Daftar Isi
Tanggungan angsuran dengan bunga yang tinggi
Prinsip kredit itu begini, makin kecil Down Payment (DP) dan lama tenor, maka makin besar bunga angsurannya. Saya ambil contoh kasus pembelian motor Beat Deluxe keluaran terbaru. Ketika dibeli tunai, harganya sekitar Rp18 juta tapi saat dibeli secara kredit harganya bisa jauh lebih tinggi ketika nominal angsuran diakumulasikan. Simulasinya begini, dari harga motor beat Rp18 juta, ada konsumen DP Rp1,5 juta, setelah itu pihak dealer umumnya akan menawarkan tenor antara 11 bulan sampai 35 bulan. Bunga kredit motor biasanya dipatok antara 1,5 persen–4 persen per bulan. Makin sedikit DP-nya dan lama tenornya, maka makin tinggi bunganya.
Apabila konsumen memilih tenor 11 bulan, maka perhitungan bunganya adalah Rp16,5 juta (harga pokok dikurangi DP) dikalikan dengan 1,5 persen, hasilnya Rp247,5 ribu/bulan. Kemudian bunga per bulan Rp247,5 ribu dikalikan 11, hasilnya Rp2,7 juta untuk total bunga yang harus dibayarkan. Jadi, jumlah angsurannya adalah Rp16,5 juta ditambah Rp2,7 juta hasilnya Rp19,2 juta selama 11 bulan. Kalau dibagi per bulan, konsumen membayar sekitar Rp1,7 juta.
“Wah selisih sedikit yah,” mungkin kalian akan berkata demikian, Eiits, tunggu dulu, di awal konsumen sudah mengeluarkan DP sebesar Rp1,5 juta. Artinya total uang yang dikeluarkan konsumen adalah DP Rp1,5 juta ditambahkan Rp19,2 juta, totalnya Rp20,7 juta.
“Ah nggak apa-apa lah, cuma menambah sekitar Rp2 jutaan,” mungkin kalian akan berpikir demikian. Memang hanya menambah Rp2 juta, tapi kalian harus mau menanggung angsuran yang menyentuh lebih dari separuh UMR Jogja. Biasanya, konsumen diajak untuk memilih tenor yang lebih lama. Yah tinggal dihitung sendiri penggelembungan harganya sesuai simulasi yang saya berikan di atas. Saya jamin, kalau ambil tenor 35 bulan, total angsurannya bisa dua kali lipat dari harga pokok motornya.
Terjadi penyusutan nilai kendaraan selama melunasi kredit motor
Motor adalah salah satu komoditas yang nilainya sangat cepat menyusut. Misal, harga beli Rp18 juta untuk motor baru ketika dijual kembali setahun kemudian, harganya mungkin sudah turun sekitar Rp16 juta. Pada Januari lalu, ketika mencarikan motor untuk adik saya, saya menemukan motor beat bekas tipe deluxe dengan harga Rp15 juta. Motor itu digunakan selama 1 tahun lebih dengan harga beli sebelumnya Rp18,6 jutaan.
Nah, kalau motor ini dibeli secara kredit, artinya konsumen membayar barang yang nilainya tiap tahun menyusut. Beda cerita kalau beli properti secara kredit yang nilainya justru naik tiap tahun. Menilik kembali simulasi yang saya jelaskan sebelumnya, berarti ketika konsumen telah selesai membayar total angsurannya Rp20,7 juta dan ingin menjualnya lagi, dia hanya akan mendapat harga sekitar Rp16 juta.
Biaya perawatan motor
Namanya motor, tentu butuh biaya perawatan berkala, baik itu servis atau pernak-pernik pendukung lainnya. Persoalannya, konsumen mengeluarkan biaya perawatan untuk barang yang belum sepenuhnya jadi milik mereka. Banyak konsumen yang tidak sadar kalau skema kredit itu membuat motor tidak 100 persen milik mereka. Motor sebatas hak guna pakai saja karena BPKB masih berada di tangan leasing selaku pihak yang menjamin status kredit konsumen. Sedih rasanya merawat barang yang belum sepenuhnya menjadi milik kita.
Sudah dirawat baik-baik dengan biaya nggak sedikit, eh pas gagal bayar angsuran motor langsung ditarik. Rasanya pasti gelo sekali. Ada kasus di mana konsumen harus rela oper kredit ketika tidak mampu melanjutkan angsuran.
Selain ketiga hal di atas, konsumen juga dibayangi dengan catatan kredit ketika gagal membayar angsuran. Dalam kredit skoring, kegagalan konsumen mengangsur motor akan dicatat. Catatan itu akan menjadi bahan pertimbangan bagi pihak leasing atau lembaga keuangan ketika si konsumen ini mengajukan kredit kembali.
Terlepas dari penolakan saya terhadap skema kredit, saya mengakui, kredit memang menawarkan keuntungan menarik. Kredit memungkinkan ada ketersediaan komoditas yang dibutuhkan oleh konsumen secara cepat. Kalian butuh motor? Cukup dengan DP Rp500.000, sudah bisa bawa pulang motor untuk digunakan sebagai kebutuhan harian.
Akan tetapi, kembali lagi, kalau bisa tunai, kenapa harus kredit? Menabung terlebih dahulu kan bisa, harga motor baru di pasaran juga cenderung stabil. Kalau memang butuh sekadar untuk moda transportasi, toh motor bekas di harga Rp10 jutaan juga masih bagus-bagus kok.
Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Kenia Intan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.