Kuliah Itu Tanggung Jawabmu, Bukan Temanmu!

Saya Lulus Kuliah Lama Gara-gara Kecewa dengan Sosok Si Doel terminal mojok.co

Saya Lulus Kuliah Lama Gara-gara Kecewa dengan Sosok Si Doel terminal mojok.co

 “Aku bolak-balik nggak kuliah online”

“Loh, la nyapo?”

“La aku ‘gak ruh gek cah-cah ra gelem ngomongi lo”

“Heeeeee???”

Begitulah percakapan saya dengan mas-mas mahasiswa yang tak lain teman saya sendiri. Semua berawal dari saya yang menanyakan bagaimana perkuliahannya selama pandemi. Eh ternyata dia malah menjawab seperti itu.

Dia menjawab kalau selama kuliah online alias daring ini sering tidak masuk karena jarang dikasih tahu oleh teman-temannya.

Hmmm.

Saya diam sebentar mendengar jawaban yang dia lontarkan. Lho la memang yang kuliah itu siapa? Teman sampeyan atau sampeyan, batin saya. Heran sebenarnya, kok ada ya orang begini. Kuliahmu ra kuliah ya urusanmu to yo. Hiks,

Bicara soal perkuliahan biasanya memiliki jadwal tersendiri dan hal ini bisa mahasiswa catat, baik secara tertulis atau di smartphone. Kalaupun ada pergantian jam kuliah biasanya juga diumumkan melalui grup WhatsApp atau melalui ketua kelas. Jadi tidak ada alasan lagi bagi mahasiswa untuk bilang tidak tahu, kecuali emang nggak mencari tahu.

Kalaupun benar-benar tidak tahu ya seharusnya bisa berpikir dan inisiatif untuk bertanya, baik pada dosen atau mahasiswa yang tak lain temannya sendiri. Ya kalau memang mahasiswa ini sungguh-sungguh.

Pada umumnya setiap mahasiswa akan sadar diri dan bertanggung jawab atas diri mereka sendiri seperti tahu jadwalnya apa, gedungnya di mana, dan dosennya siapa. Namun, tak jarang juga ada mahasiswa yang sama sekali tidak tahu mengenai jadwal kuliahnya apa. Boro-boro materi kuliah, lah wong nama dosen aja kadang nggak tahu. Ampyun dahhh!!

Di kelas saya hal ini tidak akan terjadi karena di kelas saya ada satu pahlawan pengingat alias teman saya yang senantiasa mengingatkan kami sekelas baik tugas maupun pengumuman penting lainnya. Hal ini pun disampaikan secara jelas dan rinci. Misalkan jadwal kuliah berarti mulai nama mata kuliah, dosen pengampu, sampai gedung dan tugas yang diberikan. Benar-benar the best lah kawan saya ini. Kalian bisa contoh dia, atau lebih bagus kalau jadi orang kayak dia.

Akan tetapi, yang namanya manusia ya wajar kalau lupa. Pernah suatu hari teman saya yang pahlawan pengingat ini lupa kalau ada kuliah dan ada tugas, tapi dia lupa tidak memberitahukan ke teman-teman. Alhasil beberapa teman saya ada yang tidak tahu.

Hal semacam ini sebenarnya tidak bisa menyalahkan sepenuhnya kepada si pahlawan pengingat, tapi ya kembali ke pribadi mahasiswa itu sendiri. Kuliah itu yang tanggung jawab diri sendiri, bukan orang lain. Mau masuk kuliah, mau bolos, mau nggak ngerjain tugas ya harus menanggung semua risikonya.

Hal ini pun sama dengan percakapan saya dengan teman saya di awal yang seakan menyalahkan “cah-cah” karena tidak memberitahunya kalau ada kuliah.

“La apa setiap kuliah harus ditelpon dulu?”

“La apa harus ngasih tahu semua tugasnya apa, kuliah jam berapa, dan selalu mengingatkan setiap waktu?”

“Loh, memangnya sampeyan siapa?”

Sekali lagi yang namanya kuliah itu ya tanggung jawab diri sendiri. Biasakan untuk tidak bergantung pada orang lain. Apalagi soal masuk tidaknya perkuliahan. Kalau tidak tahu ya bertanya. Bukan kok menyalahkan orang lain. Situ manusia apa remukan peyek sih?

Seharusnya sampeyan itu sadar kalau kuliah itu tanggung jawab sampeyan. Kapan masuknya, tugasnya apa ya mestinya tahu. Bukan kok melempar tanggung jawab ke orang lain. Apalagi berharap diingetin terus sama temen-temen.

Tolonglah, jangan bermental layaknya korban. Seakan-akan ngerasa kalau teman-teman yang lain tidak ngasih tahu trus sampeyan biar ketinggalan mata kuliah gitu?

Mbok yua mikir kalau teman-teman juga nggak ngurusin kuliah saja. Teman-teman yang lain juga sama sibuknya. Jangan merasa jadi orang penting apalagi berharap kalau teman-teman akan selalu mengingatkan sampeyan. Ingat, sampeyan bukanlah pusat tata surya.

Hal yang tak kalah penting juga menyadari kalau kuliah itu keputusan sampeyan, pilihan sampeyan jadi sudah sepatutnya untuk dikerjakan dan bertanggung jawab dengan keputusan tersebut.

Intinya dari tulisan ini adalah mbok ya inisiatif untuk bertanya jika tidak tahu, jangan berharap kepada teman secara berlebihan dan jangan menggantungkan diri kita kepada orang lain.

Untuk Masnya yang dibicarain di sini, semoga sadar. Bagi kalian yang ngerasa punya sikap kek Masnya, semoga cepet tobat.

BACA JUGA Percayalah, Kami Para Introvert Juga Ingin Berteman.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Exit mobile version