Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Culture Shock Mahasiswa Solo yang Merantau ke Jogja, Ternyata Biaya Hidup Lebih Mahal 

Kamsu Aji Wiguna oleh Kamsu Aji Wiguna
27 Oktober 2023
A A
Culture Shock Mahasiswa Solo yang Merantau ke Jogja, Ternyata Biaya Hidupnya Lebih Mahal  Mojok.co politik jogja

Culture Shock Mahasiswa Solo yang Merantau ke Jogja, Ternyata Biaya Hidupnya Lebih Mahal (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Pada 2018 saya merantau ke Solo untuk melanjutkan studi. Empat tahun menjadi mahasiswa Solo, akhirnya saya lulus. Saya kemudian melanjutkan studi di Jogja.

Di benak saya Jogja tidak akan jauh berbeda dengan Solo. Nyatanya saya perlu banyak melakukan adaptasi. Pengalaman ini tidak saya alami sendiri. Teman-teman saya yang dahulunya mahasiswa Solo juga sempat kaget ketika pertama kali merantau Jogja. 

Di bawah ini beberapa hal yang membuat mahasiswa Solo seperti saya perlu waktu untuk adaptasi di Jogja: 

Biaya hidup tidak semurah ketika jadi mahasiswa Solo

Biaya hidup di Jogja ternyata lebih mahal daripada Solo. Ini paling mengejutkan bagi saya. Gencarnya narasi Jogja memiliki UMR yang rendah membuat saya berpikir biaya hidupnya tidak akan mahal. Nyatanya tidak demikian. 

Sebenarnya selisih harga di Solo dan Jogja tidak berbeda jauh. Namun, sebagai mahasiswa Solo yang terbiasa dengan harga murah, biaya hidup di Jogja terasa lumayan memberatkan. Dilihat dari biaya sewa kamar kos misalnya, di Solo ada banyak pilihan kamar kos dengan fasilitas lengkap di bawah harga Rp500.000. Di Jogja tidak demikian. 

Contoh perbedaan lain yang sangat terasa adalah perihal makanan. Harga makanan di Solo sangatlah murah-meriah. Kita bisa dengan tenang membawa uang Rp5.000 untuk datang ke warung makan di Solo. Kalau di Jogja, bawa uang Rp10.000 saja masih was-was takut nggak cukup.

Hasil pengamatan saya selama merantau di Jogja, nasi-sayur-telur harganya Rp9.000-an. Selisih tiga ribu lebih mahal dibandingkan dengan harga makanan di Solo. Mungkin saya saja yang belum menemukan hidden gem rumah makan murah di Jogja ya. Semoga saya segera menemukannya. 

Orang Solo lebih ramah

Saya merasa orang Solo sangat ramah kepada siapa saja. Ketika berpapasan dengan orang asing di jalan, warga Solo akan menjawab dengan ramah disertai senyum lebar. Mereka terlihat nyaman saling bertegur sapa. 

Baca Juga:

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Kebiasaan itu harus saya sesuaikan ketika di Jogja. Ketika berpapasan dengan warga sekitar, mereka tidak mengharuskan kita untuk menyapa. Malah terkadang, mereka akan lanjut sibuk dengan berbagai kegiatan dan terlihat tidak berharap untuk disapa. 

Bukan perkara benar-salah atau baik-buruk. Saya hanya mengira orang Solo dan Jogja mirip tindak-tanduknya mengingat budayanya yang tidak begitu berbeda. Namun, ekspektasi saya ini ternyata keliru. 

Lubang masuk gorong-gorong di sepanjang jalan

Keberadaan penutup lubang gorong-gorong di tepi jalan adalah hal yang wajar di suatu kota. Namun, selama saya menjadi mahasiswa Solo, keberadaan penutup gorong-gorong tidak begitu mengganggu. Berbeda cerita ketika di Jogja. 

Selama di Jogja, saya mengamati ada berbagai jenis dan bentuk penutup lubang gorong-gorong. Letaknya tidak hanya di pinggir jalan, bisa di tengah-tengah jalan, di samping pagar rumah, trotoar, di mana-mana. Saya menyadari hal ini karena sering merasa nggronjal-nggronjol ketika berkendara. 

Keberadaan penutup gorong-gorong ini memang penting. Namun, jumlahnya yang banyak dan pemasangannya yang tidak sesuai cukup mengganggu perjalanan. Bahkan tidak mungkin menimbulkan bahaya. 

Membakar sampah tidak kenal waktu

Membakar sampah jelas bukan hanya kebiasaan orang Jogja. Di Solo juga ada kok orang yang suka bakar sampah. Perbedaannya, orang Jogja membakar sampah seperti tidak kenal waktu. Pagi, siang, sore, malam, selalu saja ada samar-samar bau bakaran sampah tercium. 

Bakar sampah yang saya maksud memang bukan dalam skala besar, hanya sampah-sampah rumah tangga.  Namun, aktivitas itu tetap menimbulkan asap yang mengganggu. Walau tidak semua teman saya mengalami hal ini, sejauh pengalaman saya kebiasaan membakar sampah di Solo tidak sesering di Jogja.

Di atas beberapa pengalaman yang membuat saya kaget sebagai mahasiswa Solo yang kini merantau ke Jogja. Mahasiswa Solo lain yang kini tinggal di Jogja, apakah merasakan culture shock yang sama? 

Penulis: Kamsu Aji Wiguna
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Culture Shock Orang Jogja Saat Merantau ke Surabaya: Salah Saya Apa kok Dipisuhi Cak Cuk Terus?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 27 Oktober 2023 oleh

Tags: biaya hidupculture shockJogjakulilahMahasiswamahasiswa solomerantauperantauperantau jogjasolo
Kamsu Aji Wiguna

Kamsu Aji Wiguna

Belajar jadi guru.

ArtikelTerkait

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025
Pekalongan Diciptakan Tuhan untuk kamu yang Suka Tersenyum (Pexels)

Tuhan Menciptakan Pekalongan untuk Kamu yang Lebih Suka Tersenyum ketimbang Membenci

21 Januari 2025
Kemeja Flanel, Pemegang Takhta Tertinggi dalam Dunia Fesyen Mahasiswa

Kemeja Flanel, Pemegang Takhta Tertinggi dalam Dunia Fesyen Mahasiswa

30 Maret 2023
Permasalahan Daging Anjing yang Benar-benar Kompleks: Sulitnya Memutus Rantai Konsumsi yang Kelewat Rumit

Permasalahan Daging Anjing yang Benar-benar Kompleks: Sulitnya Memutus Rantai Konsumsi yang Kelewat Rumit

12 Januari 2024
Kulineran di Sekitar Stadion Mandala Krida Jogja Harus Tahan Napas karena Bau Sampah Mojok.co

Kulineran di Sekitar Stadion Mandala Krida Jogja Harus Tahan Napas karena Bau Sampah

9 Juli 2024
laptop hilang

Kenapa Sih Laptop Hilang Sering Dialami Mahasiswa yang Lagi Skripsi?

28 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.