Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

KPU RI Nggak Salah soal Pilkada, Pemerintah Aja yang Hilang Arah

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
4 Desember 2020
A A
KPU RI Nggak Salah soal Pilkada, Pemerintah Aja yang Hilang Arah terminal mojok.co

KPU RI Nggak Salah soal Pilkada, Pemerintah Aja yang Hilang Arah terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

KPU RI bikin twit yang berisi informasi bahwa pasien Covid-19 masih bisa menggunakan hak pilihnya pada Pilkada 9 Desember 2020 nanti. Petugas akan mendatangi ruang isolasi dengan menggunakan APD. Katanya sih, setiap suara sangat berarti, makanya mereka bikin terobosan ini.

Jangan sampai kalian bilang ini nggak etis ya, ngawur kalian. Pemerintah itu memikirkan rakyat, makanya suara kalian benar-benar diperhatikan waktu coblosan ini. Suara yang saya maksud adalah partisipasi kalian pada waktu pemilihan, kalau kritikan, itu baru bukan suara rakyat. Apalagi demo, cuma bikin macet doang. Kalian nggak peka sama perasaan halte yang terbakar apa?

KPU RI ini benar-benar peduli sama kita. Pasien Covid-19 yang sedih bisa jadi terhibur ketika petugas KPU datang. Siapa tahu bisa jadi temen ngobrol. Mungkin juga terhibur dengan betapa absurdnya langkah mereka dalam memperjuangkan suara. Mana ada negara yang kayak gini, negara lain mah batalin pilkada demi menjaga diri dari penyebaran virus. Ingat kata-kata Stalin ya, “The death of one man is a tragedy, the death of millions is a statistic.” makanya pilkada jalan.

Kalau bilang KPU RI nggak peka, kok kayaknya nggak juga ya. Ya kalau pasien yang ribuan banyaknya itu nggak nyoblos, kok kasihan sama para kontestan pilkada itu. Kita ini kan nggak lebih dari kepala-kepala yang diharapkan bisa mengembalikan modal yang dikeluarkan dalam kampanye, jadi yang dilakukan KPU RI itu win-win solution. Kans uang modal kembali tetap ada, suara kita tetap tersalurkan. Begitu kan mainnya?

Lho, jangan kaget kalau kita dianggap tak lebih dari itu. Para caleg, cabup, atau cagub yang terpilih belum tentu menyalurkan aspirasi rakyat yang mencoblos. Perkara investor dan korporat suaranya lebih didengar, itu salahmu kenapa jadi orang kok miskin. Kalau mau didengar (atau merasa didengar), mention Pak Ganjar coba.

Jadi kita harus memaklumi kalau KPU RI mau bersusah payah memakai APD untuk memastikan hak pilih pasien Covid-19 itu dipenuhi. Sebab, pilkada ini adalah hal yang esensial bagi negara. Dinasti politik harus tetap dijaga, perputaran uang harus tetap lancar, dan tentu saja ada anggaran yang harus dihabiskan.

Kalau kalian pikir ini langkah yang tidak tepat dan menyalahi protokol kesehatan (protokol rumah sakit, medis, yang beneran, bukan kampanye nggak jelas dari pemerintah), ya memang. Dapet ilham dari mana petugas non medis masuk ruang isolasi buat kepentingan yang nggak penting-penting amat? Kesembuhan pasien yang utama, bukan hal beginian.

Eh, maaf, lupa, suara kan penting ya, demi modal yang dikeluarkan nggak terbuang percuma. Modal kampanye maksudnya.

Baca Juga:

Depok Jawa Barat Lebih Terkenal daripada Daerah Bernama Depok Lain karena Hal-Hal Ajaibnya

Sultan Minta Atraksi Malioboro Dihentikan Demi Cegah Kerumunan di Tengah Lonjakan Covid-19

Dari awal, penanganan Covid-19 memang nggak maksimal—kalau tak mau dibilang ampas—dan kesehatan rakyat bukanlah prioritas utama. Coba, narasi pemerintah kan ngomongin ekonomi, ekonomi, dan ekonomi. Ya memang ekonomi penting, tolol kali saya anggap itu nggak penting, tapi narasi pemerintah kan mau jalanin ekonomi dengan kontrol kesehatan yang ketat, nyatanya ya nggak. Begitu ada kenaikan kasus, yang disalahin rakyat. Mana pakai ngurangin hari libur biar kasus nggak naik lagi, ilham dari mana coba?

Jadi kalau kita mau maki KPU RI, ya percuma. Langkah mereka sudah benar, kalau memang sudah kacau, bertindak waras jadi kelihatan goblok. Nanti dicap SJW kiri, terus nanti dicari-cari kesalahannya, bikin tulisan, upload di blog.

Eh, kayak siapa gitu ya.

KPU Cuma jalanin apa yang mereka pikir bener. Kalau emang itu salah, ya memang semuanya ini udah salah dari awal. Mau benerin kek apa pun, ya jadinya remuk. Lagian jangan kaget kalau ada ide goblok datengin petugas ke ruang isolasi, wong kerumunan nikahan aja pemerintah malah ngasih masker gratisan dalam jumlah banyak. Makanya, kerja, kerja, kerja. Punya privilege, biar hidup enak. Apa jadi influencer gitu lah, entar diajak liburan gratis sama pemerintah, pura-puranya simulasi.

Angka kasus per hari sudah menembus delapan ribu, bisnis-bisnis makin hancur, pun kejelasan rakyat mendapat akses kesehatan yang murah menyangkut Covid-19 pun belum ada. SUdah nggak perlu marah-marah, mereka hanya menjalankan tugas. Tekanan mereka juga besar, kasihan sama yang udah abis modal gede kampanye lho. Dinasti politik yang ada nanti nggak lagi kokoh, kasihan.

Ayo ikut pilkada, kan belum mati.

BACA JUGA Relasi Bunyi, Sebuah Usaha Merawat Interaksi Seni di Yogyakarta dan artikel Rizky Prasetya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 3 Desember 2020 oleh

Tags: covid-19Pilkada 2020
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Founder Kelas Menulis Bahagia. Penulis di Como Indonesia.

ArtikelTerkait

suasana kuliah kerja nyata kkn offline uns 2020 wabah corona mojok.co

Bagaimana KKN Mahasiswa UNS Tetap Offline di Masa Pandemi

8 September 2020
Jadi Fans JRX yang Percaya Covid-19 Lebih Mudah Daripada Jadi Fans Jokowi terminal mojok

Jadi Fans JRX yang Percaya Covid-19 Lebih Mudah Daripada Jadi Fans Jokowi

28 Juni 2021
irasional wabah covid-19 Kenapa Sih Pemerintah Hobi Pakai Istilah Njelimet Buat Komunikasi sama Rakyat?

Pemerintah Kita pada Dasarnya Irasional, Kita Aja yang Bodoh, Capek-capek Menuntut Mereka agar Rasional

18 Mei 2020
larangan mudik tapi tempat wisata buka mojok

Logika Ajaib Pemerintah: Mengeluarkan Larangan Mudik, tapi Tempat Wisata Tetap Buka

26 April 2021
laporcovid-19 vaksinasi covid-19 vaksin nusantara indonesia lepas pandemi ppkm vaksin covid-19 corona obat vaksin covid-19 rapid test swab test covid-19 pandemi corona MOJOK.CO

Vaksin Covid-19 Butuh Waktu Lama untuk Dibuat: Penjelasan Sederhana

21 Juli 2020
kesalahan memakai masker mojok.co Bertemu Penjual Masker di Apotek yang Agak Ceroboh

5 Kesalahan Memakai Masker Kain yang Pasti Pernah Kamu Lakukan

9 September 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.