Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Tempat Les Kumon Memang Berkualitas, tapi Nggak Semua Anak Cocok

Nurul Fauziah oleh Nurul Fauziah
1 Agustus 2024
A A
Tempat Les Kumon Memang Berkualitas, tapi Nggak Semua Anak Cocok Mojok.co

Tempat Les Kumon Memang Berkualitas, tapi Nggak Semua Anak Cocok (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Persaingan dunia pendidikan yang begitu ketat mendorong orang tua memberikan fasilitas yang terbaik untuk buah hati. Mendaftarkan mereka ke tempat les Kumon adalah salah satunya. Tempat les yang berasal dari Jepang itu memang begitu terkenal di Indonesia. Selain kurikulumnya yang unik dan teruji, jenama ini begitu melekat karena sudah hadir sejak tahun 90-an. 

Selama puluhan tahun nama Kumon memang cukup harum di kalangan para orang tua. Namun, tempat les ini justru jadi momok bagi beberapa muridnya. Bukan karena fasilitas dan kualitas pengajaran yang ditawarkan ya. Selidik punya selidik, beberapa murid yang merasa Kumon menyeramkan karena terpaksa ikut. Iya, tidak sedikit murid yang  ikut les karena orang tuanya yang terlalu semangat mendaftarkan. 

Tempat les yang menjelma menjadi momok bagi banyak orang

Sudah terlalu sering saya temui orang-orang yang mengaku trauma ikut les Kumon. Bahkan, saking sudah jadi momok bagi sebagian orang, ada meme menggelitik soal logo Kumon. Bagi yang belum tahu, logo tempat les ini adalah tulisan Kumon dengan lambang wajah yang terkesan flat di huruf “O” itu. Di mata netizen, wajah flat itu adalah gambaran murid yang tertekan karena banyak PR. 

Selidik punya selidik, akar trauma ikut Kumon bukan karena PR-nya yang terkenal banyak atau faktor belajar mengajar lain. Kebanyakan menganggap Kumon sebagai momok karena dipaksa orang tuanya ikut.

Batin saya, pantas saja mereka begitu kesal dengan Kumon. Sejak mendaftar ternyata sudah terpaksa. Percayalah, apa saja yang dimulai dengan keterpaksaan hanya menghasilkan hal negatif, apalagi ketika masih anak-anak. Ujung-ujungnya kemampuan belajar anak nggak akan berkembang signifikan karena nggak menikmati prosesnya.

Jadi mau sebaik apapun kurikulum, pengajar, fasilitas yang diberikan Kumon. Selama murid yang mendaftar terpaksa dan nggak happy. Hasilnya nggak akan maksimal. Bahkan, bukan tidak mungkin malah melorot. 

Tiap anak unik dan nggak semua anak cocok dengan gaya belajar Kumon

Saya percaya setiap anak memiliki gaya belajar dan daya tangkap yang berbeda-beda. Kumon yang mengedepankan belajar dengan pendekatan terstruktur dan berkelanjutan mungkin cocok untuk beberapa anak. Namun, nggak sedikit yang memerlukan cara belajar yang lebih fleksibel atau perlu bimbingan lebih intensif. Sekali lagi, setiap anak itu berbeda dan punya belajar yang unik pula, sulit untuk dipukul rata. 

Itu baru dilihat dari cara belajar ya, belum minat dan bakat. Bisa jadi seorang anak memang tidak unggul secara akademis, tapi unggul di bidang lain. Hal inilah yang seharusnya lebih dipahami oleh para orang tua. Jangan memaksakan anak unggul pada hal-hal yang bukan minat dan bakatnya. Si anak malah bisa frustasi. 

Baca Juga:

Menghindari Matematika, Alasan Terkonyol yang Pernah Aku Ucapkan Saat Memilih Jurusan KPI

Demi Pacar, Saya Rela Menyukai Minuman Matcha yang Selama Ini Dibenci karena Rasanya Mirip Rumput

Orang tua perlu menjajal program trial

Saya memahami, orang tua ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Mendaftarkan anak ke tempat les Kumon adalah salah satunya. Mungkin keinginan itu tidak terbendung karena peer pressure alias orang tua lain juga mendaftarkan anaknya ke sana. Kalau sudah menyangkut kondisi sosial ini, memang sulit untuk mengatasinya. Sekalipun orang tua  tahu kalau anaknya nggak berbakat di bidang akademis, mereka tetap akan mendaftarkannya. 

Itu mengapa, saya sarankan orang tua sejenis ini untuk menjajal program trial class dari Kumon. Sayangnya banyak orang tua yang kurang mengetahui program ini. Kumon, menyediakan trial class yang dapat diikuti semua anak dan gratis. Trial class ini bertujuan agar anak dan orang tua tahu bakat dan metode anak. Nah, setelah ikut kelas ini baru putuskan lanjut mendaftar di Kumon atau tidak. 

Kelas uji coba ini memang terbuka secara umum dan tidak dituntut untuk harus mendaftar. Trial class ini dilakukan 2 kali selama seminggu. Dengan trial class anak sebagai subjek yang akan melakukan pembelajaran bisa dimintai pendapat apakah nyaman belajar di kumon atau tidak.

Kumon memang berkualitas. Metode belajarnya teruji sekaligus bisa melatih kedisiplinan Namun, nyatanya, tidak semua anak cocok dengan metode tersebut. Di sini orang tua mengambil peran penting dengan lebih mengenali minat dan bakat anak. Setelahnya mengambil keputusan yang tepat untuk anak, bukan berdasar gengsi, tapi berdasar kebutuhan buah hati. 

Penulis: Nurul Fauziah
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA 3 Kesalahpahaman tentang Kumon yang Harus Diluruskan. Les di Kumon Itu Nggak Menyeramkan, apalagi Traumatis

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 1 Agustus 2024 oleh

Tags: jepangkumonles matematikaMatematikatempat les
Nurul Fauziah

Nurul Fauziah

Anak rumahan yang suka dengan isu sosial.

ArtikelTerkait

Kamera Ponsel Jepang Wajib Ada Bunyi Cekrek-nya dan Ini Alasannya terminal mojok.co

Kamera Ponsel Jepang Wajib Ada Bunyi Cekrek-nya dan Ini Alasannya

2 Oktober 2021
Membandingkan Kebiasaan Nongkrong Mahasiswa Indonesia dan Mahasiswa Jepang Terminal Mojok

Membandingkan Kebiasaan Nongkrong Mahasiswa Indonesia dan Jepang

11 November 2022
Suzuki Avenis 125 Nggak Belajar dari Pengalaman. Apakah Suzuki Sengaja Memproduksi Sepeda Motor yang Nyeleneh biar Dibilang Rare di Masa Depan?

Suzuki Avenis 125 1999, “Nenek Moyang” Yamaha NMAX, Bukti bahwa Suzuki Sebenarnya Peramal Ulung!

17 Juli 2024
Sisi Gelap Dunia Kerja Jepang Memahami Karoushi dan Burakku Kigyou Terminal Mojok

Sisi Gelap Dunia Kerja Jepang: Memahami Karoushi dan Burakku Kigyou

2 Desember 2022
3 Rekomendasi Manga JUMP yang Wajib Diikuti Tahun Depan

3 Rekomendasi Manga JUMP yang Wajib Diikuti Tahun Depan

30 Desember 2021
Lansia di Jepang dan Korea Justru Bekerja untuk Nikmati Masa Tua terminal mojok.co

Lansia di Jepang dan Korea Justru Bekerja untuk Nikmati Masa Tua

28 Januari 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
Jalan Panggung, Sisi Lain Surabaya yang Tidak Pernah Saya Duga Mojok.co

Jalan Panggung, Sisi Lain Surabaya yang Tidak Pernah Saya Duga

9 Desember 2025
3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025
Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025
motor Honda Stylo 160: Motor Matik Baru dari Honda tapi Sudah Disinisin karena Pakai Rangka eSAF, Bagusan Honda Giorno ISS Honda motor honda spacy

Honda Stylo: Rangkanya Dibilang “Bom Waktu”, tapi kok Masih Laris?

9 Desember 2025
Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran Mojok.co

Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran

12 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah
  • Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur
  • Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua
  • Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban
  • Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri
  • Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.