Menurut Wikipedia, sampah adalah sisa-sisa dari kegiatan manusia atau diperoleh dari proses alam yang berbentuk padat. Hari ke hari, sampah menjadi suatu persoalan yang cukup sulit diatasi di tengah masyarakat. Permasalahan sampah semakin menggunung dengan tidak adanya ruang yang cukup dalam tempat pembuangan akhir membuat membakar sampah jadi alternatif brengsek.
Padahal ya, pengelolaan sampah harus memperhatikan aturan atau tata cara yang baik dan benar tanpa mengganggu orang lain. Entah kenapa, pengelolaan sampah yang saya bahas ini sangat menjengkelkan karena pasti banyak orang yang setuju dengan saya. Membakar sampah memang menjengkelkan. Siapa sih yang tahan dengan asapnya yang kemebul dan bikin sesak nafas?
Hidup dalam lingkungan yang orang-orangnya masih saja ada yang membakar sampah suka bikin kesal sendiri. Memang benar, bakar sampah bikin sampahnya hilang, tapi itu tidak menyelesaikan, tapi malah menambah masalah baru. Jika memang tetangga kalian tidak keberatan ya monggo-monggo saja, tapi sepertinya hanya sebagian saja yang legowo… atau nggak berani menegur lalu ikut melakukannya.
Dampak buruk
Tahukah kamu, kebiasaan ini banyak sekali dampak buruknya. Kalau dijabarkan mungkin terlalu panjang, jadi saya hanya bilang dikit saja ya. Tingkat baik-buruknya asap sampah, tergantung dari jenis sampah yang dibakar. Meskipun tidak ada yang namanya asap baik yang dihasilkan dari bakaran sampah. Contohnya saja bakaran sampah yang dihasilkan dari sebuah plastik, pasti aromanya sangat menyengat. Asap yang dihasilkan mengandung berbagai zat yang sangat buruk bagi tubuh manusia.
Melansir dari laman web Kota Binjai, asap bakaran sampah mengandung zat kimia berbahaya seperti karbon monoksida, benzene, arsen, dioksin, furan, dan VOC. Beberapa zat tersebut dapat menyebabkan kanker.
Mengetahui dari laman web tersebut, plastik yang dibakar mengandung dioksin yang dapat menghasilkan gas herbisida (racun tumbuhan), bahkan fakta mengejutkan proses pembentukan ini digunakan dalam pembunuhan masa Perang Dunia silam.
Ngeri-ngeri gimana gitu, ya? Kemudian salah satu zat berbahaya yaitu Benzopiren yang terkandung dalam bakaran sampah, merupakan gas beracun menyerang jantung. Zat ini lebih beracun dari asap rokok bahkan 350 kalinya.
Derita mereka yang tak tahu apa-apa
Bayangkan dengan dampak buruk yang banyak ini, kita terpapar tiap hari! Saya sering kasihan pada orang-orang yang memang mempunyai asma kalau hidup di lingkungan yang nggak pengertian. Anak-anak kecil atau bahkan bayi-bayi sampai terbatuk-batuk jadi bikin pilu. Bau bakaran ini juga sering menempel di baju-baju yang sedang dijemur. Bikin bau sangit, dan tentu asapnya akan menempel di baju. Bayangkan kalau yang dijemur itu baju-baju bayi, maka bayinya juga akan menghirup asap sepanjang dia memakai baju itu.
Karena saya juga sering mendapatkan kerugian dengan asap ini, saya mencoba untuk mencari di internet apakah ada aturan-aturan hukum yang mengatur tentang pembakaran sampah ini. Ternyata peraturan ini ada di dalam Undang-undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
Diterangkan lebih jelas di pasal 29 menyatakan bahwa setiap orang dilarang membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah. Pastinya ada denda jika melanggar, dan aturan lebih jelas bisa dilihat di perda masing-masing daerah.
Harus berani tegas
Bakar sampah yang dilakukan oleh beberapa orang dalam lingkungan bertetangga ini cukup membuat sedikit adanya kondisi tidak harmonis. Sewot sih, tapi gimana ya. Kalau memang sudah tidak tahan bisa lapor Pak RT atau Pak RW biar ditindaklanjuti bagaimana baiknya.
Untuk kalian yang suka bakar sampah plastik, bisa banget botol plastik atau bungkus plastiknya dikumpulkan menjadi satu kemudian dijual ke bank sampah terdekat, supaya tidak menimbulkan emosi polusi. Kalau suka bakar sampah organik, bisa tuh solusinya punya drum-drum pembuat kompos. Kalau memang per rumah tangga keberatan, bisa usul ke RT untuk membeli atau membuat drum kompos.
Untuk sampah yang tidak bisa ditangani untuk didaur ulang, minta tolong tukang sampah saja deh. Jangan coba-coba buang sembarangan ya, masalah baru lagi entar. Demi keberlangsungan sosial yang sehat sentosa dan tidak menimbulkan polusi, stop membakar sampah ya teman-teman, yang dirugikan banyak.
Penulis: Asti Yulinia
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Apakah Anjuran Membuang Sampah pada Tempatnya Masih Relevan?