 2021
Perlahan tapi Pasti, Warmindo Menggeser Angkringan dari List Tempat Makan Murah terminal mojok.co

Bisnis Angkringan, Cara Efektif Mencari Keuntungan secara Kolektif

4 Februari 2021
Pokoknya Saya Lebih Suka Ngopi di Starbucks daripada di Angkringan terminal mojok.co

Pokoknya Saya Lebih Suka Ngopi di Starbucks daripada di Angkringan

12 Januari 2022
angkringan

Makan di Angkringan: Niatnya Hemat, Ujung-ujungnya Sekarat

15 Juli 2019
4 Dosa Tersembunyi Penjual Angkringan yang Tidak Disadari Pelanggan

4 Dosa Tersembunyi Penjual Angkringan yang Tidak Disadari Pelanggan

26 Februari 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.