Jika sebelumnya kita disuguhi sebuah bacaan yang menyayangkan karakter Sakura Haruno, saya malah berpikir sebaliknya. Jika saya sebagai Mashasi Kishimoto saya tidak akan mengubah jalan hidup ninja perempuan berambut merah muda yang cengeng itu.
Meskipun Sakura Haruno adalah perempuan, saya pikir dialah ninja yang paling kuat seangkatannya. Namun kenapa kekuatan yang Sakura miliki tidak dijadikan modal agar ia mampu menyaingi Naruto atau Sasuke? Sebenarnya jawabannya sangat mendasar, yaitu masalah panduan menentukan karakter.
Saya pikir Masashi Kishimoto sudah proporsional dalam menentukan kekuatan yang Sakura miliki, bahkan bisa dibilang berlebihan. Kenapa bisa dibilang seperti itu? Coba diingat lagi, Sakura adalah murid barunya Tsunade. Ketika ia sudah mampu menyamai kekuatan gurunya, saya pikir itu pencapaian yang luar biasa. Bahkan menurut gurunya, Sakura memiliki kemampuan mengolah cakra dengan baik, melebihi seorang ninja dengan mata Sharingan.
Coba bandingkan dengan Naruto dan Sasuke, keduanya memiliki keistimewaan lebih dari sekadar orang biasa, tidak seperti Sakura. Naruto memiliki cakra Kyubi yang bisa dibilang “bawaan dari lahir”, dan merupakan tokoh utama. Sementara Sasuke memiliki kekuatan yang turun-temurun secara genetik, yaitu mata Sharingan.
Sementara Sakura adalah manusia biasa yang tidak memiliki kekuatan dari bawaan lahir. Bahkan orang tua Sakura adalah penduduk Konoha biasa, bukan orang berpengaruh. Namun seperti yang kita tahu, ia merupakan ninja yang mampu mengimbangi dua ninja yang merupakan reinkarnasi keturunan Kaguya yaitu Indra dan Ashura.
Ternyata yang menjadi modal Sakura Haruno adalah kecerdasannya dalam mengatur cakra, sehingga cakra dalam tubuhnya bisa dilipatgandakan.
Bisa kebayang dong betapa hebatnya Sakura? Bahkan Kakshi saja tidak berkutik ketika mata Sharingan-nya dikembalikan ke pemiliknya, Obito. Namun saat itu, Sakura masih berjuang menngalirkan cakranya ke Obito untuk bisa menembus dimensi yang diciptakan oleh Kaguya.
Saya pikir itu bukti yang cukup kuat untuk menyatakan bahwa Sakura memang hebat. Naruto saja sampai mengurungkan diri untuk menggodanya, ketika mengetahui Sakura sudah menguasai jurus yang diajarkan oleh Tsunade. Kurang hebat apalagi, hati Sasuke saja bisa ditaklukkan olehnya? Haha
Sehingga ketika Sakura terkena verbal bullying oleh netijen, saya pikir bukan salahnya Masashi dalam menuliskan jalan hidupnya Sakura. Itu karena netijen saja yang tak ada akhlak. Dengan begitu, mereka bisa disebut tidak menghargai perjuangan, kan?
Begini loh, Dik, jangan menyalahkan keadaan. Bisa saja Masashi Kishimoto menuliskan kekuatan baru untuk Sakura, sangat bisa, namun apa serunya coba?
Dengan kemampuan yang Sakura Haruno miliki saat ini, menjadikan serial Naruto terkesan alami dan logis. Bahkan ketika Sakura terkena verbal bullying oleh netijen, sebagian orang akan membela Sakura. Karena bagaimana pun, di sekitar kehidupan kita ini ada orang-orang yang mirip dengan Sakura.
Ya memang sih bukan cakra yang menjadi kekuatan, namun di dunia nyata setidaknya ada kekuatan yang bisa dijadikan patokan kualitas hidup seseorang. Seperti uang, kecerdasan, kendaraan, rumah, keturunan dan banyak lagi.
Saya pikir, Masashi Kishimoto tidak hanya ingin menuliskan sebuah komik yang keren saja. Tapi lebih ke memberi pesan kepada generasi muda, agar tak lekas berputus asa meski kehidupan yang dimiliki saat ini biasa saja. Buktinya Sakura, yang memiliki modal kecil, tapi berkat tekat dan potensi yang dimilikinya bisa mengimbangi rekan satu timnya. Bahkan ia bisa menjadi pahlawan dunia shinobi yang tetap berdiri sampai akhir.
Dan seandainya pun ada sifat buruk yang melekat pada diri Sakura, itu pun sudah ditulis sealami mungkin oleh Masashi sensei, agar pembaca bisa mengambil pelajaran. Justru dengan adanya harapan-harapan pembaca ingin memperbaiki karakter Sakura, itu membuktikan keberhasilan Masashi.
Bagaimana tidak? Ia mampu menyeret pembacanya terlibat secara langsung. Bahasa ninjanya, genjutsu yang Masashi sebar ke pembaca berhasil memengaruhi pikiran dan indra pembaca secara manipulatif. Salut!
Dengan demikian saya sama sekali tidak ingin memohon jalan hidup Sakura diubah, biarkan seperti itu saja. Seandainya pun saya menguasai teknik Izanagi yang bisa mengubah takdir, saya masih menyukai Sakura seperti itu adanya.
Meski begitu, setiap pembaca bebas menentukan sikap untuk mengapresiasi karakter Sakura. Saya pun tidak mungkin memaksa pembaca untuk menerima begitu saja dengan keputusan Masashi. Kecuali saya menguasai teknik Izanami yang bisa mengubah pikiran orang lain.
Seperti yang kita tahu, setiap orang yang terkena teknik Izanami, tidak dapat melepaskan diri dari ingatan konflik yang terus berulang-ulang, kecuali ketika dia sudah bertaubat dan menerima takdir yang seharusnya.
Ngomong apa sih?
Meski terdengar konyol, teknik-teknik genjutsu yang ada di serial Naruto sebenarnya ada di dunia nyata. Seperti tentang bagaimana agama bisa membuat orang-orang menerima keputusan Tuhan, tentang bagaimana seorang ustaz bisa mengajarkan ikhlas dalam menjalani hidup, tentang bagaimana seorang motivator memberi wejangan kepada orang-orang agar bersikap legowo demi mendapatkan kebahagiaaan dan masih banyak lagi. Iya, kan?
Nah untuk saat ini, pembaca memang diberi kebebasan untuk menyikapi setiap karakter pada serial Naruto. Boleh saja ikhlas dengan keputusan Masashi, atau juga berharap berjalan sesuai keinginan kita. Atau bahkan mem-bully.
Hanya saja jangan sampai di dunia nyata kita memandang orang lain rendah dan tak berguna jika dibanding diri sendiri! Belajarlah dari tim 7! Mereka tetap bisa bekerja sama meski memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Mereka tidak pernah saling klaim dirinya lah yang paling baik. Justru dengan seperti itu, Kaguya dapat dikalahkan.
Kita juga perlu belajar dari Sakura Haruno. Jangan sampai di dunia nyata kita menyesali keputusan Tuhan selaku penulis takdir! Lihat Sakura! Ia tetap berusaha dengan segala kekurangannya sehingga ia bisa berkembang pesat dan mampu mengimbangi Naruto dan Sasuke.
Dan yang paling penting menyadari kekurangan diri, dengan begitu kita bisa berusaha lebih baik lagi. Sakura juga sadar kok kalau dirinya sering ditolongin dan cenderung menjadi beban rekan satu timnya. Jangan malah bersikap angkuh padahal sebenarnya rapuh!
Jadi siapa yang salah? Masashi Kishimoto dalam menuliskan takdir Sakura Haruno, atau netijen yang bisanya meremehkan perjuangan Sakura?
Pergi ke dasar laut saja kau, para pem-bully!
BACA JUGA Mengenang Kerja Keras Membangkitkan Kembali Grand Livina yang Mati karena Kebanjiran dan tulisan Erwin Setiawan lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.