Sepatbor sepeda motor adalah salah satu bagian wajib pada sepeda motor. Tapi, belakangan ini, saya melihat ada begitu banyak pengendara sepeda motor yang melepas sepatbor belakang sepeda motor mereka. Katanya sih, supaya lebih sporty. Sporty ndasmu! Susah-susah para engineer kuliah otomotif tinggi-tinggi dengan mendesain sepeda motor yang aman dan nyaman untuk masyarakat, eh main sembarangan dilepas begitu saja.
Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1993 pasal 77 ayat 1, dinyatakan bahwa sepatbor merupakan komponen wajib untuk setiap kendaraan bermotor. Jadi untuk kalian yang masih nekad untuk melepas sepatbor sepeda motor kalian supaya terkesan ‘sporty’, siap-siap aja buat ditilang.
Peraturan tersebut bukan peraturan yang mengada-ada. Akibat yang ditimbulkan dari melepas sepatbor belakang motor bisa sangat fatal. Pengendara sepeda motor yang berada di belakang pengendara yang melepas sepatbor belakangnya tidak saja terkena cipratan air jalanan saat hujan, tapi bisa mengalami kecelakaan lalu lintas akibat cipratan air yang ditimbulkan. Artinya, melepas bagian itu adalah tindakan zalim, bisa kena azab!
Tidak saja merugikan pengendara di belakang, melepas sepatbor belakang pun merugikan diri sendiri. Cobain aja. Pakaian yang kalian kenakan jadi ikut basah dan kotor akibat cipratan air jalanan saat hujan. Jangankan sepeda motor, sepeda aja sukses bikin baju saya basah dan kotor karena kena cipratan air hujan yang ditimbulkan ban belakang sepeda. Apalagi sepeda motor yang kecepatannya lebih tinggi dibandingkan dengan sepeda?
Saya masih memaklumi jika pengendara sepeda motor melepas sepatbor belakang jika sedang mengikuti acara resmi seperti balapan, pemotretan, maupun ajang adu modifikasi sepeda motor. Melepas sepatbor belakang sepeda motor tentu bisa membuat tampilan sepeda motor kalian lebih sporty dan gahar. Tapi, kalau di jalanan, untuk keperluan sehari-hari, buat apa sih?
Pemilik motor so-called sporty tersebut ungkin merasa keren dan gagah. Sama seperti mereka yang memasang knalpot racing yang berisiknya minta ampun. Alih-alih terkesan keren, sebenarnya malah kelihatan norak.
Saya lihat, mayoritas pengendara sepeda motor yang melepas sepatbor belakangnya cuma remaja dengan rentang usia SMP sampai awal jadi mahasiswa. Kebanyakan sih pengendara motor cross yang lagi hobi-hobinya main off road. Semakin kotor, semakin gagah. Makanya sepatbornya pada dilepas.
Ya kalau pas main offroad di gunung, saya masih bisa memaklumi, tapi kalau sudah sampai ke jalan raya tolong dipasang lagi sepatbornya. Lebih bagus lagi nggak usah dilepas sama sekali. Bukankah setelan awal saat beli sepeda motor dari dealer udah dipasangin sepatbor? Ngapain dilepas segala coba?
Saya juga pernah main off-road. Saya pernah kena cipratan lumpur saat lagi off-road di kawasan Lembang karena salah satu pengendara motor cross di depan saya nggak pakai sepatbor belakang. Rasanya perih dan nggak enak, seketika saya jatuh dari motor, padahal saya udah pakai helm, google, dan peralatan lainnya khusus off-road. Gimana rasanya pengendara sepeda motor yang kena cipratan air hujan di jalan raya coba?
Cobalah jadi pengendara sepeda motor yang bijak, supaya seluruh pengendara kendaraan bermotor bisa sama-sama menikmati perjalanannya masing-masing. Yang bayar pajak bukan cuma kalian aja kok. Kita semua sama-sama bayar pajak supaya bisa menikmati jalan raya untuk keperluannya masing-masing. Jadi, tolong banget nih, nggak usah banyak atraksi.
Saya pun berharap Kepolisian Republik Indonesia lewat satuan Korlantas supaya menindak tegas pengendara yang melepas sepatbor belakang. Dengan begitu, kecelakaan karena sebab konyol macam kecipratan air pengendara yang nggak tahu diri bisa berkurang.
Penulis: Raden Muhammad Wisnu
Editor: Rizky Prasetya