Sebelum masuk ke pembahasan utama, akan saya jelaskan dulu asal muasal bagaimana tulisan ini tercipta. Bukannya apa-apa, saya hanya ingin memberi tahu bahwa tulisan ini tidak ujug-ujug ditulis. Tulisan ini juga punya muaranya. Begini, Kamis lalu, tepatnya tanggal 20 Juni 2019, saya datang ke kantor Mojok.co untuk melakukan tes tulis dan interview. Selesai dengan tes tulis, berlanjutlah ke tahap interview. Di tengah-tengah interview, salah seorang kru Mojok memberikan pertanyaan (dengan niat bercanda) yang tidak saya duga.
“Kamu suka Indomaret nggak?”
“Ya suka sih, Mas.”
“Lebih suka mana, Indomaret atau Alfamart?”
“Lebih suka Indomaret sih.”
“Kenapa?”
“Ya lebih tinggi aja langit-langitnya, jadi lebih luas. Kalau Alfamart sempit.”
“Lha itu, tulis aja.”
Nah, begitu kira-kira asal muasal tulisan ini tercipta. Saya sebelumnya juga tidak pernah terpikir untuk menulis tentang hal ini. Ditambah lagi, saya hanya menemukan dua Alfamart selama saya di Yogyakarta. Ini juga memicu saya untuk menulis topik ini.
Sebenarnya biasa saja dan tidak terlalu istimewa. Tapi apa sih di dunia ini yang istimewa? Bukannya semua itu biasa saja? Yang istimewa saja hanya beda sedikit dari yang biasa. Sudahlah, kita masuk ke pembahasannya saja.
Mungkin orang-orang mengenal Indomaret dan Alfamart selain sebagai alternatif tempat berbelanja adalah rivalitas yang terbangun di antara keduanya. Di mana ada Indomaret, pasti ada Alfamart tidak jauh dari situ. Jarak yang berdekatan dan jumlah yang banyak di tiap kota, bahkan tiap kecamatan, membuat dua minimarket ini menyamai rekor warung lalapan Cabang Purnama yang hampir ada tiap 500 meter.
Tapi yang banyak orang tidak tahu, adalah suasana, pelayanan dan fasilitas yang diberikan masing-masing tempat ini. Dari segi suasana, Indomaret tentu lebih unggul dari pada Alfamart. Hampir semua yang pernah saya datangi mempunyai tempat yang cukup luas. Ini membantu orang-orang seperti saya, yang mempunyai berat badan berlebih supaya leluasa untuk bergerak ke sana ke mari. Warna biru di Indomaret juga membuat suasana menjadi cerah, jika dibandingkan dengan suasana warna merah dari Alfamart.
Tempat luas dan langit-langit yang tinggi membuat orang akan nyaman berbelanja. Ditambah lagi penataan rak-rak belanja juga bisa dibilang lebih rapi daripada Alfamart. Entah mengapa, Alfamart yang pernah saya kunjungi kok selalu lebih sempit dari biasanya. Langit-langitnya juga rendah, menambah kesempitan.
Dari segi pelayanan, Indomaret bisa jadi saling beradu dan bergantian menjadi lebih baik dengan Alfamart. Meskipun di beberapa lokasi masih belum bisa top up ini dan itu, setidaknya semua pembayaran dan pembelian bisa kita lakukan di Indomaret. Bayar tiket kereta, bayar BPJS, bayar belanja online, beli pulsa, beli token listrik, bahkan bayar tiket konser bisa dilakukan di hampir seluruh Indomaret.
Indomaret juga sering memberikan promo, setidaknya itu yang terjadi di tempat saya. Terbukti dengan banyaknya ibu saya dan ibu-ibu tetangga saya yang sering membicarakan promo minyak goreng di Indomaret, yang berujung dengan menyuruh saya pergi membelikan minyak goreng. Lalu bagaimana dengan Alfamart? Ya mungkin ada promonya. Hanya saja tidak menarik dan tidak lebih murah saja mungkin.
Jika dilihat dari segi fasilitas, Indomaret jelas melesat jauh di atas Alfamart. Dari mana dulu ini? Toilet dulu lah. Toilet Indomaret bisa dibilang lebih baik dan lebih nyaman dibandingkan dengan toilet Alfamart. Selain lebih bersih, toilet Indomaret juga sedikit lebih luas. Begitu setidaknya pengalaman saya. Mungkin tidak semuanya seperti itu, tapi ini kan hanya sampel saja.
Indomaret biasanya juga berjualan kopi yang langsung seduh. Pasti pernah mencoba kan? Nah, itu juga yang jarang ditemui di Alfamart. Tak hanya kopi, Indomaret juga menyediakan mie instan cup, roti kukus yang masih hangat, dan beberapa makanan instan yang bisa langsung dimakan di tempat. Kalau di Alfamart? Setahu saya sih tidak ada seperti itu. Mungkin ada, tapi hanya sedikit yang menyediakan.
Hal terakhir yang paling penting adalah tempat nongkrong. Meja dan kursi yang disediakan di depan Indomaret itu sangat vital dan krusial. Ya masa sudah beli kopi seduh di dalam, terus ndak ada tempat nongkrongnya, kan aneh. Mengapa tempat nongkrong ini bisa sangat vital dan krusial? Bayangkan saja kita dalam perjalanan jauh, lalu mampir ke Indomaret untuk istirahat. Dengan adanya tempat nongkrong ini, istirahat kita akan lebih maksimal, ditambah kopi panas dan roti kukus hangat. Mantap dong!
Kalau di Alfamart ada tempat nongkrongnya? Sejauh saya tahu sih tidak ada. Paling ya kalau mau nongkrong, ya nongkrong di tangga samping pintu masuk. Ya sudah pasti nggak asik lah. Intinya, Alfamart tidak recommended untuk nongkrong. Meskipun dengan adanya tempat nongkrong ini membuat salah satu minimarket impor akhirnya tutup, tapi itu tidak berlaku bagi Indomaret. Belum ada kabar kalau ada Indomaret yang tutup karena rugi karena lebih banyak yang nongkrong dari pada yang beli.
Sebenarnya penilaian di atas adalah penilaian subjektif, berdasarkan pengalaman saya mengunjungi Indomaret dan Alfamart. Kalau ada yang tidak setuju ya monggo. Saya tidak memaksa untuk setuju. Meskipun saya yakin banyak yang setuju.