Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Kuliah Online Bikin Mahasiswa Jadi Banyak Pengeluaran (Sekaligus Keenakan)

Akbar Malik Adi Nugraha oleh Akbar Malik Adi Nugraha
6 Mei 2020
A A
karya fiksi UT kuliah ekonomi kuliah sastra kuliah online mahasiswa s-1 dan s-2 Sebagai Penulis, Saya Sering Disangka Romantis dan Bisa Menjadi Sekretaris kuliah online

kuliah ekonomi kuliah sastra kuliah online mahasiswa s-1 dan s-2 Sebagai Penulis, Saya Sering Disangka Romantis dan Bisa Menjadi Sekretaris kuliah online

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa hari yang lalu saya membaca tulisannya Pak Rohmatul Izad, beliau bercerita tentang ketidaknyamanan hatinya terus mendapat gaji padahal merasa tidak bekerja maksimal sebagai dosen. Kalau begitu, boleh, Pak, gajinya disumbangkan untuk mahasiswa yang kesulitan beli kuota internet hehehe.

Saya mahasiswa semester empat, berkuliah di Universitas Diponegoro. Saya merasa bahwa kuliah online yang akan memasuki bulan kedua ini sangat menjemukan. Selain karena saya termasuk mahasiswa yang rajin, senang belajar dan mengikuti kegiatan kemahasiswaan di kampus (sok-sok-an doang sih), dampak-dampak yang dihasilkan dari kuliah online justru membuat saya malas kuliah.

Pertama dan yang paling utama adalah perihal kuota internet. Penggunaan platform media pembelajaran online seperti Microsoft Teams, Zoom, dan lain sebagainya membuat kuota cukup terkuras. Saya pakai provider “ekstra besar”, paket yang harusnya untuk satu bulan, sebesar sebelas giga dan seharga 65 ribu habis dalam waktu sepekan. Kalau dikalkulasikan, 65 ribu dikali 4 sama dengan 260 ribu. Dalam satu bulan, saya bisa menghabiskan 260 ribu hanya untuk membeli paket internet.

Apabila perkuliahan berjalan secara normal, 260 ribu itu bisa dipakai untuk makan selama satu minggu. Bisa dikatakan, dengan kuliah online, uang untuk membeli paket internet lebih besar dibanding uang untuk makan. Masa kuliah online seperti sekarang paket internet itu sendiri sudah seperti makan.

Saya bingung apabila keadaan ini terus berlangsung dalam waktu yang lama. Kalau terus-menerus harus membeli paket internet, bisa bangkrut. Malah bisa-bisa untuk bayar UKT dialihkan sementara untuk membeli paket internet. Hal ini harus dipikirkan dengan baik oleh bapak-ibu dosen, terlebih yang punya jabatan tinggi di kampus, agar bisa membuat kebijakan untuk menekan pengeluaran mahasiswa di masa kuliah online.

Saran saya, kepada bapak-ibu dosen, jangan terlalu sering pakai platform media yang menggunakan tampilan video, akan menguras banyak kuota. Kalaupun harus, waktunya dibatasi. Diskusi atau penyampaian materi bisa hanya disampaikan melalui fitur audio, tanpa visual.

Sementara kepada bapak-ibu dosen pemangku jabatan di kampus, tolong beri kebijakan seadil mungkin kepada seluruh mahasiswa kalau ada pemberian kuota internet gratis. Karena yang merasakan getirnya Covid-19 bukan hanya sebagian mahasiswa, melainkan seluruhnya. Semua merasakan kepahitan harus rajin membeli paket internet. Apabila bisa disalurkan kuota internet gratis kepada seluruh mahasiswa, ya silakan dilakukan, itulah harapan kami.

Urusan uang dan paket internet baru keluhan pertama dari adanya kuliah online.

Baca Juga:

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Kedua, kualitas perkuliahan. Tidak bisa dinafikkan, bahwa perkuliahan secara online tidak dapat menggantikan kualitas perkuliahan secara tatap muka. Rasanya jauh berbeda. Coba bandingkan pacaran jarak jauh yang tiap hari modal video call dengan yang bisa ketemu dan jalan-jalan. Itulah rasanya, benar-benar berbeda.

Dengan kuliah online, mungkin karena sayanya yang malas sih, kuliah jadi nggak ngerti-ngerti amat. Teman-teman yang sedang presentasi saya tidak indahkan. Diskusi pun saya enggan. Bawaannya cukup hadir dalam kelas online, selanjutnya mau memerhatikan atau memilih tidur terserah saya.

Ketiga, memungkinkan kecurangan, kelalaian, dan segala bentuk ketidakjujuran dan kemalasan. Seperti misal ketika ada kuis atau tes, ya mahasiswa bisa dengan mudah saling chatting di grup WhatsApp untuk berbagi jawaban. Atau mencari jawaban ke internet. Dan itu sebenarnya satu-satunya hal yang nikmat dari kuliah online, silaturahmi kita sesama mahasiswa lebih terjaga.

Funfact-nya dari kuliah online adalah mahasiswa atau dosen bisa lebih mudah meninggalkan kelas. Dosen bisa sekadar memberikan materi ajar, seperti bahan bacaan atau file powerpoint. Mahasiswa bisa sekadar isi presensi, kemudian lanjut tidur (nikmatnyaaa~).

Seperti semua hal dalam hidup, kuliah online ya ada positf dan negatifnya, ada enak dan ada nggak enaknya. Mungkin dalam keadaan seperti ini, kami mahasiswa harus fokus pada hal yang enaknya saja dulu, sebelum nanti sambat lagi kalau misal kuliah sudah berjalan seperti biasa. Kapan lagi bisa memperpanjang durasi tidur? Hehehe. Sudahlah, tidak perlu spaneng-spaneng. Kita hanya bisa berharap baik semoga besok keadaan sudah lebih baik. Eaaa.

BACA JUGA Saya Dosen, Kuliah Online Bikin Saya Ngerasa Jadi Pengangguran yang Digaji atau tulisan Akbar Malik Adi Nugraha lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 6 Mei 2020 oleh

Tags: Dosenkuliah onlineMahasiswa
Akbar Malik Adi Nugraha

Akbar Malik Adi Nugraha

Mahasiswa Universitas Diponegoro

ArtikelTerkait

Skripsi Molor Bukan Sepenuhnya Salah Mahasiswa, Dosen Juga Terlibat kesalahan dosen terminal mojok.co

Derasnya Polemik Jual Beli Skripsi yang Awet Terus, Payung Hukum ke Mana?

28 Oktober 2019
Risiko Kuliah di International Women University Bandung: Dibikin Minder sampai Dikira Transgender

Risiko Kuliah di International Women University Bandung: Dibikin Minder sampai Dikira Transgender

29 Februari 2024
agen perubahan

Mahasiswa Bukan Agen Perubahan Tapi Agen Perebahan dan Perghibahan Dosen

9 Maret 2020
pajak pendidikan SPT Tahunan PPH orang Pribadi perpajakan Orang Pribadi influencer pajak npwp mojok.co

Skill yang Harus Kamu Miliki sebagai Staff dan Mahasiswa Perpajakan

6 Agustus 2020
Wahai Bapak Ibu Dosen, Kenapa Sering Sekali Mengganti Jam Kuliah Online Sih? terminal mojok.co

Wahai Bapak Ibu Dosen, Kenapa Sering Sekali Mengganti Jam Kuliah Online Sih?

12 Januari 2021
5 Tempat di Malang yang Bikin Mahasiswa Alumni Bernostalgia Terminal Mojok

5 Tempat di Malang yang Bikin Mahasiswa Alumni Bernostalgia

7 Agustus 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.