Magang di Sekretariat DPRD Nggak Keren Sama Sekali, Saya Malah Malu karena Banyak Nganggurnya daripada Kerjanya

Magang di Sekretariat DPRD Nggak Keren Sama Sekali, Saya Malah Malu karena Banyak Nganggurnya daripada Kerjanya

Magang di Sekretariat DPRD Nggak Keren Sama Sekali, Saya Malah Malu karena Banyak Nganggurnya daripada Kerjanya (Unsplash.com)

Beberapa waktu lalu saya menjalani tugas praktik kerja mahasiswa sebagai syarat skripsian. Dalam proses penempatan magang ini pihak kampus menyodorkan beberapa pilihan tempat magang yang bisa dipilih mahasiswa secara mandiri. Awalnya saya dan teman-teman anggota kelompok magang kebingungan mau magang di mana. Tapi setelah melewati serangkaian diskusi kecil, akhirnya kami memutuskan untuk magang di sekretariat DPRD kabupaten tempat saya kuliah.

Saat itu, ekspektasi yang kami bawa untuk magang di situ adalah agar bisa mengambil bagian humasnya sebagaimana jurusan kami, Ilmu Komunikasi. Ekspektasi itu saya kira juga nggak ndakik-ndakik amat mengingat mata kuliah Public Relations juga sudah kami dapat sebelumnya. Tapi lagi-lagi kehidupan memang nggak seindah yang dibayangkan. Setelah menjalani magang selama 1 bulan, ekspektasi itu sama sekali nggak terjadi, bahkan bertolak belakang dengan realitasnya.

Apesnya lagi, teman-teman yang magang di tempat lain sempat iri dan menyanjung kami bahwa magang di sekretariat DPRD itu keren dan pasti mendapatkan banyak ilmu. Sungguh saya pengin misuh saja sebenarnya ketika disanjung begitu. Ya gimana, dikira kalau ada nama DPRD, yang secara umum dikenal sebagai instansi besar (yang katanya) karena representasi dari rakyat, lantas anak magangnya juga ikutan keren, dapat banyak ilmu, dan mewakili rakyat gitu? Sama sekali nggak gitu, Bos.

Kalau kalian juga sempat menganggap begitu, atau bagi yang semester depan mau magang dan punya keinginan untuk magang di sekretariat DPRD, baiknya pendam sedalam-dalamnya keinginan itu. Sini saya kasih tahu alasan-alasannya.

Sekretariat DPRD beda dengan anggota DPRD

Sebelum lanjut, saya perlu menjelaskan sedikit bedanya sekretariat DPRD dan anggota DPRD dulu. Sekretariat DPRD itu ringkasnya adalah pembantunya anggota DPRD. Jika anggota DPRD mau kunjungan luar kota atau provinsi, segala hal administrasi mulai dari keuangan, fasilitas, pelaporan kegiatan, dll., itu yang bertanggung jawab adalah setwan. Intinya, sekretaris anggota DPRD adalah pihak yang membantu pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD secara administratif.

Dengan begitu, ketika saya magang di sekretariat DPRD, bukan berarti saya paham soal bagaimana menangani permasalahan ekonomi atau industri dari rakyat layaknya tugas dari Komisi II DPR RI. Sebabnya itu tadi, sekretaris DPRD bergerak di bidang administratif, sementara anggota DPRD di bidang kebijakan politik. Sudah jelas, ya? Lanjut.

Baca halaman selanjutnya: Dapat ilmu mengoperasikan mesin fotokopi dan memanipulasi laporan kegiatan…

Nggak dapat ilmu selain fotokopi dan memanipulasi laporan kegiatan

Meski magang di sekretariat DPRD, jangan harap bisa mendapat transferan ilmu administrasi atau kehumasan. Bahkan sekadar diajari bagaimana menulis surat ala sekretaris DPRD pun sama sekali nggak pernah. Selama saya magang di sana, hanya 2 hal yang saya dapatkan. Pertama, cara mengoperasikan mesin fotokopi. Kedua, bagaimana menyusun laporan kegiatan anggota DPRD dengan cara “memanipulasinya”.

Memanipulasi laporan itu maksudnya begini. Dalam penyusunan laporan kegiatan anggota DPRD, menyusunnya itu dengan cara copy paste dari Google. Pokoknya apa saja yang dihasilkan mesin pencarian Google dan di situ ada nama DPRD, entah itu berita, jurnal, atau artikel, maka semua isinya akan di-copy paste untuk mengisi laporan kegiatan DPRD. Iya, tanpa peduli relevan apa nggak antara isi laporan dengan fakta kegiatan anggota DPRD. Jan ngawur lah pokoke.

Jangan tanya apakah saya sebelumnya sudah tanya atau berinisiatif untuk membantu. Segala cara sudah saya lakukan supaya nggak cuma disuruh fotokopi dan manipulasi laporan, tapi hasilnya nihil. Mereka betul-betul nggak mau memberikan pekerjaan lain pada mahasiswa magang. Mereka selalu bilang kalau mahasiswa magang nggak perlu ngoyo, cukup mengerjakan yang enteng saja. Menjengkelakan, bukan?

Magang di sekretariat DPRD banyak nganggurnya daripada kerjanya

Sekalipun cuma fotokopi dan manipulasi laporan, kedua pekerjaan tersebut nggak setiap hari saya lakukan. Ya gimana, ha wong pegawainya sendiri juga kadang nggak ngapa-ngapain seharian, kok. Apalagi saya sebagai anak magang yang kerjanya cuma fotokopi dan copy paste berita atau jurnal.

Ketika pegawai sekretariat DPRD ini nggak ngapa-ngapain bukan berarti karena mereka malas atau apa ya, nyatanya mereka memang mengikuti pekerjaan DPRD. Kalau DPRD sedang nggak ada kegiatan apa-apa, otomatis sekretariat nggak ngapa-ngapain.

Dalam keadan nganggur begitu, yang mereka lakukan biasanya kalau nggak gibah, TikTok-an, setel musik, ya tidur. Saya pribadi kadang saking nganggurnya, sampai bingung mau ngapain lagi setelah bosan buka HP berjam-jam. Mau nulis artikel atau baca buku itu ya jelas kurang fokus karena suasananya ramai. Mau keluar buat ngopi juga nggak enak karena belum waktunya istirahat.

Nggak dapat bayaran ataupun uang saku

Kalau kalian kebetulan ingin magang di sekretariat DPRD kayak saya, jangan harap mendapat bayaran. Bahkan sekadar dapat uang saku untuk bensin nggak ada. Dosen pembimbing lapangan saya sempat bertanya ke pihak sekretariat terkait ini. Alasannya sih mereka nggak mendapat anggaran untuk memberikan upah atau uang saku bagi mahasiswa magang.

Kalau dibilang menyesal, jelas saya menyesal. Tapi mau gimana lagi, magangnya sudah selesai dan itu cuma jadi masa lalu. Dan ini bisa dijadikan pelajaran buat kalian yang akan melakukan magang di semester selanjutnya. Pokoknya jangan tergiur dengan nama besar instansi tempat magang, deh.

Penulis: Achmad Fauzan Syaikhoni
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Tujuan Magang Buat Transfer Ilmu, Bukan Bikinin Kopi, doang.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version