Saat ini, banyak masyarakat Indonesia yang masih menggunakan aplikasi dompet digital. Salah satunya, dan membuat saya resah, adalah LinkAja.
Pasalnya, LinkAja bertanggung jawab atas hilangnya uang saya. Padahal, saya akan menggunakan uang tersebut untuk membayar biaya pendaftaran kuliah. Kisahnya akan saya share di sini.
Daftar Isi
Status pembayaran pending
Saya adalah pedagang kecil-kecilan yang belum lama menetap di Jogja. Usaha tersebut menjadi salah satu cara saya menabung demi membiayai biaya studi S2. Setelah uang terkumpul, saya hendak mendaftar di salah satu kampus di Jogja.
Lantaran sangat sibuk jualan, saya jadi tidak punya waktu untuk pergi ke bank guna membayar biaya pendaftaran. Melihat pihak kampus mencantumkan aplikasi LinkAja sebagai salah satu cara pembayaran, alhasil saya memutuskan untuk menggunakan aplikasi tersebut.
Setelah mengisi saldo sebesar Rp500 ribu, saya membayar ke nomor rekening kampus. Namun, usaha saya selalu gagal. Setelah cukup banyak mencoba, akhirnya transaksi berhasil. Namun, transaksi tersebut berstatus pending, alias belum berhasil, dan nahasnya, saldo saya sudah lenyap.
Janji refund yang palsu dari “robot” LinkAja
Pada titik ini, saya masih berpikir positif. Mungkin karena banyak orang membayar dalam waktu bersamaan membuat sistem aplikasi LinkAja eror. Namun, setelah 2 hari menunggu, statusnya masih tetap pending.
Akhirnya, saya memutuskan untuk menghubungi customer service. Anehnya, tidak ada nomor yang bisa dihubungi dan digantikan oleh jawaban dari sistem, alias robot. Robot pada aplikasi itu mengatakan bahwa jika transaksi berstatus pending lebih dari 3×24 jam, maka akan dilakukan pengembalian alias refund.
Saya tunggu hingga hari berikutnya, status transaksi masih saja pending, dan saldo belum kembali. Pada titik inilah jantung saya terasa mau copot. Mungkin itu bukan uang besar. Namun, buat pengusana kecil-kecilan seperti saya, nominal tersebut cukup lumayan. Apalagi itu uang hasil menabung demi kuliah S2. Saya jadi terbayang susahnya mengumpulkan uang seribu demi seribu. Begitulah suara hati saya yang mengiringi jatuhnya air mata di pipi.
Banyak menelan korban
Ternyata, ketika saya menelusuri akun Instagram LinkAja, banyak sekali orang-orang yang bernasib sama seperti saya. Banyak dari mereka menuntut pengembalian uang melalui kolom komentar.
Dan busuknya, LinkAja menutup kolom komentarnya. Ini bukan gesture yang baik. Seakan-akan mereka tidak mau tanggung jawab atas penderitaan users. Iya, banyak yang menderita karena kehilangan uang sampai jutaan rupiah.
Melihat itu, lambat laun saya berusaha untuk mengikhlaskannya. Biarlah LinkAja menanggung dosa jariyah. Setelah mengikhlaskan, saya berupaya untuk menceritakan pengalaman pahit saya ini ke berbagai orang dalam rangka melakukan pencegahan.
Saya menghubungi pihak kampus untuk menginformasikan di akun resminya agar tidak melakukan pembayaran lewat aplikasi ini. Selain itu, saya juga bercerita ke teman-teman yang kiranya masih menggunakan dompet digital LinkAja.
Termasuk, saya menulis di Terminal Mojok, dengan harapan tidak ada lagi korban kehilangan uang. Bagi Anda yang mengalami nasib seperti saya, sudahlah, ikhlaskan saja. “Sesuatu yang hilang dari kita akan berganti dalam wujud yang lain,” begitu kata Jalaluddin Rumi.
Penulis: Adhimas Alifian Yuwono
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Bank Jago: Bank Digital Terbaik dengan 3 Kekurangan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.