Penggusuran rumah dan lahan
Di sisi lain, saya juga khawatir hadirnya pembangunan jalan tol di Madura akan menyebabkan tumpahnya air mata. Sebab, bukan tidak mungkin pembangunan jalan tol di Madura akan menggusur rumah-rumah dan lahan warga untuk menghasilkan ruas jalan tol yang sesuai standar.
Dengan adanya penggusuran rumah-rumah warga, berarti akan memberi peluang timbulnya konflik di tengah masyarakat. Sebagaimana peristiwa berdarah pembangunan Waduk Nipah di Sampang. Jika konflik berdarah sudah pecah, air mata tangisan warga akan ikut pecah menangisi nyawa-nyawa yang hilang.
Pada dasarnya, pembangunan jalan tol di Madura tidak terlalu penting. Sebab, pemerintah bisa menggunakan cara alternatif lain untuk mengurai kemacetan dan kepadatan kendaraan.
Bagi saya alangkah lebih baiknya pemerintah lebih menggunakan pemanfaatan uang untuk memperlebar jalan provinsi di Madura. Saya melihat bahwa sebenarnya jalan provinsi masih ada ruang untuk diperlebar satu atau dua meter. Melalui adanya pelebaran jalan, akan membuat kendaraan lebih mudah untuk menyalip.
Selain memanfaatkan uang untuk pelebaran jalan provinsi, juga bisa dialokasikan untuk membangun pasar-pasar yang ada di sepanjang jalan provinsi. Mengingat, para pedagang selalu tumpah ke area jalan raya, sehingga menyebabkan kemacetan. Jadi pemerintah lebih baik merencanakan pembangunan pasar yang lebih luas, lebar, dan nyaman, agar pedagang tidak tumpah hingga ke area jalan raya.
Sudah coba meningkatkan fasilitas kendaraan umum?
Terakhir, pemerintah juga bisa mengembangkan kendaraan umum dengan fasilitas yang nyaman. Selama ini, kendaraan umum andalan masyarakat Madura hanya berporos pada bus dan travel. Sayangnya, selama saya menaiki bus dan travel, kurang merasa nyaman dengan fasilitasnya yang kurang baik.
Melalui pengembangan kendaraan umum dengan fasilitas yang baik, bukan tidak mungkin masyarakat lebih memilih untuk meninggalkan pemakaian kendaraan pribadi. Soalnya secara ekonomi, menggunakan kendaraan pribadi lebih banyak pengeluaran. Belum lagi harus mengeluarkan tenaga ekstra, sedangkan kalau naik kendaraan umum hanya tinggal duduk saja.
Dan semua cara alternatif mulai dari pelebaran jalan, pembangunan pasar, serta pengembangan transportasi umum akan bisa terealisasikan dengan baik, selama pemerintah tidak melakukan korupsi. Bukannya mau berpikiran negatif, hanya saja fakta menunjukkan adanya banyak kasus korupsi yang terjadi di lingkup pemerintahan.
Hanya saja saya mau berpikiran positif. Semoga segala persoalan rumitnya jalan provinsi di Madura segera teratasi, tanpa harus membangun jalan tol. Percayalah bahwa pembangunan jalan tol lebih banyak dampak negatifnya. Bukankah lebih baik membuat kebijakan yang pro rakyat dan lingkungan?
Penulis: Akbar Mawlana
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Suka Duka Tinggal di Pelosok Kabupaten Bangkalan Madura