Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Mau Nongkrong Takut Kere, Tak Ikut Nongkrong Malah Dighibahin, Tuman!

Benediktus Nama Koro Kaha oleh Benediktus Nama Koro Kaha
2 Juli 2019
A A
nongkrong

nongkrong

Share on FacebookShare on Twitter

Biasanya di setiap sekolah ataupun kampus ada perkumpulan orang-orang dengan minat yang sama atau juga dinamakan geng. Setiap orang yang ingin masuk dalam geng tentunya harus mengikut persyaratan yang telah ditetapkan. Jika syaratnya tak terpenuhi otomatis kamu akan tereliminasi dan juga dijauhi.

Saat pertama kali mulai bekerja, perkumpulan-perkumpulan atau geng-geng seperti saat kuliah pun ternyata ada. Awalnya memang komunitas-komunitas ini tak ada, namun lama kelamaan mulai tercium adanya kelompok-kelompok tertentu yang mulai membangun komunitas sendiri berdasarkan kemampuan nongkrong menghabiskan uang pasca gajian.

Untungnya, saya adalah pria dan mereka yang membentuk geng tersebut adalah kaum wanita. Hampir setiap minggu atau bahkan setiap hari mereka menghabiskan waktu untuk berkumpul bersama seusai bekerja. Sekali dua kali saya pun ikut karena memang lagi lapar atau lebih tepatnnya bentuk pembuktian diri bahwa saya pun punya uang.

Lama kelamaan mulai terasa jika perkumpulan ini tak sehat. Sebagai anak rantau, tentunya saya bekerja mengumpulkan uang tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk keluarga yang hidup di kampung. Di kemudian hari saya mulai menolak ajakan nongkrong mereka karena dibujuk oleh si dompet yang memang lagi kosong. Setelah sekali dua kali menolak akhirnya tercetuslah sebagian judul tulisan artikel ini, ‘Tak Ikut Nongkrong Malah Digibahin’.

“Yuk ntar pulang kerja kita makan-makan, kamu ikut dong,” ujar si A mengajak si B.

“Aduh masih ada kerjaan nih (duit gue udah kelar),” jawab si B.

Percakapan singkat itu bukan berakhir melainkan akan bersambung tanpa peran serta si B. Sepertinya begitulah watak orang Indonesia pada umumnya. Kemauan mereka harus dituruti, jika tak dituruti otomatis kamu di-kick lalu digosipin pas nongkrong. Hal seperti ini sudah biasa terjadi, jangankan di kalangan kaum hawa, para pria-pria perkasa pun sering duduk dan bergosip ria tentang teman mereka baik itu cowok atau pun cewek.

Lantas, apakah kelompok yang menghabiskan uang pasca gajian ini harus kita jauhi? Tentu saja tidak, ingatlah bahwa fokus utama ketika melamar kerja adalah mencari uang dan tentu saja curi pengalaman. Jadi, tak perlu pikirkan soal geng-geng dalam komunitas kerja. Selama kamu menjalin hubungan baik dengan setiap orang dan bekerja dengan sesungguhnya, sudah pasti kamu akan diperhatikan oleh atasan. Atau, jika atasan kamu cuek, setidaknya Tuhan akan membalas semua jerih payahmu.

Baca Juga:

Lamongan, Kota yang Tak Pernah Lahir untuk Menjadi Rumah bagi Anak Mudanya

Nongkrong Masih Dianggap Tabu di Sragen, Nasib Kafe di Sana Kian Suram 

Pembahasan tentang kehidupan di kantor ini sangat menarik karena hampir sebagian besar orang yang bekerja di sana berasal dari berbagai kalangan dengan karakter yang berbeda-beda. Sudah pasti jika hidup dalam komunitas kantor ada tipe orang penguasa dan juga tipe bawahan. Biasanya, yang bawahan ini akan menjadi korban bully teman-teman lainnya.

Bullyan terjadi dengan berbagai alasan, misalnya makan gaji buta karena tak tahu apa yang harus dikerjakan tiap harinya atau alasan-alasan lainnya. Dilihat dari segi manapun saya selalu menolak yang dinamakan bullyan. Sekecil apapun bullyan itu, apabila orang yang dibully tak memberikan tanggapan sebaiknya dihentikan.

Menariknya berdasarkan pengalaman pribadi saya, mereka yang membully ini pun tak punya kerjaan. Demi menutupi ketimpangan tersebut, terciptalah pekerjaan baru yakni membully rekan kerja yang lemah. Sayangnya saya bukan tipe yang ikut campur urusan orang sehingga tak mungkin turun tangan mengatasi ‘mainan anak-anak’ tersebut.

Setelah tipe atasan dan bawahan, hal terakhir yang tak kalah menarik dari untuk dibahas dari kehidupan di kantor adalah cinlok alias cinta lokasi. Kadang pengin ngakak tapi takut jika misteri ‘cinlok’ ini justru terjadi pada saya. Karena punya pacar sekantor bahkan satu divisi, rekan-rekan jomblo lain pun harus gigit cari dan menyumpahi diri sendiri karena kalah cepat dalam merebut hati si wanita.

Yang lebih parah dan bikin iri para jomblo dari pasangan cinlok ini adalah saat jam makan siang atau sore hari sebelum pulang kerja. Sudah pasti pasangan ini akan makan bersama, minum segelas dan juga dijagain pas jam kerja berakhir. Kantor serasa milik berdua dan yang lainnya hanyalah bawahan belaka. Pasangan ini pun sudah pasti bisa menolak ajakan-ajakan geng-geng tertentu yang ingin habiskan uang pasca gajian..

Terakhir diperbarui pada 20 Januari 2022 oleh

Tags: anak mudakids zaman nownongkrongPergaulan
Benediktus Nama Koro Kaha

Benediktus Nama Koro Kaha

ArtikelTerkait

Masih Muda malah Pilih Jadi Pengemis

Masih Muda Malah Pilih Jadi Pengemis, Terlalu

11 Maret 2020
anak vespa

Belajar Arti Sebuah Cinta dan Kesetiaan Dari Anak Vespa

2 Juli 2019
Setelah Nikah, Alasan Balik Duluan dari Nongkrong Bukan Sekadar karena Dibatasi Pasangan! terminal mojok.co

Setelah Nikah, Alasan Balik Duluan dari Nongkrong Bukan Sekadar karena Dibatasi Pasangan!

5 April 2021
gue

Fenomena ‘Gue’ versi Medhok

22 Agustus 2019
generasi z

Generasi Z: Satu Cerita, Banyak Sedihnya

23 Mei 2019
berwajah boros

Kalian yang Berwajah Boros, Mohon Bersabar

24 Juli 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

28 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.