Seperti yang kita tahu, K-Pop sekarang lagi merajalela. Musik pop asal Korea Selatan jadi semacam candu bagi para penikmatnya yang juga kian hari kian banyak. Nggak sedikit pula K-Popers yang mulai menjajal hal baru di luar sekadar dengerin lagu idol Korea kesukaannya atau ketawa-ketiwi nonton acara reality show favoritnya.
Banyak K-Popers yang mendedikasikan bakatnya, kayak nyanyi, dance, atau rap untuk menunjukkan kecintaan dan dukungan buat idol Korea kesayangannya. Bagi K-Popers atau orang awam yang punya bakat yang “menjual” untuk bisa masuk ke industri hiburan Korea, menjadi seorang siswa pelatihan atau trainee bukan hal yang mustahil. Apalagi sekarang banyak agensi dari Korea Selatan yang menjadikan Indonesia sebagai destinasi audisi. Ada pula audisi online yang bisa dicoba.
Sistem training di Korea Selatan memang cukup unik. Para trainee yang kalau dalam bahasa Koreanya disebut sebagai “yeonseupsaeng” ini, sehebat apa pun bakatnya, tetap harus dilatih dulu. Ini karena latihannya nggak cuma latihan dance, rap, atau nyanyi saja. Berdasarkan kesaksian dan pengalaman dari para bias saya yang sudah melewati sadisnya masa pelatihan, saya telah merangkum apa saja yang bakal dilalui seorang trainee kalau pengin debut jadi idol.
#1 Evaluasi tiap bulan
Para trainee menjalani sesi latihan secara rutin. Tiap agensi biasanya punya tutor atau guru yang memang ahli di bidangnya untuk melatih mereka. Namanya kelas atau pelatihan pasti ada ujian untuk melihat seberapa paham dan mengukur kemajuan siswanya.
Para trainee ini harus hadir dan mengikuti evaluasi bulanan atau monthly evaluation. Evaluasi tiap agensi berbeda-beda bentuk dan kebijakannya. Ada yang trainee-nya diharuskan menampilkan sebuah lagu di atas panggung, ada juga yang sistem evaluasinya tertutup dan hanya dilihat oleh guru dan sesama trainee.
Kalau di Big Hit Entertainment, agensinya BTS, skor dan peringkat evaluasi ini bakal dipublikasikan. Jadi, nama-nama trainee bakal terpampang nyata di papan leaderboard. Kalau dapat peringkat 1 sih sudah pasti bangga dan ada secercah kepastian bakal debut. Tapi kalau ada di peringkat terbawah, pasti tertekan banget.
#2 Les bahasa asing
Ini nih yang saya bilang para trainee nggak cuma belajar soal performance. Mereka juga harus punya kemampuan berbahasa asing. Sekarang K-Pop nggak cuma dikenal secara regional di kawasan Korea Selatan atau Asia Timur saja. Pendengar musik K-Pop ada di seluruh dunia. Jadi, para calon idol wajib banget menguasai bahasa universal, bahasa Inggris, agar dapat berkomunikasi dengan penggemar dan media asing. Bahkan kadang nggak cuma bahasa Inggris yang mereka pelajari. Karena pasar K-Pop juga lumayan gede di Jepang, beberapa agensi memberikan kelas bahasa Jepang untuk para calon idol-nya.
Kalau kalian berniat jadi trainee, jelas dong kalian juga harus ikut kelas tambahan selain bahasa Jepang dan bahasa Inggris, yaitu kelas bahasa Korea. Kan aneh kalau jadi idol K-Pop tapi nggak bisa bahasa Korea, huhuhu.
#3 Diet ketat dan latihan fisik
Sebuah neraka yang harus dilalui oleh para trainee adalah diet super ketat. Industri hiburan Korea menuntut para idol cewek untuk punya badan yang langsing dan seksi, atau pothok untuk idol cowok. Kalau para trainee nggak bisa memenuhi ekspektasi pasar, sudah pasti nggak bakal laku. Jadi selain diet, para trainee juga harus rutin olahraga. Diet yang dilakukan oleh para trainee ini kabarnya kejam banget, Mylov. Jin BTS pernah bilang kalau selama diet dia cuma makan dada ayam rebus sampai jeleh. Sedih ya seandainya kita harus say goodbye ke dawet, boba, cappucino cincau, atau kolak.
#4 Belajar komunikasi
Kalau para trainee sudah ada kepastian bakal debut, sudah dikumpulkan ke dalam satu grup, dan sudah rekaman lagu, tahap selanjutnya adalah belajar dan latihan berkomunikasi. Mereka bakal diajarin gimana caranya memperkenalkan diri dan grup, menjelaskan konsep debut dan genre lagu, hingga kiat-kiat menarik perhatian calon fans. Biasanya pihak agensi sudah memberi template untuk mereka dan tinggal dihafalin. Tapi, wajar kalau grup rookie yang jam terbangnya masih sedikit ngerasa gugup sampai hafalannya hilang semua.
Para trainee juga diajari aturan-aturan dalam berkomunikasi berdasarkan ketentuan dari agensi. Mereka harus tahu aturan saat muncul di acara TV atau live untuk menyapa para fans. Idol Korea yang live, baik di YouTube atau Vlive, nggak boleh sekadar nyerocos ngomong tanpa rem. Bahkan, ada agensi yang membuat ketentuan sampai detail, seperti melarang idol-nya buat nyanyi atau ngebicarain idol dari agensi lain.
Bikin tweet dan unggah foto pun harus diperiksa dulu oleh staf guna menghindari kalau ada salah kata atau ada objek tertentu yang nggak sengaja masuk frame. Bakal jadi skandal nantinya kalau pacar si idol nggak sengaja kefoto. Eh. Kelihatannya berat banget ya jadi trainee? Iya dong, kalau ringan mah semua orang sudah jadi idol dari dulu. Nggak jarang juga lho mereka dilatih sampai lebih dari 5 tahun lamanya untuk mempersiapkan dan memantaskan diri sebelum tampil sebagai idola masyarakat.
Dari bacaan di atas, kalian kepikiran nggak buat ikut audisi? Barangkali kalian mau menjajal jadi trainee dan bisa tembus industri hiburan Korea Selatan. Keren kan jadi penerusnya Mbak Dita Secret Number~
BACA JUGA Skincare Lokal Terbukti Ampuh, kok Masih Melirik Produk Luar? dan tulisan Noor Annisa Falachul Firdausi lainnya.