Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Lagu Hindia Ternyata Nggak Related Blas dengan Kehidupan Saya

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
8 Desember 2020
A A
Lagu Hindia Ternyata Nggak Related Blas dengan Kehidupan Saya terminal mojok.co

Lagu Hindia Ternyata Nggak Related Blas dengan Kehidupan Saya terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sejak mengenal beberapa kawan Terminal dari Jogja, saya jadi sering mengunjungi kafe. Walau intensitas pertemuan kami lebih sering terjadi di angkringan, sih. Di kafe, saya sering mendapatkan referensi lagu-lagu bagus dan nyaman di telinga saya. Salah satunya adalah Mas Hindia yang merupakan vokalis band .Feast.

Rumah ke Rumah—yang beberapa kali saya sebutkan dalam tulisan saya, Evaluasi, hingga Evakuasi pun saya suka. Curiganya, jika Mas Hindia bikin lagu judulnya Evaporasi hingga Ejakulasi pun sepertinya saya bakalan suka. Bukan lelah sama lagu-lagu mbengok-mbengok, lagu-lagu Mas Hindia hadir seperti pengantar tidur atau sekadar istirahat di kasur.

Apalagi suara Mas Hindia seperti ubin masjid yang terbuat dari marmer, adem, dan syahdu sekali. Makin lama saya dengar, rasanya ingin ngulik lirik-liriknya. Sudah banyak memang, tersebar di seluruh mesin pencarian di internet. Pun lagu ini personal suasana hati Mas Hindia. Namun, kurang menyenangkan jika sebuah lagu nggak saya tafsirkan secara pribadi.

Jebulnya, ndilalahnya, dan tiba-tibanya, semua lagu Mas Hindia ini blas nggak mashoook di kehidupan saya yang super menegangkan seperti malam pertama. Mulai dari track nomor satu sampai terakhir—jika kita abaikan voice-note yang menurut Mas Hindia penting, tapi menurut saya blas nggak penting—nggak ada yang related dengan kondisi hati saya.

Padahal, Hindia mania—maaf saya nggak tahu nama fans fanatik Hindia—di luar sana, ketika Hindia bernyanyi, kebanyakan bakalan menangis. Artinya, lagu ini bukan personal lagi, melainkan konsumsi publik. Saya ambil beberapa lagu saja, yang pertama, yakni Evakuasi tentunya. Wajib masuk daftar.

Dari bait pertama saja, “Aku hanya ingin ketenangan. Bukan rumah, uang, atau ketenaran.” Sudah banyak kontradiktif personal. Yo edan, Lur, kalau saya nggak butuh rumah atau uang. Walaupun warga Jogja seperti saya, bikin rumah ya kalau nggak kerja super wangun, warisan, ya tentu saja dari undian Mirota.

Kemudian, “Aku hanya ingin ketenangan. Tanpa kabar, panggilan, dan pertemuan.” Mas Hindia sudah cosplay swakarantina sebelum pandemi tiba. Awalnya, saya juga merasakan hal yang sama. Males banget bertemu orang-orang. Tapi sekarang, jika nggak ketemu orang, ya nggak bisa makan.

Di rumah, rebahan, tiduran, garuk-garuk udel. Lantas bangun-bangun ibu saya bakal nembung, “REBAHAN TEROOOSSS!” Terus saya harus jawab apa? “Aku hanya ingin ketenangan. Tanpa kabar, panggilan, dan pertemuan” gitu? Yo pastinya dikemplang dengan telak.

Baca Juga:

Aksi Liar Sok Rock n Roll dan Destruktif di Panggung Musik yang Kerap Merugikan Tidak Bisa Dibenarkan!

5 Starter Pack Remaja Jompo Saat Nonton Festival Musik

Kedua, Untuk Apa / Untuk Apa? Untuk poin kedua, mungkin masalahnya adalah perbedaan latar belakang. Saya belum merasakan apa yang dirasakan oleh Mas Hindia. Walau amat enak didengarkan, tetap saja setiap nyanyi lagu ini saya jadi pekewuh. Lha ya jelas, wong saya belum sekaya Mas Hindia.

Mas Hindia bisa enak nyanyi, “Padahal katanya uang takkan ke mana [….] Diprosesnya melintah lupa jadi manusia.” Mas Hindia rebahan saja sudah dapat pundi-pundi rupiah. Entah—jika boleh sok tahu sedikit—dari label, bisnis, hingga undangan nge-podcast. Kalau saya jelas beda, uang takkan ke mana, tapi rasa lapar saya yang bermuara kepada emosi dan misuh-misuh bakalan ke mana-mana.

Kalau diprosesnya melimpah lupa jadi manusia, pun sama, masih nggak related. Terhitung pada 5 Desember ketika saya mengetik ini, saya belum punya rekening. Jadi seluruh pundi-pundi rupiah yang saya dapat, itu larinya ke rekening ibu saya. Bukan lupa jadi manusia, tetapi lupa ambil transferan sih iya.

Lalu ada lagi, “Banyak sepatu minim privasi susah pergi. PS-4, nintendo switch tanpa player dua.” Jelas, Hindia di 2019 hingga 2020 itu sedang ngawu-awu sekali. Bicara begitu amat pantas. Kalau saya ya wagu. Sepatu banyak, beli di Jalan Mataram. Boro-boro PS-4 dan nintendo switch, PS-2 saja masih ngerental.

Ketiga, Rumah ke Rumah. Tentu saja ini bukan perihal cemburu dengan keberanian Hindia menyebut perempuan-perempuan penting dalam hidupnya. Mantan-mantannya, sahabat-sahabatnya, bundanya, sesentimentil cinta monyetnya, hingga pacar-pacarnya. Bukan juga perihal jumlah, kualitas, sampai kuantitas. Menurut saya, wajar punya beberapa sosok perempuan penting dalam kehidupan Hindia. Saya pun juga.

Permasalahan adalah nama-nama perempuan yang Hindia sebutkan, kok, ya, bisa berima semua. Kalau nama-nama perempuan penting dalam kehidupan saya dibuat sebuah lagu, ya hasilnya nggak mutu. Misal Sutiah, bude saya. Atau ya Rukhmaenah, nenek saya.

Orang-orang mengubah nama-nama sesuai dengan urusan hidupnya. Nggak lucu kan semisal saya ikut-ikutan, ganti lirik lagu ini jadi begini, “Menyesal, tak kusampaikan, cinta monyetku ke Fatimah dan Fatonah.”

BACA JUGA Baskara ‘Hindia’ Putra dan Lagu-lagunya yang Diklaim Menyembuhkan Depresi atau tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 Desember 2020 oleh

Tags: .feastHindiaMusik
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

5 Lagu Sunda yang Maknanya Nggak Kalah sama 'Cidro' dan 'Sewu Kutho' terminal mojok.co didi kempot campursari sunda keroncong sunda

5 Lagu Sunda yang Maknanya Nggak Kalah sama ‘Cidro’ dan ‘Sewu Kutho’

26 November 2020
Feast

Emang Kenapa Kalau Saya Tidak Suka Feast? Selera Saya Rendahan Gitu?

4 April 2020
Uki eks Noah Terganggu dengan Musik dan Cara Mengatasinya terminal mojok

Uki eks Noah Terganggu dengan Musik dan Solusi Mengatasinya

30 Agustus 2021
4 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Berteman dengan Fans JKT48 terminal mojok.co

4 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Berteman dengan Fans JKT48

15 Desember 2020
menebak kepribadian musisi dari apa yang ia tuliskan di kolom thanks to kaset pita mojok.co

4 Jenis Pihak yang Sering Dicantumkan Musisi dalam Kolom Thanks to di Sampul Kaset Pita

27 Agustus 2020
Di YouTube, Saya Lebih Suka Suara Musisi Versi Konser daripada Rekaman Studio terminal mojok.co

Di YouTube, Saya Lebih Suka Suara Musisi Versi Konser daripada Rekaman Studio

23 Desember 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.